You are currently viewing Memahami Apa Itu Tantrum pada Anak, Mengenali Ragam Penyebabnya untuk Penanganan yang Optimal

Memahami Apa Itu Tantrum pada Anak, Mengenali Ragam Penyebabnya untuk Penanganan yang Optimal

Dalam pengasuhan anak, kita sering mendengar perilaku tantrum dan memandangnya sebagai masalah yang harus segera di atasi. Oleh karena itu, mengetahui apa itu tantrum diperlukan untuk mencari penyebab sekaligus cara penanganan yang efektif. Terutama, banyak yang bilang apa itu tantrum bukan sekadar bentuk kemarahan, tapi juga cara berkomunikasi dan ungkapan emosional anak.

Mengapa anak-anak mengalami ledakan emosi ini? Apa yang bisa kita pelajari dari reaksi mereka? Simak terus artikel ini untuk membahas apa itu tantrum dan aspek atau wawasan tentang penyebanya.

Apa Itu Tantrum?

Cambridge Dictionary menyebutkan apa itu tantrum sebagai sebuah periode atau situasi penuh amarah yang terjadi tiba-tiba dan tidak terkendali. Sedangkan, menurut Verywell Family, apa itu Tantrum adalah ledakan emosi—amarah dan frustasi—yang tiba-tiba dan tidak terkendali. Biasanya, tantrum ditandai dengan perilaku seperti menangis, menjerit, menghentak-hentakkan kaki, melempar benda, hingga perilaku agresif seperti memukul dan menggigit.

Tantrum dapat terjadi pada semua umur, termasuk orang dewasa pada situasi tertentu. Namun, tantrum lebih sering terjadi pada anak-anak kecil yang sedang belajar mengekspresikan dan mengatur emosinya. Kejadian tantrum pada anak-anak sering terjadi pada masa balita atau ketika dalam fase perkembangan. Pada masa-masa itu, anak sedang belajar mengekspresikan diri dan mengatur emosi mereka.

Sebuah penelitian berjudul Temper Tantrums in Healthy Versus Depressed and Disruptive Preschoolers: Defining Tantrum Behaviors Associated with Clinical Problems dari Andy C. Belden, PhD. dan dipublikasi di Journal of Pediatrics pada tahun 2008 mencatat bahw sekitar 70% anak-anak usia 18-24 bulan memiliki kondisi tantrum.

Bukan berarti setelah usia 24 bulan atau 2 tahun, tantrum akan menghilang. Faktanya, insiden tantrum pada anak justru banyak terjadi ketika mereka berusia 3-5 tahun. Bahkan, dari penelitian di atas, menemukan bahwa 75% anak-anak pre-sekolah memiliki perilaku tantrum. Tantrum pada anak usia 18-60 bulan paling sering berupa menangis dan memukul setidaknya satu kali dalam sehari. Rata-rata, tantrum anak berlangsung selama 3 menit.

Baca Juga: Bullying adalah Isu yang Terus Membayangi Masyarakat dan Upaya Mengatasinya

Apa Itu Penyebab Tantrum Pada Anak?

APA ITU TANTRUM ANAK

Child Mind Institute menyebutkan bahwa tantrum itu seperti demam—bisa dipicu oleh begitu banyak masalah berbeda sehingga kita tidak bisa menghentikannya sampai kita memahami apa yang memicunya.

Penyebab mendasar adalah ketidakmampuan mengatur emosi. Beberapa penyebab umum apa itu tantrum yang sering terjadi adalah:

1. Frustrasi

Anak-anak mungkin merasa frustrasi ketika mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau ketika mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Ini bisa terkait dengan kemampuan fisik atau keterbatasan bahasa.

2. Kelelahan dan lapar

Anak-anak yang lelah atau lapar lebih rentan mengalami tantrum. Kelelahan dan lapar dapat membuat mereka lebih mudah merasa kesal dan tidak sabar.

3. Perubahan rutinitas

Anak-anak merasa aman dan nyaman dengan rutinitas yang konsisten. Perubahan dalam rutinitas sehari-hari dapat menyebabkan kecemasan dan memicu tantrum.

4. Mencari perhatian

Kadang-kadang, anak-anak menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau pengasuh. Mereka mungkin merasa diabaikan dan menggunakan tantrum sebagai cara untuk memastikan bahwa mereka diperhatikan.

5. Tidak mampu mengungkapkan perasaan

Anak-anak kecil belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Tantrum mungkin merupakan cara mereka untuk mengekspresikan kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan.

Ada juga penyebab tantrum pada anak karena kondisi kesehatan mental dan sensorik anak. Antara lain:

  • Anxiety: Kecemasan yang ekstrem dapat menyebabkan tantrum. Anak mungkin tidak tahu bagaimana mengatasi perasaan cemas yang intens.
  • ADHD: Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) mungkin merasa tidak sabar atau mudah marah ketika dihadapkan pada situasi yang memerlukan perhatian jangka panjang atau tidak memberikan rangsangan yang cukup.
  • Undiagnosed Learning Disorders: Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, tapi tidak mendapatkan dukungan atau penjelasan yang memadai, akan membuat mereka frustrasi. Akhirnya, memicu perasaan putus asa dan marah dan diekspresikan melalui tantrum.
  • Autisme: Anak-anak dengan autisme cenderung merasa aman dengan rutinitas yang konsisten dan dapat merasa sangat terganggu oleh perubahan.
  • Sensory Overload: Anak-anak dengan masalah pemrosesan sensorik mungkin mengalami tantrum akibat kelebihan rangsangan sensorik seperti suara, cahaya, atau keramaian yang berlebihan.

Baca Juga: Ciri-Ciri Korban Bullying untuk Diperhatikan Orang Tua dan Guru

Kemampuan yang Kurang

Apa pun pemicunya, menurut Child Mind Institute, sebagian besar ahli kesehatan mental percaya bahwa anak-anak yang sering mengalami tantrum tidak memiliki kemampuan tertentu. Kemampuan ini adalah yang dapat membantu mereka memegang kontrol pada situasi yang menyebabkan mereka frustasi, cemas, atau marah.

Kemampuan-kemampuan tersebut, antara lain:

  • Kontrol impuls
  • Penyelesaian masalah
  • Bernegosiasi
  • Komunikasi keinginan dan kebutuhan kepada orang dewasa
  • Mengetahui apa yang pantas atau diharapkan dalam situasi tertentu
  • Menenangkan diri

Memahami dan Mengatasi Apa Itu Tantrum bersama JIVARAGA dan Plaza Indonesia

Jika Anda ingin memami lebih dalam tentang apa itu tantrum pada anak dan menemukan cara efektif untuk mengatur emosi dalam meredakan tantrum, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dalam sesi talk show Understanding Tantrum in Children” bersama JIVARAGA di event Plaza Indonesia Wellness Festival 2024 yang berlangsung tanggal 22-31 Juli nanti.

Talk show ini sendiri akan berlangsung pada Sabtu, 27 Juli 2024, pukul 18.30 – 20.30 WIB dan menghadirkan dua pembicara ahli: dr. Dimple Nagrani, Sp. A dari Happy Kids dan Amrit Gurbani, Emotions Coach JIVARAGA. Mereka akan membagikan wawasan mendalam dan strategi praktis untuk menghadapi tantrum pada anak dengan pendekatan yang penuh empati dan efektif.

Detail Acara:

  • Tanggal: Sabtu, 27 Juli 2024
  • Waktu: 18.30 – 20.30 WIB
  • Tempat: Ganara Art Space, Plaza Indonesia

Reserve your spot now! Kunjungi website resmi Plaza Indonesia Wellness Festival 2024 untuk registrasi di:

https://wellnessfestival.plazaindonesia.com

Atau, simak Instagramnya:

https://www.instagram.com/plazaindonesia

Untuk informasi lebih lanjut, dapat juga menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Atau, follow Instagram JIVARAGA:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

Jangan lewatkan kesempatan ini. Kami tunggu kehadiran Anda di Plaza Indonesia Wellness Festival 2024!

(Foto: Freepik)

This Post Has One Comment

Comments are closed.