Musim liburan—seperti Natal dan Tahun Baru—sering identik dengan kebahagiaan, kehangatan, dan kebersamaan. Namun, tidak semua orang merasakan hal yang sama. Di tengah hiruk-piku perayaan, sebagian orang justru merasa momen ini terasa sepi dan hampa. Kondisi ini dikenal sebagai holiday loneliness dan sering terjadi pada mereka yang menjalani liburan tanpa keluarga, teman, atau komunitas pendukung.
Apa yang membuat liburan yang seharusnya membahagiankan berubah menjadi kesepian? Simak terus artikel ini untuk mengetahui tentang holiday loneliness dan cara menghadapinya dengan elegan.
Apa Itu Holiday Loneliness?
Membicarakan holiday loneliness tidak lepas dari definisi mengenai loneliness atau kesepian itu sendiri. Kesepian, sering digambarkan sebagai keadaan menyendiri atau sendirian. Namun, menurut Mind.org.uk dan Verywell Mind, sebenarnya, kesepiaan adalah konsep atau buah pikiran.
Kesepian adalah perasaan emosional ketika seseorang merasa terisolasi, tidak memiliki hubungan yang mendalam, atau merasa kurang terhubung. Kesepian bukan berarti terlihat sendiri. Ini adalah pengalaman subjektif yang sering kali muncul ketika kebutuhan akan interaksi sosial dan dukungan emosional tidak terpenuhi.
Sebaliknya, kesepian, menurut WebMD adalah konsep pribadi. Bukan hanya tentang jumlah teman atau kehadiran fisik orang lain, tapi lebih tentang kualitas hubungan dan rasa keterhubungan.
Ada orang yang merasa nyaman dan tidak kesepian meskipun menjalani waktu sendirian. Pasalnya, mereka memiliki koneksi emosional yang kuat dengan diri sendiri atau orang-orang terdekat. Sebaliknya, seseorang dapat merasa kesepian meski berada di tengah keramaian jika mereka tidak merasa dimengerti atau diterima. Termasuk, ketika sedang berlibur (holiday).
Holiday loneliness adalah perasaan kesepian yang muncul selama musim liburan. Di tengah suasana liburan yang identik dengan kebersamaan dan keceriaan, orang yang (merasa) tidak memiliki keluarga, teman dekat, atau komunitas pendukung sering merasa tersisih.
Perasaan tersebut diperburuk oleh media dan adanya tradisi liburan. Penggambaran momen kebahagiaan bersama membuat seseorang makin merasa sendirian. Terutama, bagi mereka yang hidup sendiri, jauh dari keluarga, jauh dari rumah, atau baru saja mengalami kehilangan.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Kesepian di Era Digital
Penyebab Holiday Loneliness
Musim liburan sering diasosiasikan dengan kebahagiaan dan kebersamaan. Namun, bagi sebagian orang, periode ini justru memicu rasa kesepian. Berikut adalah lima penyebab utama holiday loneliness:
1. Ekspektasi yang tidak realistis
Media dan media sosial, menurut WebMD, sering menggambarkan liburan sebagai momen sempurna untuk kebersamaan keluarga dan kebahagiaan tanpa batas. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan gambaran ideal tersebut, hal ini dapat memicu perasaan tidak cukup baik dan kesepian.
2. Kesedihan dan kehilangan
Liburan bisa menjadi waktu yang sulit bagi mereka yang telah kehilangan orang tercinta. Kenangan akan perayaan masa lalu bersama mereka yang sudah tiada sering kali memperkuat rasa duka dan kesendirian.
3. Isolasi sosial
Jarak geografis, masalah kesehatan, atau situasi pribadi lainnya, disebutkan Verywell Mind, dapat membuat seseorang secara fisik terisolasi dari keluarga dan teman. Selama musim liburan, ketika banyak orang menikmati pertemuan sosial, perasaan keterasingan ini bisa semakin terasa.
4. Masalah kesehatan mental
Depresi dan kecemasan cenderung meningkat selama liburan. Hal ini diperparah oleh tekanan untuk selalu tampak bahagia dan terganggunya rutinitas harian sehingga meningkatkan rasa kesepian yang sudah ada.
5. Seasonal Afektif Disorder (SAD)
Kurangnya paparan sinar matahari selama musim dingin dapat memicu gangguan afektif musiman. Kondisi ini mengganggu produksi melatonin dan serotonin. Kualitas tidur dan suasana hati pun terganggu sehingga meningkatkan risiko depresi dan kelelahan selama liburan.
6. Perubahan rutinitas
Holiday loneliness dapat juga muncul karena ada yang berubah dari keseharian. Selama liburan, berkurangnya aktivitas sehari-hari, seperti pekerjaan atau sekolah, dapat membuat waktu luang yang biasanya menyenangkan menjadi momen yang justru memperkuat rasa kesepian.
Dampak Holiday Loneliness
Perasaan kesepian, seperti holiday loneliness, belakangan menjadi masalah kesehatan yang disorot secara global. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sekitar 1 dari 4 orang berusia lanjut dan 5-15% remaja di dunia mengalami isolasi sosial dan kesepian.
Survei Value Penguin yang dipublikasikan pada tahun 2022 mencatat sekitar 55% orang Amerika merasa kesepian atau sedih selama musim liburan. Sekitar 35%-nya merasakan holiday loneliness yang lebih buruk dari tahun sebelumnya.
Tidak heran ketika Value Penguin mengadakan survei kembali pada tahun 2023, ditemukan 61% orang Amerika merasakan holiday loneliness. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 37% responden berharap bisa melewatkan liburan sama sekali.
Dampak holiday loneliness tidak terbatas pada rasa kesepian. Kesepian yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem imun, meningkatkan tekanan darah, dan memicu gangguan tidur. Perubahan pola makan dan kurangnya aktivitas fisik selama liburan dapat memperparah kondisi ini.
Menurut ahli bedah umum asal Amerika, melansir dari situs WHO, dampak buruk kesepian untuk kesehatan fisik setara dengan merokok 15 batang sehari. Kesepian dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, bahkan kematian dini.
Dari survei Value Penguin di atas (2023), sekitar 67% responden merasa bahwa liburan hanya menimbulkan perasaan cemas dan stres. Hal serupa diungkapkan juga dari hasil survei American Psychological Association (2023). Liburan sering kali disertai dengan kelelahan, stres, mudah tersinggung, dan kesedihan.
Artinya, holiday loneliness dapat membawa dampak yang signifikan juga pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Perasaan kesepian yang dirasakan selama musim liburan sering kali memicu stres, kecemasan, bahkan depresi.
Saat harapan akan kebahagiaan dan kebersamaan tidak terpenuhi, seseorang mungkin mulai merasa tidak cukup baik atau kehilangan makna dalam momen-momen yang seharusnya menyenangkan. Tekanan sosial untuk selalu terlihat bahagia juga dapat memperburuk situasi, membuat individu merasa semakin terisolasi dan sulit untuk berbagi perasaan dengan orang lain.
Cara Mengatasi Holiday Loneliness
Dampak yang menyeluruh dari holiday loneliness, penting dicari cara untuk mengatasinya. Dengan begitu, musim liburan tetap dapat dinikmati dengan lebih sehat, baik secara fisik maupun emosional.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi holiday loneliness:
1. Akui perasaan Anda
Sering kali, kita merasa harus menyembunyikan atau menyangkal emosi negatif seperti kesedihan atau kesepian. Namun, mengakui perasaan ini adalah langkah awal untuk memahami dan mengatasinya. Bersikap lembut pada diri sendiri, tanpa menghakimi, dapat membantu Anda menerima keadaan dengan lebih baik.
2. Hubungi seseorang
Kesepian dapat terasa lebih ringan ketika Anda berbagi dengan orang lain. Hubungi teman, keluarga, atau kelompok komunitas untuk sekadar berbicara, berbagi cerita, atau mencari dukungan, meskipun hanya melalui panggilan telepon, obrolan video, atau media sosial. Interaksi sederhana ini dapat meningkatkan suasana hati dan membantu Anda merasa lebih terhubung.
3. Ciptakan Momen Damai
Di tengah hiruk-pikuk liburan, luangkan waktu untuk diri sendiri. Menulis jurnal, bermeditasi, atau berjalan santai dengan penuh kesadaran dapat membantu menenangkan pikiran. Aktivitas ini juga memberi ruang untuk refleksi dan mengembalikan keseimbangan emosional.
4. Lepaskan keinginan untuk Kesempurnaan
Musim liburan sering membawa tekanan untuk membuat semuanya sempurna. Namun, fokus pada momen-momen kecil yang bermakna, seperti berbagi tawa atau menikmati secangkir kopi hangat, dapat memberikan kebahagiaan yang tulus. Menerima ketidaksempurnaan adalah cara untuk merayakan hidup dengan lebih otentik.
5. Bergabung dengan komunitas
Bergabung dengan komunitas seperti JIVARAGA membantu mengatasi holiday loneliness dengan menyediakan ruang untuk berinteraksi, berbagi, dan mendapatkan dukungan emosional. Melalui sesi-sesi seperti mindfulness atau sound healing, komunitas ini menciptakan rasa kebersamaan dan membantu individu merasa lebih terhubung selama liburan.
Apalagi saat ini, JIVARAGA menghadirkan program promo Holiday in the City, berupa unlimited pass untuk mengikuti hingga 80 kelas selama periode 21 Desember – 5 Januari. Program ini tidak hanya memberikan akses ke berbagai sesi inspiratif tetapi juga kesempatan untuk mengisi liburan dengan kegiatan bermakna yang mendukung kesejahteraan Anda.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program-program tersebut, klik:
https://jivaraga.com/jivaraga-space/
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik, Pexels)