You are currently viewing Mengapa Sering Merasa Marah ketika Berkomunikasi pada Orang Tua? Penyebab dan Cara Mengatasinya dari Perspektif Family Constellation

Mengapa Sering Merasa Marah ketika Berkomunikasi pada Orang Tua? Penyebab dan Cara Mengatasinya dari Perspektif Family Constellation

Baru-baru ini, sebuah postingan di media sosial menarik perhatian karena menceritakan tentang kesedihan seseorang sebagai anak yang selalu merasa emosional saat berbicara dengan orang tuanya. Postingan tersebut mendapat banyak respons dari netizen yang mengaku mengalami hal serupa—sering merasa marah, kesal, atau frustrasi dalam percakapan pada orang tua mereka.

Apakah Anda juga pernah merasakan hal yang sama? Mengapa komunikasi yang seharusnya mempererat hubungan justru sering berujung pada emosi negatif? Apa yang menyebabkan anak mudah marah saat berbicara pada orang tua, dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Anak Selalu Marah pada Orang Tua

Sering kali, seseorang merasa mereka menyimpan perasaan dari masa kecil yang belum terselesaikan, seperti pengabaian emosional, kritik berlebihan, atau harapan yang tidak tercapai. Pengalaman ini dapat membekas dan muncul kembali dalam interaksi dengan orang tua yang menjadi emosional. Terutama, jika mereka merasa orang tua mereka tidak memahami atau mendukung mereka secara emosional.

Dalam perspektif family constellation, seperti yang disampaikan oleh Silvia Basuki, Family Constellation Facilitator JIVARAGA, berbagai bentuk kemarahan atau emosi negatif yang muncul tidak murni berasal dari anak itu sendiri. Kemarahan ini bisa jadi merupakan bagian dari pola atau beban emosional yang diturunkan dari generasi sebelumnya. 

Berikut beberapa “penyebab” yang dijelaskan oleh Silvia Basuki:

1. Apakah ini kemarahan Anda?

Dalam family constellation, salah satu pertanyaan penting yang diajukan adalah, “Apakah ini kemarahan Anda, ataukah ini kemarahan yang Anda ambil dari orang tua Anda?” Terkadang, anak-anak merasa marah kepada orang tua mereka karena mereka mengambil alih kemarahan orang tua yang tidak tersalurkan. 

Misalnya, anak bisa merasa marah kepada ayah mereka, padahal kemarahan itu bisa jadi adalah representasi dari kemarahan ibunya terhadap ayah, yang tidak bisa diungkapkan. Dalam hal ini, anak mungkin merasakan kemarahan tersebut untuk “menyelamatkan” orang tua mereka dan bertindak sebagai pengganti bagi emosi yang tidak tersalurkan.

2. Menanggung beban emosional orang tua

Konsep lain yang muncul dalam family constellation adalah bahwa anak-anak sering kali mengambil beban emosional orang tua mereka. “Let me suffer for you, dad or mom,” kata Silvia, yang menggambarkan bagaimana anak-anak kadang mengambil beban emosional orang tua mereka. Termasuk, kemarahan yang tidak dapat diungkapkan oleh orang tua itu sendiri. 

Ini bisa menjadi cara anak untuk “menebus” atau mengatasi emosi yang ditahan oleh orang tua mereka. Anak-anak sering tidak menyadari bahwa mereka mewarisi emosi ini. Namun, inilah pola yang menghambat mereka untuk berkomunikasi secara sehat.

3. Tebusan untuk dosa orang tua

“I atone for your sin,” atau “Saya tebus dosamu,” adalah konsep di mana anak merasa bahwa mereka harus membayar atau menanggung beban dari kesalahan atau dosa orang tua. Dalam banyak kasus, anak-anak merasa perlu mengatasi ketegangan atau masalah yang diturunkan dari orang tua mereka.  Bahkan, jika itu tidak seharusnya menjadi beban mereka. 

Ini bisa mencakup berbagai hal, seperti menanggung rasa bersalah, kemarahan, atau perasaan tidak terpenuhi yang diwariskan dari generasi sebelumnya.

4. Mewarisi pola dari keluarga besar

Dalam family constellation, seringkali ditemukan bahwa masalah atau emosi tertentu yang dialami anak-anak bukan hanya berasal dari orang tua mereka, tetapi juga terkait dengan generasi yang lebih tua, seperti kakek-nenek atau leluhur. 

Sebagai contoh, jika ada kasus aborsi atau masalah emosional lainnya yang tidak pernah diselesaikan dalam keluarga besar, itu bisa turun menurun ke generasi berikutnya tanpa disadari. Ketika anak-anak merasa marah tanpa alasan yang jelas atau merasa ada ketegangan yang tidak dapat dijelaskan, ini mungkin berkaitan dengan masalah yang lebih besar di dalam keluarga yang belum terselesaikan. 

Family constellation hadir untuk membantu anak-anak menyadari dan melepaskan beban emosional yang tidak seharusnya mereka tanggung.

Cara Mengatasi Rasa Marah pada Orang Tua

marah pada orang tua adalah

Salah satu cara untuk mengatasi kemarahan atau ketegangan dalam hubungan dengan orang tua adalah dengan mencoba menempatkan diri dalam posisi mereka, seperti yang dijelaskan oleh Silvia Basuki. Dalam pandangannya, penting bagi anak untuk menerima orang tua mereka apa adanya, tanpa harapan atau ekspektasi bahwa orang tua harus menyelesaikan semua beban atau trauma mereka. 

“Kita berasal dari mereka,” ujar Silvia yang menekankan bahwa kita tidak bisa menuntut orang tua untuk membawa beban kita. Konsep “mengangkat beban” atau “menanggung trauma untukmu” sering kali muncul karena rasa sayang yang mendalam terhadap keluarga. Kita memiliki loyalitas bawah sadar terhadap keluarga kita Ini sering kali membuat kita ingin menyelesaikan masalah atau kesedihan mereka.

Namun, Silvia juga menegaskan bahwa tidak ada orang tua yang secara sengaja ingin menurunkan kesedihan atau trauma kepada anak-anak mereka. Jika kita bertanya kepada kakek-nenek kita, mereka pasti tidak ingin mewariskan kesedihan mereka kepada generasi berikutnya. 

Demikian pula, orang tua kita tidak ingin anak-anak mereka membawa beban yang sama. Sebagai anak, kita perlu belajar untuk menerima orang tua kita dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang mereka alami.

Silvia juga mengajak kita untuk melihat situasi dari perspektif orang tua. Pernahkah kita menempatkan diri kita di posisi mereka? Ketika mereka masih muda, apa yang mereka hadapi? Mereka juga punya masalah, mereka juga butuh perhatian dan cinta, tidak hanya dari kita sebagai anak, tapi juga dari orang tua mereka. 

Melihatnya dari perspektif ini dapat membantu kita merasa lebih ringan dan memahami bahwa orang tua kita juga sedang menjalani perjalanan mereka sendiri, dengan tantangan dan kesulitan mereka. Dengan menerima orang tua apa adanya dan mencoba melihat dari sudut pandang mereka, kita dapat menciptakan kedamaian dalam diri kita dan hubungan yang lebih sehat.

Family Constellation sebagai Solusi

Family Constellation membantu mengatasi beban hidup dengan menggali akar masalah yang mungkin terhubung dengan trauma atau pola negatif yang diwariskan dari keluarga. Pendekatan ini melihat bagaimana perasaan, konflik, atau beban emosional yang tidak terselesaikan dari generasi sebelumnya bisa memengaruhi kehidupan seseorang, sering kali tanpa disadari. 

Dalam proses Family Constellation, individu diajak untuk melihat dinamika keluarga mereka, memahami peran yang mereka ambil dalam sistem keluarga, dan melepaskan beban yang mungkin bukan milik mereka, tapi diwariskan secara emosional. 

Dengan melepaskan keterikatan pada pola-pola negatif ini, individu dapat merasa lebih bebas, menerima diri mereka sendiri. Mereka dapat menemukan jalan untuk menciptakan hidup yang lebih ringan dan lebih seimbang, serta memperbaiki hubungan mereka dengan orang lain.

Untuk informasi lebih lanjut atau booking sesi family constellation bersama Silvia Basuki, klik:

https://jivaraga.com/

Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

(Foto: Freepik, Pexels)

Leave a Reply