Pernah merasa lelah secara emosional setelah berbicara dengan seseorang yang sedang stres atau sedih? Atau, suasana hati Anda berubah tanpa alasan jelas setelah berada di sekitar orang yang emosional? Bisa jadi Anda adalah seorang emotional sponge atau menyerap emosi orang seperti spons.
Sensitivitas karena emotional sponge adalah kekuatan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan kelelahan dan stres. Simak artikel berikut untuk mengenali dan melindungi diri dari dampak negatif emotional sponge.
Apa Itu Emotional Sponge?
Emotional sponge adalah istilah yang menggambarkan seseorang yang secara tidak sadar atau sadar menyerap dan merasakan emosi orang lain. Hal ini diibaratkan seperti spons yang menyerap air. Menurut Psychology Today, individu yang memiliki karakter ini cenderung memiliki kepekaan tinggi terhadap suasana hati, perasaan, dan energi orang lain di sekitarnya.
Orang-orang tersebut bisa dengan mudah merasakan kesedihan, stres, atau bahkan kegembiraan dari orang-orang di sekitar mereka, sering kali tanpa bisa mengontrolnya.Kondisi ini sering dialami oleh orang yang memiliki tingkat empati tinggi, terutama mereka yang tergolong sebagai highly sensitive person (HSP) atau orang yang sangat sensitif.
Emotional sponge juga dapat terjadi pada individu yang terbiasa mengasuh atau membantu orang lain, seperti terapis, konselor, atau tenaga medis. Hal ini terjadi karena mereka sering berhadapan dengan emosi yang intens dari klien atau pasien mereka.
Tanda-Tanda Anda adalah Emotional Sponge

Tidak semua orang menyadari bahwa mereka adalah seorang emotional sponge. Berikut beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa Anda termasuk dalam kategori ini:
1. Mudah terpengaruh emosi orang lain
Menurut Ineffable Living, suasana hati Anda dapat berubah dengan cepat berdasarkan emosi orang-orang yang berinteraksi dengan Anda.Anda merasa sedih setelah berbicara dengan seseorang yang sedang mengalami masalah. Padahal, sebelumnya, Anda sedang dalam suasana hati yang baik.
2. Cepat merasa lelah setelah berinteraksi dengan orang lain
Anda sering merasa terkuras, cemas, atau kewalahan di tempat ramai karena Anda menangkap emosi setiap orang di sekitar Anda. Setelah menghabiskan waktu dengan banyak orang, terutama mereka yang emosinya kuat, Anda merasa lelah dan butuh waktu untuk menyendiri.
3. Sulit membedakan emosi sendiri dan emosi orang lain
Anda merasa sulit untuk menetapkan batasan emosional. Sering kali memprioritaskan perasaan orang lain daripada sendiri dan berjuang untuk mengatakan tidak. Anda merasa marah, cemas, atau sedih tanpa alasan yang jelas. Kemudian, menyadari bahwa emosi tersebut berasal dari orang lain di sekitar Anda.
4. Cenderung menjadi tempat curhat
Anda memiliki kecenderungan untuk menangani masalah teman, keluarga, bahkan orang asing. Orang-orang sering datang kepada Anda untuk berbagi masalah mereka karena mereka merasa nyaman dan didengar. Pasalnya, Anda juga merasakan kebutuhan yang kuat untuk membantu atau memperbaiki masalah mereka.
5. Merasa bertanggung jawab untuk kebahagiaan orang lain
Anda merasa harus membantu atau menyelesaikan masalah orang lain agar mereka merasa lebih baik meskipun itu bukan tanggung jawab Anda. Anda ingin membuat orang lain bahagia atas kesejahteraan emosional mereka sekalipun perlu mengorbankan diri sendiri.
6. Sering sakit kepala
Anda mungkin juga seringmengalami gejala fisik, seperti sakit kepala, kelelahan, atau sakit perut. Terutama saja, saat Anda berada di sekitar emosi negatif atau situasi yang membuat stres.
Dampak Menjadi Emotional Sponge
Menjadi seorang emotional sponge bisa menjadi kekuatan sekaligus tantangan. Di satu sisi, Anda memiliki empati yang tinggi dan mampu memahami serta mendukung orang lain dengan baik. Namun, di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan:
- Kelelahan emosional: Merasa lelah atau terkuras setelah menyerap terlalu banyak emosi orang lain.
- Stres dan kecemasan berlebih: Mudah merasa cemas atau stres karena ikut merasakan masalah orang lain.
- Kesulitan membedakan emosi sendiri dan orang lain: Tidak bisa membedakan mana perasaan pribadi dan mana yang diserap dari lingkungan.
- Overwhelmed dalam interaksi sosial: Mudah merasa kewalahan saat berada di lingkungan dengan banyak energi emosional yang kuat.
- Sulit menetapkan batasan diri: Cenderung selalu ingin membantu atau menyelesaikan masalah orang lain tanpa mempertimbangkan kapasitas diri.
- Ketidakseimbangan energi: Terlalu banyak memberi tanpa menerima, yang berujung pada kelelahan mental dan emosional.
- Rentan mengalami burnout: Jika terus-menerus menyerap emosi negatif tanpa pelepasan yang sehat, bisa menyebabkan kelelahan berkepanjangan atau burnout.
Cara Mengelola dan Melindungi Diri
Jika Anda merasa terlalu sering menyerap emosi orang lain, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan emosional:
1. Sadari dan kenali pola Anda
Perhatikan bagaimana perasaan Anda berubah setelah berinteraksi dengan orang lain. Cobalah membedakan mana emosi Anda sendiri dan mana yang berasal dari orang lain. Menurut Anxiety Centre, mengenali pola emosi ini dapat membantu mengembangkan pendekatan yang lebih seimbang terhadap penyerapan emosi.
2. Tetapkan batasan yang sehat
Penting untuk dipahami bahwa menjadi empati tidak berarti menanggung beban emosi semua orang. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” dan beri izin diri jika Anda merasa terlalu lelah secara emosional. Praktik seperti mindfulness dan relaksasi mendalam dapat membantu dalam proses ini.
3. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Praktikkan self-care. Ambil jeda setelah berbicara dengan orang-orang yang emosinya kuat. Berjalan-jalan, bermeditasi, atau melakukan aktivitas yang menenangkan bisa membantu Anda menetralkan energi negatif.
4. Gunakan teknik proteksi energi
Beberapa orang menemukan bahwa teknik visualisasi, seperti membayangkan diri mereka dikelilingi cahaya pelindung, bisa membantu mengurangi penyerapan emosi orang lain.
5. Cari Dukungan
Berbicaralah dengan seseorang yang dapat memahami pengalaman Anda. Seperti, terapis atau konselor yang dapat memberikan wawasan dan strategi yang berharga untuk mengelola tantangan sebagai emotional sponge, Dukungan profesional dapat membantu mengembangkan batasan emosional dan mekanisme koping yang lebih sehat.
Menjadi seorang emotional sponge bisa menjadi anugerah sekaligus tantangan. Di satu sisi, Anda memiliki empati tinggi, di sisi lain rentan merasa lelah secara emosional karena terus menyerap energi dari lingkungan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan burnout.
JIVARAGA dapat menjadi tempat untuk membantu mengelola sensitivitas emosional melalui berbagai sesi wellness-nya, seperti mindfulness, yoga, dan sound healing. Dengan teknik yang tepat, Anda bisa belajar menetapkan batasan energi, melepaskan emosi yang bukan milik Anda, serta menjaga keseimbangan agar tetap hadir untuk orang lain tanpa kehilangan diri sendiri.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi wellness di JIVARAGA klik:
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik, Pexels)