Sebagai Certified Yoga Teacher, Adiyoga telah memiliki lebih dari 500 jam belajar yoga & meditasi dari guru-guru yoga & meditasi internasional. Melalui yoga, pria ini percaya bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda sesuai dengan cerita dalam kebutuhan tubuh masing-masing.
Dalam kelas yang ia pandu di Jivaraga, Adiyoga menawarkan pendekatan yang intuitif dan lembut, tanpa paksaan. Baginya, sangat penting untuk meraih keseimbangan ketika memilih yoga sebagai terapi holistik. Caranya, dengarkan dengan seksama semua bahasa yang diutarakan oleh setiap lapisan dalam tubuh. Ingat, bahasa yang diutarakan setiap tubuh manusia akan berbeda karena semua orang memiliki perjalanan yang berbeda.
Tak hanya itu saja, Adiyoga pun memfasilitasi berbagai jenis kelas mulai dari Vinyasa hingga Yin yoga, dari kelas untuk pemula hingga praktisi yoga berpengalaman.
More About Adiyoga
Sejauh apa ketertarikan Adiyoga dalam dunia Jiva dan Raga?
Saya adalah seseorang yang memandang yoga sebagai terapi holistik yang bisa digunakan untuk memperoleh kesehatan jiwa dan raga secara menyeluruh.
Beberapa tahun silam, saya didiagnosa dengan penyakit langka kronis, Cushing’s Disease yang dipicu oleh tumor otak. Keterikatan jiwa, raga, emosi, dan pikiran yang saya pelajari di yoga dan meditasi bertahun-tahun sebelumnya, menjadi salah satu modalitas terapi utama yang saya gunakan setiap hari, hingga sekarang.
Saat ini, saya memfokuskan energi pada perjalanan penyembuhan diri saya sendiri, sambil terus belajar dan berbagi pengetahuan kepada orang yang ingin mempelajari yoga dan meditasi sebagai terapi holistik.
Saya juga adalah seorang praktisi energy healing dan saat ini sedang mempelajari lebih dalam tentang Transformational Alchemy.
Bagaimana cara Anda memperbaharui diri setiap hari?
Yoga, Meditation, movement, connection, and learning new things.
Apa yang membuat Adiyoga berbeda?
Saya pernah tinggal di 13 rumah, enam kota, dan empat negara berbeda. Saya terbiasa untuk melakukan eksplorasi dan adaptasi terhadap setiap waktu dan ruang gerak saya. Itulah sebabnya, banyak “ruang” untuk eksplorasi di setiap kelas saya sebagai fasilitator dan juga dari sisi murid yang hadir. Sehingga tidak akan ada satu kelas yang sama dengan yang lainnya.