Seiring dengan perkembangan teknologi dan nilai-nilai sosial yang terus berubah, generasi muda zaman sekarang, yang dikenal memiliki sikap dan pandangan yang unik terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk perselingkuhan cinta. Sikap mereka terhadap perselingkuhan mencerminkan kompleksitas hubungan mereka dengan kebebasan, nilai-nilai, dan empati. Ada pandangan dan pemikiran mereka terhadap perselingkuhan cinta, dan mereka mencoba menggali beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa hal seperti itu dapat terjadi, serta mereka berpikir bagaimana cara menjembatani kesetiaan dan kebebasan dalam konteks hubungan romantis.
Generasi sekarang tumbuh dalam era digital dengan informasi dan interaksi sosial yang sangat mudah diakses. Mereka memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap berbagai bentuk hubungan dan orientasi seksual. Keterbukaan ini sering kali mengarah pada sikap yang lebih fleksibel terhadap perselingkuhan. Beberapa kelompok remaja lebih toleran terhadap praktik-praktik non-monogami. Meskipun ada sikap keterbukaan terhadap berbagai bentuk hubungan, banyak juga anggota kelompok remaja itu yang masih menilai kesetiaan sebagai nilai yang sangat penting dalam hubungan. Mereka menyadari bahwa kepercayaan dan komitmen itu akan saling mendukung dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagian dari mereka masih mengutamakan kesetiaan dalam hubungan romantis yang mereka jalani.
Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pandangan para remaja ini tentang hubungan dan perselingkuhan. Kehidupan yang serba terbuka di platform-platform ini dapat memengaruhi persepsi mereka tentang norma-norma sosial. Di satu sisi, media sosial bisa membantu memperkuat norma-norma kesetiaan, tetapi di sisi lain, ia juga bisa memperkenalkan mereka pada variasi bentuk hubungan dan pola perselingkuhan yang lebih kompleks. Remaja ini memiliki tingkat empati yang tinggi dan kemampuan untuk memahami perspektif orang lain. Mereka mungkin mencoba memahami alasan di balik perselingkuhan dan tidak merasa mudah menghakimi orang lain tanpa mempertimbangkan konteksnya. Namun, ini juga tidak berarti bahwa mereka menganggap perselingkuhan sebagai perilaku yang benar atau sah. Sikap mereka terhadap perselingkuhan cinta sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk nilai-nilai pribadi, pengalaman, dan pengaruh media sosial. Meskipun ada sikap keterbukaan terhadap variasi bentuk hubungan, banyak anggota remaja masih menilai kesetiaan sebagai nilai yang sangat penting dalam hubungan. Seiring berjalannya waktu, pandangan ini mungkin terus berkembang, dan kemungkinan besar anak-anak remaja itu akan terus berusaha menjembatani kesetiaan dan kebebasan dalam konteks hubungan romantis mereka.