Istilah cortisol face adalah sebutan yang belakangan populer di media sosial seperti TikTok. Pada tren ini, seseorang membagikan foto sebelum dan sesudah yang menunjukkan perubahan wajah setelah stres berkurang. Pasalnya, cortisol face adalah anggapan bahwa wajah yang membulat atau tampak penuh merupakan efek dari stres berat.
Meski terdengar masuk akal, benarkah stres benar-benar bisa mengubah bentuk wajah? Faktanya, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi perubahan wajah dan stres bukanlah satu-satunya penyebab.
Cortisol Face adalah Gambaran Kondisi Stres Berat
Cortisol face adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi wajah yang terlihat lebih bulat dari biasanya dan sering dikaitkan dengan kadar hormon kortisol yang tinggi. Verywell Mind menyebutkan bahwa meskipun cortisol face bukan merupakan diagnosis medis resmi, istilah ini digunakan untuk menggambarkan gejala nyata berupa pembengkakan wajah yang mungkin berkaitan dengan stres kronis dan tingginya kadar kortisol.
Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal dan berperan penting dalam mengatur respons tubuh terhadap stres. Jika stres berlangsung terus-menerus, kadar kortisol bisa tetap tinggi. Hal ini berkontribusi pada berbagai gejala fisik seperti kenaikan berat badan, jerawat, hingga wajah yang tampak bengkak—terutama di area pipi, rahang, dan bawah mata.
Dalam dunia medis, ada juga kondisi yang dikenal dengan “moon face” dan terkait dengan sindrom Cushing. Sindrom ini juga melibatkan kelebihan hormon kortisol yang kronis dan dapat menimbulkan gejala serupa, yaitu wajah membulat akibat penumpukan lemak di area wajah.
Secara umum, fluktuasi kortisol akibat stres harian belum tentu menyebabkan perubahan signifikan pada bentuk wajah. Moon face sejati lebih sering muncul akibat penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang atau kelainan hormonal. Bukan semata-mata karena stres sehari-hari.
5 Efek Negatif Kadar Kortisol Tinggi pada Wajah

Ketika kadar kortisol terus-menerus tinggi, dampaknya tak hanya terasa pada emosi dan kesehatan fisik, tetapi juga terlihat langsung pada wajah. Berikut lima efek negatif kadar kortisol tinggi pada wajah yang perlu diwaspadai:
1. Penumpukan lemak di wajah
Kortisol dapat meningkatkan distribusi lemak di tubuh, termasuk di area wajah. Hal ini membuat pipi dan rahang tampak lebih penuh atau membulat, menciptakan kesan wajah bengkak.
2. Peradangan kulit
Kadar kortisol tinggi dapat memicu peradangan yang memengaruhi keseimbangan kulit. Akibatnya, kulit jadi lebih rentan terhadap jerawat, kemerahan, dan iritasi.
3. Kulit menjadi sensitif
Ketika hormon tidak seimbang, kulit lebih mudah bereaksi terhadap faktor eksternal seperti cuaca, produk perawatan, atau polusi. Sensitivitas ini bisa menyebabkan rasa perih, gatal, atau munculnya ruam ringan.
4. Penipisan kulit
Kortisol memecah kolagen dan elastin, dua komponen penting yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Seiring waktu, ini membuat kulit tampak lebih tipis, lemah, dan mudah kendur.
5. Munculnya garis halus
Stres kronis ditambah kerusakan struktur kulit dapat mempercepat tanda-tanda penuaan. Garis halus dan kerutan pun mulai muncul lebih cepat, terutama di area mata dan mulut.
Cortisol Face adalah Disebabkan Gaya Hidup
Cortisol Face umumnya adalah karena faktor gaya hidup dan kondisi fisiologis yang meningkatkan kadar kortisol secara terus-menerus. Beberapa pemicu utamanya, adalah:
1. Stres kronis
Paparan stres dalam jangka panjang, baik yang bersumber dari pekerjaan, tekanan emosional, atau kurang tidur, adalah penyebab paling umum peningkatan kadar kortisol. Stres yang terus-menerus membuat kadar kortisol tetap tinggi dan terjadi pembengkakan wajah.
2. Kurang tidur
Tidur yang tidak cukup atau terganggu dapat memicu peningkatan produksi kortisol dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di wajah. Wajah jadi tampak lebih bengkak.
3. Pola makan dan kafein
Mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi gula, olahan, atau kafein dapat merangsang pelepasan kortisol dalam tubuh. Asupan berlebih ini memperburuk pembengkakan dan meningkatkan retensi cairan di area wajah.
4. Kurang olahraga
Aktivitas fisik yang teratur berfungsi untuk mengatur kadar kortisol dalam tubuh. Sebaliknya, gaya hidup yang kurang aktif dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, memicu efek stres, dan mempengaruhi penampilan wajah.
5. Kondisi medis yang lain
Dalam beberapa kasus, kondisi medis seperti gangguan pada kelenjar adrenal atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kortisol. Kondisi ini dapat memengaruhi penampilan wajah dan menyebabkan perubahan fisik yang lebih signifikan.
Bila Anda merasa mengalami beberapa gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk penanganan yang terbaik.
6 Cara Mengatasi Cortisol Face
Untuk mengatasi wajah berkortisol, ada beberapa langkah yang dapat membantu menurunkan kadar kortisol dan memperbaiki penampilan wajah. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi cortisol face:
1. Latihan relaksasi
Aktivitas seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga sangat efektif dalam menurunkan kadar kortisol. Latihan-latihan ini membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan memulihkan tubuh. Dengan begitu, membantu mengurangi pembengkakan pada wajah.
2. Tidur cukup
Tidur 7–9 jam per malam sangat penting untuk mengatur hormon tubuh secara optimal. Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol. Sementara, tidur yang cukup memungkinkan tubuh untuk memulihkan diri dan mengatur hormon dengan lebih efisien.
3. Olahraga teratur
Aktivitas fisik moderat seperti berjalan kaki dapat membantu menstabilkan kadar kortisol. Olahraga juga merangsang produksi endorfin. Hormon tersebut berfungsi mengurangi stres dan memperbaiki aliran darah. Sehingga, mengurangi pembengkakan wajah yang disebabkan oleh kortisol.
4. Pola makan seimbang
Hindari makanan olahan dan tinggi gula karena dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Sebaliknya, konsumsi makanan yang kaya magnesium, antioksidan, dan lemak sehat dapat membantu menurunkan peradangan dan mendukung keseimbangan hormon secara keseluruhan.
5. Kurangi kafein
Terlalu banyak kafein dapat merangsang pelepasan kortisol yang berlebihan. Ini dapat memperburuk kondisi wajah berkortisol. Mengurangi asupan kafein membantu mengendalikan tingkat stres dan menjaga tubuh dalam keadaan lebih rileks.
6. Cukupi cairan tubuh
Dehidrasi dapat memperparah stres fisik dan meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Pastikan untuk minum cukup air sepanjang hari untuk membantu menjaga keseimbangan hormon dan mencegah retensi cairan yang dapat memperburuk pembengkakan pada wajah.
Ingin Menurunkan Kortisol Secara Alami?
Cortisol face adalah istilah populer yang bisa menyesatkan jika tidak dilihat secara proporsional. Ingat, wajah bengkak bukan selalu tanda stres. Juga, tidak semua perubahan bentuk wajah berasal dari hormon.
Untuk membantu menurunkan kadar kortisol dan menghindari efeknya pada tubuh, termasuk kemungkinan cortisol face, Anda bisa mengikuti berbagai sesi relaksasi, mindfulness, dan yoga yang tersedia di JIVARAGA. Program-program ini dirancang untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuh yang membantu Anda kembali ke keseimbangan alami dengan pendekatan menyeluruh.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi wellness di JIVARAGA klik:
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik, Pexels)