Pernahkah Anda menahan marah, sedih, atau kecewa demi menghindari konflik? Kebiasaan menekan emosi ini mungkin terasa aman, tapi justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Emosi yang dipendam tidak hilang begitu saja, melainkan menumpuk dan berisiko meledak di kemudian hari. Lalu, apa itu menekan emosi dan apa akibatnya jika dilakukan terlalu sering?
Apa Itu Menekan Emosi?
Menekan emosi, menurut Simply Psychologi, adalah tindakan mengabaikan atau menahan perasaan yang muncul alih-alih mengakui dan mengungkapkannya. Proses ini sering kali terjadi secara tidak sadar. Seseorang memilih untuk mengalihkan perhatian dari emosi yang tidak menyenangkan agar tidak merasakannya.
Menekan emosi berbeda dengan mengelola emosi secara sehat. Dalam pengelolaan emosi yang baik, seseorang tetap mengakui perasaannya dan mencari cara yang sehat untuk mengatasinya.
Sementara itu, dalam penekanan emosi, perasaan yang seharusnya diproses justru ditekan hingga tidak tersentuh. Secara sadar, ia ingin menyingkirkan pikiran, perasaan, atau dorongan yang tidak diinginkan dari kesadaran. Hal ini bisa menjadi kebiasaan buruk yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Penyebab Seseorang Menekan Emosi

Orang sering menekan emosi karena berbagai alasan, menurut Psychology Today, terutama untuk menjaga citra sosial atau menghindari konflik. Contohnya, seorang karyawan mungkin menahan amarah terhadap atasannya demi menjaga hubungan profesional dan pekerjaan mereka. Kemarahan yang ditekan ini bisa saja dilampiaskan kepada orang lain, seperti anggota keluarga atau bawahan.
Selain itu, norma dan harapan sosial juga memengaruhi kebiasaan ini. Banyak orang diajarkan sejak kecil untuk menyembunyikan emosi mereka agar terlihat kuat atau tenang di hadapan orang lain.
Dampak Terlalu Sering Menekan Emosi
Meskipun menekan emosi terlihat sebagai cara mudah untuk mengelolanya, kebiasaan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
1. Meningkatkan stres dan kecemasan
Emosi yang ditekan tidak benar-benar hilang, melainkan menumpuk di dalam diri. Seiring waktu, hal ini bisa meningkatkan kadar stres dan memicu kecemasan yang berlebihan. Tubuh juga merespons stres dengan meningkatkan produksi hormon kortisol. Jika dibiarkan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
2. Memengaruhi kesehatan fisik
Penekanan emosi yang terus-menerus dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan fisik seperti tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, sakit kepala, bahkan penyakit jantung. Hal ini terjadi karena tubuh berada dalam kondisi stres berkepanjangan tanpa pelepasan emosi yang sehat.
3. Menghambat kesehatan mental
Menekan emosi bisa menyebabkan berbagai gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau perasaan hampa yang berkepanjangan. Seseorang yang terbiasa menahan emosi juga lebih rentan mengalami burnout karena merasa terbebani oleh perasaan yang tidak tersalurkan.
4. Memengaruhi hubungan sosial
Ketika seseorang terus-menerus menekan emosinya, mereka mungkin kesulitan membangun hubungan yang jujur dan autentik dengan orang lain. Hal ini bisa membuat mereka merasa terisolasi, kurang memiliki koneksi emosional dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan kesulitan mengekspresikan kasih sayang atau kebutuhan mereka sendiri.
5. Meningkatkan risiko ledakan emosi
Emosi yang ditekan dalam waktu lama bisa tiba-tiba muncul dalam bentuk ledakan emosi yang tidak terkendali. Ini bisa berupa kemarahan yang meledak-ledak, perilaku impulsif, atau bahkan gangguan emosi yang sulit diprediksi. Ledakan ini sering kali terjadi karena emosi yang telah lama dipendam akhirnya mencapai titik puncaknya.
Bagaimana Mengatasi Kebiasaan Menekan Emosi?
Jika Anda menyadari bahwa Anda sering menekan emosi, penting untuk mulai belajar mengenali dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Mengenali dan menerima emosi yang muncul tanpa menghakimi diri sendiri.
- Menyalurkan emosi dengan cara yang sehat, seperti menulis jurnal, berolahraga, atau melakukan meditasi.
- Berbicara dengan orang yang dipercaya, seperti sahabat atau terapis, untuk membagikan perasaan yang selama ini terpendam.
- Mempelajari teknik pengelolaan emosi, seperti mindfulness dan latihan pernapasan, untuk membantu menghadapi emosi dengan lebih tenang.
Mengurangi Kebiasaan Menekan Emosi di JIVARAGA
Mengatasi kebiasaan menekan emosi membutuhkan kesadaran diri dan pendekatan yang holistik, yang dapat ditemukan dalam berbagai sesi di JIVARAGA. Melalui sesi mindfulness, peserta diajak untuk lebih mengenali dan menerima emosi mereka tanpa penilaian.
Dengan pendekatan yang penuh kesadaran dan teknik relaksasi melalui sesi-sesinya, JIVARAGA membantu individu untuk melepaskan emosi yang terpendam dan membangun cara sehat dalam mengekspresikan perasaan.
Serta, melalui praktik yoga, tubuh dan pikiran juga dipadukan dalam proses healing yang menciptakan keseimbangan emosional lebih stabil. Ini mendukung proses penyembuhan yang lebih mendalam, baik secara mental maupun emosional.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi wellness di JIVARAGA untuk mengatasi kebiasaan menekan emosi klik:
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik, Pexels)