Ada kalanya seseorang dalam hidupnya merasakan pengalaman emosional atau fisik yang sangat mengejutkan dan menyakitkan. Peristiwa yang sangat mengejutkan tadi kemudian menjadi trauma karena meninggalkan dampak jangka panjang pada kehidupan seseorang. Trauma sendiri tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tapi juga dapat menimbulkan masalah pada fisik dan perilaku. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu trauma dan cara menghadapinya dengan lebih efektif.
Apa Itu Trauma?
Trauma sendiri merupakan respons emosional dan psikologis terhadap peristiwa atau pengalaman yang menimbulkan keterkejutan, sakit, atau rasa takut yang tinggi. Apa yang terjadi saat itu menjadi trauma karena melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
Cindy Gozaly, Leadership & Mindfulness Coach JIVARAGA menjelaskan apa itu trauma sebagai kondisi yang timbul akibat dari pengalaman atau peristiwa buruk yang dialami oleh seseorang, seperti kecelakaan, kekerasan fisik, mental, emosional, atau bencana alam. “Kondisi ini dapat memengaruhi mental dan emosi seseorang saat mengingat peristiwa buruk tersebut,” jelas Cindy dalam acara “Healing Journey, Empowering Youth” bersama OPPAL pada tanggal 19 Mei 2024 lalu di JIVARAGA Space, Jakarta.
American Psychological Association (APA) juga mendefinisikan apa itu trauma sebagai respons terhadap peristiwa apa pun yang seseorang anggap mengancam atau membahayakan secara fisik atau emosional.
Dampak Trauma
Trauma dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam fungsi mental dan emosional seseorang. Dan, hal ini sering kali berdampak pada kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal. Reaksi terhadap trauma bisa segera terlihat setelah peristiwa terjadi. Namun, tak jarang efeknya bisa muncul bertahun-tahun kemudian.
Dampak dari trauma dapat terlihat berupa:
- Kesehatan Mental: Dalam jangka panjang, trauma secara klinis dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental, termasuk Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, dan kecemasan. Gejala-gejalanya bisa bervariasi, dari mimpi buruk dan kilas balik yang intens hingga perasaan mati rasa emosional dan menghindari terhadap situasi yang mengingatkan pada trauma.
- Kesehatan Fisik: Tidak hanya kesehatan mental, trauma juga berdampak pada kesehatan fisik seseorang. seperti gangguan tidur, hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
- Hubungan Sosial: Bahkan, trauma dapat merusak hubungan dengan orang lain, menyebabkan kesulitan dalam membangun kepercayaan dan keintiman, dan menarik diri dari hubungan sosial.
Perlu diingat, respons terhadap apa itu trauma bervariasi karena sifatnya sangat individual dan bergantung pada berbagai faktor. Termasuk, sejarah pribadi, dukungan sosial, dan mekanisme koping yang dimiliki oleh individu tersebut.
Penanganan dan Pemulihan Trauma
Mengatasi trauma membutuhkan waktu dan seringkali memerlukan bantuan profesional. Beberapa pendekatan yang umum digunakan termasuk terapi psikologis, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terapi eksposur, dan EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing).
Dukungan keluarga, teman, atau komunitas juga penting untuk membantu proses pemulihan. Serta, dibarengi dengan praktik-praktik gaya hidup sehat, seperti meditasi, olahraga, dan menjaga pola makan sehat dapat membantu dalam mengelola gejala trauma.
Selain itu, Cindy menyarankan proses mindfulness digunakan untuk pemulihan trauma. Mindfulness sendiri adalah keadaan sadar dan hadir sepenuhnya secara fisik, mental, emosional untuk diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. “Mindfulness penting dalam healing trauma karena kadang kita menyangkal (deny) terhadap masalah yang ada atau tidak mau merasakan,” papar Cindy.
Dengan hadir sepenuhnya pada saat ini, kita juga jadi mengetahui apa yang kita butuhkan dan semakin mengenal diri sendiri. Saat sudah mengenal diri sendiri ini, kita jadi punya perspektif baru mengenai kehidupan yang dijalani. “Pada akhirnya, mindfulness ini dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mengatasi trauma dan kesehatan secara menyeluruh,” sebut Cindy.
Baca Juga: Mindfulness adalah Seni Menikmati Setiap Momen di Tengah Kesibukan
Apa Itu Proses Pemulihan Trauma dengan Mindfulness?
Mindfulness, tambah Cindy, adalah proses penting dalam masa healing. Ada beberapa proses yang dilalui atau tahapan penyembuhan pada trauma dengan bantuan mindfulness, yaitu:
- Validation: Kita perlu memvalidasi perasaan saat ini. Katakan pada diri sendiri bahwa tidak apa-apa untuk merasakan berbagai emosi saat ini.
- Self-awareness: Kita perlu punya kesadaran untuk memahami diri sendiri dan kebutuhan pribadi.
- Emotional regulation: Bisa mengelola emosi yang kuat yang dirasakan dengan cara yang sehat.
- Self-compassion: Saat proses penyembuhan, penting juga menyayangi pada diri sendiri sehingga dapat mengurangi rasa bersalah dan malu.
- Symptoon reduction: Kurangi gejala-gejala trauma, seperti pikiran yang mengganggu dan hiperarousal.
- Break trauma cycle: Setelah melalui tahap-tahap di atas, pada akhirnya bisa menghentikan siklus trauma, stop respons trauma berulang dan memilih reaksi yang lebih sehat.
Apa Itu Transformasi Trauma?
Cindy lalu mengingatkan bahwa trauma bisa saja tidak hilang sepenuhnya. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan adalah transformasi trauma menjadi pengalaman yang lebih bermakna dan konstruktif dalam hidup.
Dalam konteks teori Level of Conciousness yang dikemukakan oleh David R. Hawkins, transformasi trauma ini berhubungan dengan peningkatan kesadaran individu. Setiap pengalaman, termasuk trauma, dapat mengangkat seseorang ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi jika diolah dengan tepat.
Misalnya, ketika seseorang melihat trauma bukan sebagai sumber penderitaan, tapi merupakan peluang untuk pertumbuhan dan healing, emosi-emosi negatif (rasa takut atau marah, yang beresonansi pada level kesadaran rendah dapat beralih ke emosi-emosi yang lebih positif (penerimaan, cinta, dan kedamaian).
From Trauma to Triumph
Lalu, bagaimana cara transformasi trauma yang dijelaskan di atas? Cindy menyebutkan beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan transformasi tersebut, yaitu:
- Awareness: Menyadari apa yang kita rasakan. Karena, kadang, ketika mengalami trauma, kita tidak mau merasakan. Jika ingin healing, kita perlu membuka hati untuk merasakan sekalipun hal tersebut terasa menyakitkan.
- Acknowledgement: Kadang, begitu mengalami trauma, kita ingin memberikan excuse terhadap apa itu yang terjadi. Padahal, akan lebih baik untuk mengakui dan tidak menyangkal bahwa kejadian tersebut memang ada dan terjadi.
- Freeing yourself and letting go: Proses selanjutnya adalah mulai melepaskan dan bebaskan diri dari beban trauma yang ada. Trauma mungkin tetap ada, tapi pada saat ini, kita dapat mulai berserah diri. Seperti pengalaman Cindy, “Saat kita merasa berada dalam kondisi paling susah, cara paling mudah adalah berserah diri, mulai ikhlas dan menerima apa yang harus kita lakukan saat itu.”
- Gratitude seeing blessing wisdom: Tidak lupa, cari hikmah dan pelajaran dari kejadian tersebut. Masalahnya mungkin terasa berat dan tidak merasa bersyukur dengan kondisi yang ada. Namun, sekecil apa pun, kita perlu melihat sesuatu untuk disyukuri.
- Be the Creator of Your Life: Setelah melalui tahap-tahap di atas, barulah kita mulai merancang hidup baru yang ingin kita ciptakan. “Sebelum menginspirasi orang lain, kita harus menjadi kreator hidup kita sendiri,” kata Cindy.
Perjalanan Menuju Impian
Jika Anda ingin menggali lebih dalam tentang “Be The Creator of Your Life,” jangan lewatkan acara spesial JIVARAGA pada Kamis, 30 Mei 2024 di JIVARAGA Space, mulai pukul 19.30-20.30 WIB. Dipandu langsung oleh Cindy Gozali, acara ini dirancang untuk membantu Anda menilai di mana Anda berada dalam hidup saat ini dan mengarahkan Anda ke arah tujuan yang Anda inginkan.
Anda juga akan diajak untuk melepaskan pola atau keyakinan yang membatasi yang mungkin selama ini menghambat kemajuan Anda. Selain itu, Anda akan memetakan kehidupan yang ingin Anda ciptakan untuk diri sendiri, sehingga Anda dapat memulai perjalanan untuk mewujudkan kehidupan impian Anda.
Dengan investasi senilai Rp200.000, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk merancang masa depan yang lebih baik dan lebih bermakna. Untuk booking dan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi JIVARAGA di:
Atau, follow Instagram JIVARAGA di:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
Pada akhirnya, Cindy mengingatkan bahwa proses penyembuhan atau healing journey tidak ada yang instan karena membutuhkan waktu dan kesabaran. Dia menekankan juga bahwa ketika kita merasa lelah, tidak apa-apa untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Yang terpenting adalah kita tetap menjaga harapan dan semangat untuk terus maju. Dengan tekad dan kesabaran, kita dapat melalui setiap apa itu rintangan trauma dan mendekati keadaan yang lebih baik dan sehat.
Pingback: Nervous adalah Respons Emosional yang Perlu Dikelola demi Kesehatan Secara Menyeluruh - Jivaraga