Merenung atau mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang wajar, bahkan diperlukan. Namun, ketika proses berpikir terjadi terus-menerus tanpa solusi yang jelas, kondisi ini dapat menguras energi fisik dan mental. Untuk mengatasinya, ketahui dulu tentang apa itu overthinking dan penyebabnya.
Ketika proses berpikir kita terjadi terus menerus berputar tanpa keputusan yang tegas dapat menjadi tanda apa itu overthinking. Fenomena ini mungkin sering kita alami, tapi jarang disadari sepenuhnya. Jika tidak segera diatasi, dapat berdampak terhadap kesehatan dan kemampuan kita menikmati hidup.
Apa Itu Overthinking?
Pahami apa itu berpikir berlebihan atau overthinking sebagai sebuah kondisi mental ketika seseorang terlalu banyak berpikir atau menganalisis sesuatu terlalu dalam. Verywell Mind menyebutkan apa itu overthinking sebagai memikirkan topik atau situasi tertentu secara berlebihan dan menganalisisnya dalam jangka waktu terlalu lama.
Memang, dalam kehidupan sehari-hari, berpikir sebelum bertindak diperlukan untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Namun, ketika sebuah hal dipikirkan secara berlebihan, dapat menimbulkan kondisi kontraproduktif.
Bila Anda overthinking, Anda akan kesulitan untuk fokus memfokuskan pikiran pada hal lain. Akibatnya, hal lain tersebut dapat terbengkalai. Pikiran pun terus-menerus berkutat pada hal yang sama tanpa hasil yang jelas.
Hingga pada akhirnya, dapat menimbulkan stres, kecemasan, bahkan mengganggu kesehatan mental secara menyeluruh. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Social Science & Medicine tahun 2015 menunjukkan bahwa berpikir berlebihan terkait dengan perasaan depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Baca Juga: Healing Artinya Lebih dari Sekadar Piknik atau Traveling
Penyebab Overthinking
Setelah memahami apa itu overthinking, cari tahu juga tentang penyebabnya. Penyebab overthinking dapat berasal dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Kombinasi faktor psikologis, emosional, dan sosial sering kali menimbulkan pikiran yang berlebihan.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kecemasan dan ketidakpastian
Kecemasan adalah salah satu faktor utama yang mendorong seseorang untuk berpikir berlebihan. Ketika dihadapkan pada situasi yang tidak pasti atau menantang, individu sering kali merasa khawatir tentang kemungkinan hasil yang buruk.
Ketidakpastian ini memicu banyak pemikiran tentang apa yang mungkin terjadi–padahal belum tentu terjadi. Pada gilirannya, malah memperburuk kecemasan dan membuat semakin sulit untuk mengambil keputusan.
2. Perfeksionisme
Individu dengan keinginan untuk selalu sempurna berusaha mencapai standar yang sangat tinggi dalam segala hal. Mereka merasa perlu untuk mempertimbangkan setiap detail dan kemungkinan sebelum membuat keputusan.
Hanya saja, pertimbangan panjang tersebut malah menjebak mereka dalam siklus pemikiran yang tidak pernah selesai. Mereka malah menjadi ragu dan menghindari pengambilan keputusan demi hasil yang sempurna. Namun, akhirnya, hanya menambah rasa frustasi.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman buruk yang pernah dialami, seperti kegagalan atau penolakan, dapat meninggalkan jejak emosional yang mendalam. Seseorang yang telah mengalami kejadian negatif di masa lalu mungkin menjadi lebih berhati-hati.
Ia jadi cenderung berpikir berlebihan tentang kemungkinan terulangnya situasi tersebut. Ia tidak ingin hal yang sama terulang. Hal ini membuatnya terus-menerus memikirkan apa yang bisa salah. Pada akhirnya, malah menghalanginya untuk maju dan mengambil risiko yang sehat.
3. Tekanan sosial dan harapan
Tekanan dari lingkungan sosial, baik dari keluarga, teman, atau masyarakat, dapat memicu overthinking. Ketika seseorang merasa diharuskan untuk memenuhi ekspektasi tertentu, ia akan menghabiskan waktu merenungkan bagaimana cara untuk mencapainya. Perasaan tidak memenuhi harapan ini bisa sangat membebani. Seseorang pun dapat terjebak dalam pikiran negatif dan kekhawatiran.
5. Kurangnya kepercayaan diri
Ketika seseorang merasa tidak yakin dengan kemampuannya atau keputusan yang diambil, mereka cenderung menganalisis setiap aspek dari situasi tersebut. Harapannya, dapat menemukan solusi yang lebih baik.
Ketidakpastian ini dapat mengakibatkan rasa cemas dan ragu yang berkepanjangan. Seseorang pun jadi terdorong untuk terus berpikir berlebihan tentang hal-hal yang seharusnya bisa diambil dengan lebih mudah.
Baca Juga: 7 Cara Efektif Melakukan Meditasi untuk Jadi Rutinitas Harian
Memahami Overthinking bersama JIVARAGA
Penting untuk menyadari bahwa overthinking bukanlah hal yang sepele. Meskipun berpikir sebelum bertindak bisa bermanfaat, saat pikiran kita terjebak dalam siklus yang tidak produktif, dampaknya bisa merugikan. Dengan memahami apa itu overthinking dan penyebabnya, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini.
Jika ingin memahami lebih dalam mengenai apa itu overthinking, Anda dapat mengikuti event spesial JIVARAGA, Free Your Mind: From Overthinking to Inner Peace, yang dipandu oleh Cindy Gozali dan berlangsung di JIVARAGA Space, Jakarta.
Dalam sesi yang akan diadakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024, pukul 11.00 – 12.00 WIB, ini, Anda akan diajarkan mengenal lebih dalam mengenai overthinking dan cara-cara untuk melepaskan dirinya gunan menemukan ketenangan batin.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi JIVARAGA via WA:
Atau, Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar bagaimana mengelola pikiran Anda dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan emosional yang diinginkan.
(Foto: Freepik)