Anda pasti pernah merasa suasana hati Anda memengaruhi produktivitas atau hubungan dengan orang lain. Ini karena setiap hari kita dipengaruhi oleh berbagai macam emosi. Namun, kesejahteraan kita tidak hanya ditentukan oleh seberapa sering kita merasakan emosi negatif, tapi juga bagaimana kita menghadapi emosi negatif? Mengelola emosi positif dan negatif secara bijak dapat membawa keseimbangan dan kualitas dalam hidup.
Perbedaan Emosi dan Perasaan
Pertama, kenali dulu makna emosi, yaitu respons psikologis dan fisiologis terhadap situasi atau peristiwa yang dialami seseorang. Respons tersebut dapat memengaruhi perilaku, dan tindakan. Seperti yang diungkapkan Don Hockenburi dan Sandra E. Hockenburi dalam buku berjudul “Discovering Psychology”, melansir dari VeryWell Mind, bahwa emosi adalah kondisi psikologis kompleks yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu pengalaman subjektif, respons fisiologis, dan respons perilaku atau ekspresif.
Dari sini, penting untuk membedakan antara apa itu emosi dan perasaan (feeling). Meskipun keduanya saling terkait, tapi tetap terdapat perbedaan. PositivePsychology.com menyebutkan bahwa emosi adalah respons ‘tingkat rendah’ karena reaksi emosi terjadi secara otomatis dan cepat, tanpa membutuhkan banyak pemikiran atau analisis mendalam.
Dalam prosesnya, emosi muncul pertama kali di area subkortikal otak, seperti amigdala dan korteks prefrontal ventromedial. Kedua area tersebut menghasilkan reaksi biokimia yang berdampak langsung pad akondisi fisik seseorang. Seperti, detak jantung yang meningkat atau pelepasan hormon stres saat merasa cemas atau takut.
Dari hal tersebut, bisa dikatakan bahwa emosi memiliki dasar fisik yang lebih kuat dari perasaan. Emosi lebih mudah diukur secara objektif melalui isyarat fisik, seperti aliran darah, detak jantung, aktivitas otak, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Jika emosi adalah respons awal atau otomatis manusia terhadap situasi atau rangsangan tertentu, perasaan bersifat lebih kompleks. Perasaan adalah reaksi yang lebih subjektif terhadap emosi yang kita alami dan dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, ingatan, dan pemahaman dunia di sekitar kita.
Perasaan terjadi setelah emosi dan berlangsung pada bagian otak yang lebih berkembang, yaitu neokorteks. Neokorteks bertanggung jawab atas fungsi berpikir, analisis, dan pemrosesan yang lebih tinggi.
Perasaan melibatkan interpretasi pribadi terhadap emosi yang dirasakan sehingga bersifat sangat subjektif. Oleh karena dipengaruhi pengalaman, pandangan, dan refleksi pribadi, perasaan tidak dapat diukur secara objektif atau universal seperti emosi.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Trauma untuk Transformasi dan Proses Healing
Definisi Emosi Positif dan Emosi Negatif
Emosi di dunia ini pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif.
1. Emosi positif
Konsep emosi positif adalah perasaan yang umumnya menyenangkan dan kita inginkan. Emosi positif mencakup rasa syukur, kebahagiaan, cinta, kepuasan, dan kegembiran. Semuanya membuat kita lebih produktif dan puas terhadap hidup. Adanya emosi positif pun membuat dunia terasa lebih ringan. Kita cenderung melihat sisi baik dari setiap situasi.
Beberapa emosi positif yang umum dirasakan, meliputi:
- Kegembiraan: Perasaan senang dan bahagia yang luar biasa.
- Cinta: Kasih sayang dan perhatian yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu.
- Kepuasan: Keadaan puas dan damai.
- Kegembiraan: Perasaan antusias dan bersemangat.
- Kekaguman: Perasaan heran dan takjub.
2. Emosi negatif
Di sisi lain, emosi negatif adalah perasaan yang biasanya terkait dengan ketidaknyamanan, tekanan, atau penderitaan. Emosi ini sering muncul sebagai respons terhadap situasi yang dianggap mengancam, menyakitkan, atau mengecewakan.
Beberapa contoh emosi negatif yang umum muncul:
- Kesedihan: Perasaan sedih atau tidak bahagia.
- Kemarahan: Perasaan tidak senang atau permusuhan yang kuat.
- Ketakutan: Emosi tidak menyenangkan yang disebabkan oleh keyakinan bahwa seseorang atau sesuatu itu berbahaya.
- Kecemburuan: Perasaan iri terhadap pencapaian atau harta milik orang lain.
Pentingnya Mengelola Emosi Postif dan Emosi Negatif
Emosi negatif yang tidak dikelola dengan baik hanya akan menyebabkan stres dan gangguan kesehatan mental lainnya. Lebih jauh, dapat mengganggu hubungan dengan orang lain. Juga, dapat berdampak pada kesehatan fisik. Seperti seperti gangguan tidur, penyakit jantung, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Sebaliknya, emosi positif yang terpelihara akan memiliki manfaat signifikan untuk kesehatan. Termasuk, menurunkan stres, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta memperbaiki kualitas tidur dan hubungan sosial.
Dan juga, meskipun terdengar tidak menyenangkan, emosi negatif juga memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Emosi ini dapat menjadi alarm pemberi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan atau diatasi.
Misalnya, rasa takut akan membuat kita berlindung dari bahaya. Atau, rasa bersalah mendorong kita memperbaiki kesalahan dan memulihkan hubungan. Emosi negatif, ketika dihadapi dengan bijak, dapat membantu kita tumbuh dan belajar dari pengalaman.
Beberapa hal di atas memperlihatkan bahwa baik emosi positif dan emosi negatif dapat membawa dampak baik dalam kehidupan jika dikelola dengan baik pula.
Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Pikiran Negatif untuk Produktivitas dan Kesehatan Secara Menyeluruh
Cara Mengelola Emosi Positif dan Emosi Negatif
Tentu saja, setiap hari kita tidak bisa menghindar dari dua jenis emosi tersebut. Yang dapat kita lakukan adalah mengelola emosi positif-dan emosi negatif yang ada. Pada dasarnya, mengelola kedua jenis emosi tersebut memiliki prinsip yang sama, yaitu memahami, menerima, dan menyalurkannya dengan cara yang sehat. Dengan demikian, tidak membiarkan emosi mana pun mendominasi tindakan kita.
Berikut cara bijaksana untuk mengelola emosi positif dan emosi negatif:
1. Ekspresikan syukur setiap hari (tulis jurnal)
Salah satu cara mengelola emosi positif adalah dengan mengekspresikan rasa syukur, termasuk menuliskannya dalam sebuah jurnal. Menulis hal-hal kecil yang Anda syukuri setiap hari dapat memperkuat perasaan bahagia dan puas.
Ini membantu kita fokus pada aspek-aspek positif dalam hidup dan memperkuat keseimbangan emosi. Sekaligus, mengurangi dampak negatif dari stres dan kecemasan.
2. Kenali dan terima emosi negatif
Mengelola emosi negatif bukan berarti mengabaikan atau menghindarinya. Sebaliknya, kita perlu mengenali dan menerima emosi negatif, seperti marah atau sedih. sebagai bagian dari pengalaman manusia.
Ketika kita menerima emosi negatif, kita bisa memprosesnya dengan lebih baik dan mencegahnya menumpuk menjadi stres atau kecemasan berkepanjangan.
3. Temukan saluran emosi yang tepat
Baik emosi positif maupun negatif jangan hanya dipendam, tapi salurkan juga melalui ekspresi yang tepat. Emosi positif dapat disalurkan melalui kegiatan kreatif seperti menulis, seni, atau berolahraga.
Sementara, emosi negatif dapat dikelola dengan berbicara kepada teman, menulis jurnal, atau melakukan aktivitas fisik. Menyalurkan emosi dengan cara sehat membantu mencegah terjadinya ledakan emosi atau perasaan tertekan.
4. Tetapkan batasan dan jaga kesehatan mental
eringkali, emosi negatif bisa timbul karena kita tidak menetapkan batasan yang jelas dalam kehidupan sosial atau pekerjaan. Belajar mengatakan “tidak” ketika diperlukan adalah salah satu langkah penting dalam mengelola emosi. Jaga juga kesehatan mental Anda.
Hal tersebut akan membantu Anda mengurangi tekanan yang berlebihan dan menjaga keseimbangan antara tuntutan eksternal dan kebutuhan internal Anda.
5. Praktikkan mindfulness
Mindfulness, atau kesadaran penuh, membantu kita lebih memahami dan merasakan emosi tanpa menghakimi. Dengan berlatih mindfulness, kita bisa lebih sadar akan emosi yang muncul dan memilih cara meresponnya, baik itu emosi positif maupun negatif.
6. Meditasi
Praktikkan juga meditasi karena membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengajarkan kita untuk menerima setiap emosi tanpa menghakimi. Kita dapat meredakan emosi negatif dan mendamaikan pikiran.
Di sisi lain, meditasi memungkinkan kita menikmati emosi positif tanpa euforia yang berlebihan. Secara umum, meditasi membantu menciptakan keseimbangan emosional yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
7. Latihan teknik pernapasan
Berlatih teknik pernapasan membantu menstabilkan respons tubuh terhadap perubahan suasana hati. Pernapasan dalam yang teratur menenangkan sistem saraf, sehingga mampu meredakan emosi negatif seperti marah, cemas, atau stres dengan menurunkan detak jantung dan tekanan darah.
Di sisi lain, teknik pernapasan juga membantu mengelola emosi positif dengan menjaga keseimbangan dan ketenangan. Kita jadi bisa menikmati kebahagiaan atau antusiasme tanpa merasa terlalu berlebihan atau kewalahan.
Emotional Mastery di JIVARAGA
Mengelola emosi negatif dan positif secara efektif adalah langkah penting untuk mencapai keseimbangan emosional dan mental dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan cara-cara mengelola emosi di atas, Anda diharapkan dapat merespons emosi lebih bijaksana. Dengan demikian, Anda dapat menjalani hidup dengan lebih tenang
Namun, untuk benar-benar menguasai kemampuan tersebut, perlu pendalaman dan bimbingan yang tepat. Sehingga, Anda bisa menerapkannya dalam berbagai situasi yang lebih konsisten dan efektif.
Untuk mendukung perjalanan Anda dalam menguasai emosi, JIVARAGA menawarkan program Emotional Mastery Coaching. Program ini dirancang untuk membantu Anda mempelajari teknik pengelolaan emosi dengan lebih mendalam dan dipandu oleh ahli yang bersertifikat dan berpengalaman.
Melalui coaching ini, Anda akan dibekali alat dan strategi yang dapat diterapkan dalam situasi nyata untuk meningkatkan keseimbangan emosional Anda.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat klik ke:
https://jivaraga.com/jivaraga-space/
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
Emotional Mastery Coaching di JIVARAGA akan menjadi langkah penting dalam perjalanan Anda menuju keseimbangan emosional yang lebih baik dan pengendalian diri yang lebih kuat.
(Foto: Freepik)