Apa yang ada di benak Anda mengenai Tahun Baru Imlek? Mungkin angpao, lampion, atau pertunjukan barongsai. Namun, lebih dari sekadar perayaan penuh warna, perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna mendalam yang mencerminkan harapan, keseimbangan, dan kebersamaan. Simak artikel ini untuk memahami makan Tahun Baru Imlek untuk keseimbangan hidup kita.
Apa Itu Tahun Baru Imlek?
Tahun Baru Imlek, atau disebut juga sebagai Festival Musim Semi, adalah perayaan penting dalam budaya Tionghoa yang menandai pergantian tahun berdasarkan kalender lunar. Kalender lunar adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada siklus fase bulan.
Berbeda dengan kalender Masehi yang dihitung berdasar siklus fase matahari, tanggal Imlek berubah setiap tahunnya, biasanya jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari. Kata “Imlek” berasal dari dialek Hokkian, yang merupakan penyebutan untuk kalender lunar Tionghoa.
Dalam bahasa Mandarin, Tahun Baru Imlek disebut “Chūn Jié” (春节) yang berarti Festival Musim Semi, atau “Nónglì Xīnnián” (农历新年) yang berarti Tahun Baru dalam kalender lunar. Istilah “Imlek” lebih banyak digunakan di Indonesia merujuk pada perayaan pergantian tahun berdasarkan kalender Tionghoa.
Bagaimana Tahun Baru Imlek Dirayakan?
Tahun Baru Imlek bukan hanya sekadar pergantian tahun. Perayaan ini menjadi momen untuk membersihkan energi lama, menyambut keberuntungan baru, serta mempererat hubungan keluarga dan komunitas.
Perayaan Imlek dimulai dengan berbagai persiapan. Persiapan tersebut seperti membersihkan rumah untuk mengusir nasib buruk, menghias dengan warna merah yang melambangkan keberuntungan, dan menyiapkan makanan khas yang penuh makna.
Malam sebelum tahun baru, keluarga berkumpul dalam jamuan makan bersama yang disebut “reunion dinner”. Dalam acara ini, tersaji hidangan seperti ikan (simbol kelimpahan) dan kue keranjang (lambang keharmonisan). Pada hari pertama, orang-orang mengunjungi keluarga besar, memberikan angpao sebagai tanda doa baik, serta menonton pertunjukan barongsai dan kembang api untuk mengusir roh jahat.
Perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari dan diakhiri dengan Festival Cap Go Meh berupa pawai lampion dan berbagai perayaan budaya. Selama periode ini, banyak orang juga melakukan sembahyang ke leluhur atau ke tempat ibadah untuk memanjatkan doa dan harapan baik di tahun yang baru.
Simbol Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek memiliki banyak simbol yang mengandung makna mendalam. Berikut lima makna simbolik yang penting dalam perayaan Imlek:
1. Warna merah
Melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari energi negatif. Dekorasi merah, pakaian merah, hingga angpao merah dipercaya membawa keberuntungan dan menolak nasib buruk.
2. Angpao
Amplop merah berisi uang ini bukan sekadar hadiah, tapi simbol doa dan harapan baik. Biasanya diberikan oleh orang yang lebih tua kepada anak-anak atau mereka yang belum menikah sebagai tanda keberkahan.
3. Hidangan Imlek
Makanan yang disajikan memiliki makna simbolis, seperti ikan (kelimpahan), kue keranjang (keharmonisan dan kesuksesan), serta dumpling (kemakmuran).
4. Barongsai dan kembang api
Pertunjukan barongsai dan suara kembang api dipercaya mengusir roh jahat dan membawa energi positif. Ini menciptakan suasana perayaan yang penuh semangat dan optimisme.
5. Festival Cap Go Meh
Sebagai penutup perayaan Imlek, Cap Go Meh melambangkan keberkahan dan penyempurnaan, dengan pawai lampion yang menjadi simbol terang dan harapan di tahun yang baru.
Makna Tahun Baru Imlek
Jika dilihat lebih dalam, Imlek bukan hanya tentang perayaan dan tradisi keluarga. Perayaan ini memiliki makna holistik yang menyelaraskan tubuh (body), pikiran (mind), dan jiwa (soul). Dari perspektif fisik, makanan yang disajikan selama Imlek tidak hanya lezat, tapi juga memiliki filosofi keseimbangan yin dan yang.
Hidangan seperti ikan melambangkan kelimpahan, jeruk mandarin melambangkan keberuntungan, dan kue keranjang melambangkan keharmonisan. Selain itu, membersihkan rumah sebelum Imlek juga mencerminkan upaya untuk membuang energi lama dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan segar.
Dari sisi mental, Imlek menjadi momen refleksi dan pembaruan. Warna merah yang mendominasi perayaan ini dipercaya membawa energi positif dan keberanian, membantu menghilangkan ketakutan dan membuka jalan untuk optimisme.
Tradisi memberikan angpao bermakna berbagi rezeki dan simbol harapan dan motivasi bagi penerimanya. Selain itu, berkumpul bersama keluarga dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih membantu mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan memperkuat ikatan sosial.
Secara spiritual, Imlek adalah waktu untuk menghormati leluhur dan merenungkan perjalanan hidup. Banyak keluarga melakukan sembahyang untuk mengungkapkan rasa syukur dan memohon berkah di tahun yang baru.
Festival Cap Go Meh, yang menutup rangkaian perayaan Imlek, melambangkan penyempurnaan dan awal yang penuh cahaya. Semua elemen ini menunjukkan bahwa Imlek adalah perayaan tahunan dan momen penting untuk menyelaraskan tubuh, pikiran, dan jiwa dalam menghadapi tahun yang baru dengan lebih baik.
Imlek dan JIVARAGA
Makna holistik Tahun Baru Imlek selaras dengan filosofi JIVARAGA yang menekankan keseimbangan tubuh (body), pikiran (mind), dan jiwa (soul) dalam menjalani kehidupan. Tradisi Imlek, seperti membersihkan rumah untuk menyegarkan energi, menikmati hidangan penuh makna, serta berkumpul dengan keluarga, mencerminkan pentingnya merawat kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Sementara itu, ritual sembahyang dan refleksi diri saat Imlek sejalan dengan praktik mindfulness dan kesadaran spiritual yang diajarkan di JIVARAGA. Dengan memahami Imlek secara lebih mendalam, kita dapat menjadikannya sebagai momen untuk mereset energi, meningkatkan kesejahteraan diri, serta memperkuat hubungan dengan sesama dan alam semesta. Nilai-nilai tersebut yang juga menjadi inti dari perjalanan wellness di JIVARAGA
Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi di JIVARAGA klik:
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik, Pexels)
