Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering merasa ragu-ragu dalam menjalani aktvitas. Ketika hal tersebut terjadi, bisa berarti kita memiliki limiting belief. Limiting belief adalah pemikiran-pemikiran yang menghambat kita untuk mencapai potensi penuh diri sendiri. Bahkan, limiting belief adalah tidak hanya memengaruhi aspek psikologis kehidupan kita, tapi dapat berdampak juga pada kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
Dari stres kronis hingga depresi, limiting belief tentang diri sendiri adalah gangguan pada kesehatan secara beragam. Simak terus artikel ini untuk lebih memahami tentang limiting belief dan strategi untuk mengatasinya demi mencapai kesehatan holistik yang lebih baik.
Limiting Belief adalah Keyakinan Negatif
Keyakinan yang membatasi atau limiting belief adalah keyakinan atau pandangan negatif yang dimiliki seseorang tentang diri atau kemampuan mereka sendiri. Adanya limiting belief ini secara tidak sadar membatasi potensi dan pencapaian mereka.
Limiting belief adalah biasanya terbentuk dari pengalaman masa lalu, penilaian orang, atau pengaruh lingkungan. Contoh umum dari limiting belief adalah:
- “Saya tidak cukup baik.”
- “Saya tidak pantas untuk mencapai kesuksesan.”
- “Saya tidak bisa melakukan itu.”
- “Orang-orang tidak akan menyukai saya jika saya menjadi diri saya sendiri.”
Keyakinan semacam itu tidak hanya merusak kepercayaan diri seseorang. Sering kali, adanya limiting belief menghalangi seseorang untuk mengambil risiko, mencoba hal baru, atau mencapai tujuan yang lebih tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan pribadi.
Baca Juga: Pentingnya Ekspresi Diri dengan Cinta untuk Pribadi Autentik
Dampak Limiting Belief terhadap Kesehatan Fisik dan Mental
Limiting belief tidak hanya membatasi pemikiran diri, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Dampak limiting belief pada kesehatan fisik dan mental adalah:
1. Stres dan kecemasan
Limiting belief adalah salah satu penyebab timbulnya stres kronis dan kecemasan. Ketika seseorang terus-menerus merasa tidak cukup baik atau takut gagal, mereka mungkin mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Kondisi ini pada akhirnya dapat merusak kesehatan mental mereka.
2. Limiting belief adalah juga penyebab depresi
Perasaan tidak berdaya atau pesimis yang disebabkan oleh limiting belief dapat memicu depresi. Keyakinan bahwa seseorang tidak mampu atau tidak berharga dapat membuat mereka merasa putus asa dan kehilangan motivasi untuk berusaha.
3. Masalah kesehatan fisik
Stres dan kecemasan yang berkepanjangan kemudian dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Ini bisa memicu masalah seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
4. Menghindari gaya hidup sehat
Limiting belief bahkan dapat dapat menghalangi seseorang dari menjalani gaya hidup sehat. Misalnya, seseorang dapat meyakini bahwa mereka tidak layak untuk merasa baik atau tidak mampu mempertahankan rutinitas kebugaran. Akibatnya, mereka menghindari aktivitas fisik dan pola makan yang sehat.
Mengatasi Limiting Belief
Untuk mengatasi limiting belief, diperlukan kesadaran, kesabaran, dan tekad kuat untuk berubah. Berikut adalah beberapa strategi untuk mengatasi limiting belief untuk membantu Anda mencapai potensi penuh dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Identifikasi dan kenali
Langkah pertama adalah mengenali dan mengidentifikasi limiting belief yang Anda miliki. Tanyakan pada diri sendiri keyakinan negatif apa yang sering muncul dan bagaimana mereka mempengaruhi tindakan dan keputusan Anda.
2. Tantang keyakinan Anda
Setelah mengidentifikasi limiting belief, tantang kebenarannya. Cari bukti yang mendukung dan melawan keyakinan tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ada bukti nyata bahwa keyakinan ini benar?” atau “Apakah ada contoh saat saya berhasil meskipun memiliki keyakinan ini?”
3. Gantikan dengan keyakinan positif
Gantikan limiting belief dengan keyakinan yang lebih positif dan membangun. Misalnya, ubah pemikiran, “Saya tidak cukup baik”, menjadi, “Saya mampu dan berharga.” Latih diri Anda untuk memperkuat keyakinan positif ini secara konsisten.
4. Cari dukungan sosial
Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional. Berbicara tentang perasaan dan keyakinan Anda dengan orang lain dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional yang dibutuhkan untuk mengatasi limiting belief.
5. Latihan mindfulness dan meditasi
Praktik mindfulness dan meditasi dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stres. Teknik ini juga membantu Anda mengamati dan melepaskan pikiran negatif tanpa menghakimi.
Anda dapat mengikuti sesi mindfulness dan meditasi di JIVARAGA untuk mengatasi limiting belief yang adalah mungkin menghalangi potensi Anda. Sesi-sesi ini dirancang khusus untuk membantu peserta melepaskan pikiran negatif dan mengembangkan kesadaran diri yang lebih dalam.
Untuk bulan Juni, sesi Mindfulness dan Meditasi JIVARAGA dapat ditemui di:
- Mindfulness: Letting Go of the Day (online), bersama Cindy Gozali, setiap hari Rabu dari pukul 20.00 hingga 20.30. Sesi ini berfokus pada teknik relaksasi untuk membantu Anda menghilangkan stres setelah seharian beraktivitas.
- De-stress Meditation, bersama Aldini Pratiwi, setiap hari Jumat dari pukul 19.30 hingga 20.30 di JIVARAGA Space. Sesi ini menawarkan latihan meditasi mendalam untuk menenangkan pikiran dan tubuh.
- Full Moon Meditation (special event), bersama Izabel Jahja, hari Sabtu, 22 Juni 2024, pukul 14.30 – 16.00 WIB di JIVARAGA Space. Acara ini memanfaatkan energi bulan purnama untuk membantu peserta melepaskan emosi negatif dan memperkuat niat positif.
Untuk booking dan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi JIVARAGA di:
Atau, follow Instagram JIVARAGA di:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
Dengan rutin mengikuti sesi-sesi ini, limiting belief adalah dapat Anda coba lepaskan dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif dan memberdayakan.