You are currently viewing Beban Mental adalah Tantangan Tak Kasat Mata yang Perlu Diakui dan Diatasi

Beban Mental adalah Tantangan Tak Kasat Mata yang Perlu Diakui dan Diatasi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa lelah meski secara fisik tidak banyak bergerak.  Ada kelelahan lain yang bekerja diam-diam di balik rutinitas dan peran yang kita jalani. Itu adalah yang disebut beban mental.Beban ini kerap tersembunyi, tetapi berdampak nyata pada kesehatan dan kualitas hidup.

Beban Mental adalah Tekanan dari Banyak Hal

Istilah beban mental sekarang semakin sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama saat membahas keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Namun, apa sebenarnya beban mental itu?

Beban mental adalah tekanan emosional dan mental yang muncul dari berbagai tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Healthline menyebutkan ini mencakup tugas-tugas yang sering kali tidak terlihat. Seperti, mengatur jadwal keluarga, mengingat ulang tahun teman, menyelesaikan pekerjaan kantor, hingga merasa harus “selalu kuat” di hadapan orang lain. 

Beban ini cenderung menumpuk dalam pikiran, menyebabkan kelelahan kronis meski fisik tampak baik-baik saja.Beban mental tidak hanya dialami oleh mereka yang memiliki tanggung jawab besar. Siapa pun yang merasa harus terus berpikir dan mengurus banyak hal tanpa henti dapat beban mental. 

Jika berlangsung terus-menerus, beban ini dapat menguras emosi dan memicu rasa kewalahan, kecemasan, atau frustrasi. Terutama, bila tanggung jawab tersebut tidak dibagi secara adil atau tidak mendapat pengakuan. 

Dalam jangka panjang, beban mental yang berat bisa berdampak serius—mulai dari kelelahan kronis, menurunnya produktivitas, hingga merenggangkan hubungan personal. Memahami beban mental adalah langkah awal untuk mulai merawat kesehatan mental dengan lebih sadar.

5 Tipe Beban Mental

beban mental adalah 2

Beban mental tidak selalu muncul dalam bentuk yang sama. Ada beberapa bentuk beban mental yang umum dialami, tergantung dari konteks dan tanggung jawab masing-masing orang.

Berikut ini lima jenis beban mental yang paling sering muncul:

1. Beban kognitif

Merujuk pada usaha mental yang diperlukan untuk memproses informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Beban ini umum terjadi dalam lingkungan kerja bertekanan tinggi atau situasi akademis yang menuntut konsentrasi dan ketepatan berpikir.

2. Beban emosional

Melibatkan usaha dalam mengelola emosi pribadi sekaligus memahami dan merespons emosi orang lain. Jenis beban ini sering muncul dalam peran sebagai pengasuh, pendidik, atau pekerja layanan yang dituntut untuk tetap tenang dan empatik di tengah tekanan.

3. Beban mental rumah tangga

Mengacu pada pekerjaan tidak terlihat yang diperlukan untuk mengelola rumah tangga, seperti merencanakan menu harian, menyusun jadwal keluarga, hingga mengingat kebutuhan sehari-hari—meskipun ada bantuan dalam pelaksanaan tugas fisiknya.

4. Beban mental di tempat kerja

Mencakup multitasking, mengatur tenggat waktu, serta menghadapi dinamika dan ekspektasi di lingkungan kerja. Beban ini sering terasa lebih berat ketika tidak ada dukungan emosional atau pengakuan yang memadai dari rekan kerja maupun atasan.

5, Beban mental sosial

 Berwujud tekanan untuk menjaga relasi sosial, mengingat hari-hari penting seperti ulang tahun, serta memberikan dukungan emosional kepada orang-orang terdekat. Meskipun tampak sederhana, beban ini bisa menguras energi jika tidak disadari dan dikelola dengan baik.

Penyebab Beban Mental

Setiap orang memiliki pemicu beban mental yang berbeda-beda, tergantung dari latar belakang, situasi, dan karakter masing-masing. Namun, ada pola umum yang bisa menjadi penyebab utama.

Lima penyebab beban mental yang umum antara lain:

1. Pembagian tugas yang tidak adil

Ketika satu orang harus menanggung lebih banyak tanggung jawab, terutama dalam rumah tangga.

2. Perfeksionisme

Keinginan untuk selalu tampil sempurna dapat membuat seseorang terlalu keras terhadap diri sendiri.

3. Kurangnya komunikasi

Tidak menyampaikan kebutuhan atau perasaan bisa menimbulkan akumulasi tekanan batin.

4. Lingkungan kerja yang toxic

Beban mental dapat meningkat drastis di tempat kerja yang penuh tuntutan namun minim dukungan.

5. Tidak adanya waktu untuk diri sendiri 

Ketika semua energi habis untuk orang lain tanpa jeda untuk refleksi atau istirahat.

Cara Menghadapi Beban Mental

Menghadapi beban mental bukan berarti harus menghilangkannya secara instan, melainkan belajar mengenali dan mengelolanya dengan lebih sehat.

Lima cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi beban mental:

1. Membagi tanggung jawab: Belajar meminta bantuan dan berbagi tugas, terutama dalam rumah tangga atau pekerjaan.

2. Mencatat dan mengatur prioritas: Menuliskan apa yang harus dilakukan dapat membantu menyusun pikiran dan mengurangi tekanan.

3. Melatih kesadaran diri (mindfulness): Praktik mindfulness membantu mengenali beban tanpa terjebak di dalamnya.

4. Bicara dengan orang terpercaya: Curhat atau berkonsultasi dengan ahli bisa sangat membantu meringankan beban.

5. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Aktivitas seperti berjalan santai, bermeditasi, atau mengikuti sesi wellness dapat menyegarkan pikiran.

Menghadapi beban mental tidak harus dijalani sendirian. Di JIVARAGA, Anda dapat menemukan berbagai sesi yang dirancang untuk membantu melepaskan tekanan emosional dan mengembangkan kesadaran diri. Anda akan dipandu untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan mengelola pikiran secara sehat.

Dengan mengikuti sesi-sesi di JIVARAGA, Anda bisa mulai menyusun kembali ruang dalam diri yang sempat sesak oleh beban tak kasat mata. Perlahan, ketenangan akan tumbuh, dan Anda akan lebih siap menghadapi kehidupan dengan pikiran jernih dan hati yang ringan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi wellness di JIVARAGA klik:

https://jivaraga.com/

Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

(Foto: Freepik, Pexels)

Leave a Reply