You are currently viewing Istilah “Kena Mental” Menjadi Tren di Media Sosial, Ini Artinya

Istilah “Kena Mental” Menjadi Tren di Media Sosial, Ini Artinya

Istilah “kena mental” mungkin sering kita jumpai di media sosial. Terutama, dalam komentar-komentar yang merespons momen emosional, konflik, bahkan candaan yang terasa menusuk. Sebenarnya, apa artinya kena mental? Apakah hanya sekadar sindiran atau ada makna psikologis yang lebih dalam di balik istilah ini?

Mengapa Istilah “Kena Mental” Menjadi Tren?

Istilah “kena mental” semakin sering digunakan seiring dengan maraknya percakapan seputar kesehatan mental di ruang digital. Banyak orang menggunakan istilah ini sebagai ekspresi ringan saat merasa sakit hati, tersinggung. Atau terpengaruh secara emosional terhadap sesuatu. 

Namun, penggunaan yang terus-menerus dalam konteks bercanda atau sindiran dapar membuat istilah ini memiliki makna yang kabur dan multitafsir. Hal ini tergantung siapa yang menggunakannya dan dalam situasi seperti apa.

Di satu sisi, istilah ini digunakan untuk menggambarkan ketahanan mental seseorang yang sedang diuji. Di sisi lain, tak jarang juga digunakan secara sarkastik, bahkan meremehkan kondisi mental orang lain. 

Fenomena dapat dilihat bahwa isu kesehatan mental kini semakin banyak dibicarakan dalam keseharian, tidak lagi menjadi hal yang “tabu”. Meski demikian, memang, belum sepenuhnya dipahami secara mendalam.

Kena Mental artinya Merupakan Bahasa Slang Indonesia

kena mental artinya 2

Istilah “kena mental” berasal dari gabungan kata “kena” yang berarti terpengaruh dan “mental”. Menurut Hinative, kena mental artinya merujuk pada kondisi pikiran dan emosi seseorang.

Secara sederhana, kena mental artinya adalah situasi ketika seseorang merasa terguncang secara emosional akibat pengalaman tertentu. Misalnya, karena kritik pedas, tekanan sosial, trauma masa lalu, atau candaan yang terasa menyakitkan.

Dalam konteks psikologi, “kena mental” dapat dikaitkan dengan reaksi emosional yang berlebihan atau penurunan ketahanan psikologis dalam menghadapi suatu kondisi. Meski istilah ini tidak bersifat ilmiah, ia mencerminkan kenyataan bahwa banyak orang mengalami tekanan mental yang sering kali tidak mereka sadari.

Orang yang “kena mental” bisa menunjukkan berbagai tanda. Seperti merasa mudah tersinggung, cemas berlebihan, sulit tidur, kehilangan semangat, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Dalam kasus yang lebih berat, bisa berkembang menjadi gangguan mental seperti depresi atau kecemasan.

Penyebab Kena Mental

Ada banyak faktor yang dapat membuat seseorang merasa “kena mental.” Berikut beberapa penyebab yang umum terjadi:

1. Bullying atau body shaming di media sosial

Komentar negatif yang terus-menerus dapat melukai harga diri dan membentuk persepsi buruk tentang diri sendiri.

2. Tekanan dari lingkungan sekitar

Baik dari keluarga, pekerjaan, maupun pertemanan, tekanan yang datang terus-menerus bisa memicu stres dan rasa tidak berdaya.

3. Kritik atau kegagalan pribadi

Gagal mencapai target atau mengalami penolakan bisa mengguncang mental, terutama jika tidak disertai dukungan emosional.

4. Trauma masa lalu

Luka emosional yang belum sembuh dapat muncul kembali di situasi tertentu dan memperparah kondisi mental.

5. Perbandingan sosial

Melihat kesuksesan orang lain di media sosial sering kali menimbulkan rasa tidak cukup baik. Hal ini perlahan merusak rasa percaya diri.

Cara Menghadapi Kena Mental

Menghadapi perasaan “kena mental” memang tidak mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan dan memulihkannya.

1. Sadari dan akui perasaan yang muncul

Menghindari atau menyangkal hanya akan membuat kondisi memburuk. Mengakui perasaan adalah langkah awal menuju pemulihan.

2. Batasi paparan terhadap pemicu stres

Saring konten di media sosial dan jaga jarak dari lingkungan atau orang-orang yang memberi dampak negatif secara emosional.

3. Bercerita pada orang yang dipercaya

Dukungan emosional dari teman dekat atau keluarga sangat penting untuk melepaskan beban yang tertahan.

4. Lakukan self-care secara rutin

Meditasi, olahraga ringan, tidur cukup, atau aktivitas yang menyenangkan bisa membantu menstabilkan pikiran dan emosi.

5. Cari bantuan profesional bila perlu

Konsultasi dengan psikolog, konselor, atau fasilitator healing dapat membantu mengurai dan memahami perasaan yang sedang dialami secara lebih mendalam.

JIVARAGA Bisa Jadi Teman Pulihmu

Jika kamu merasa “kena mental” dan butuh tempat untuk mengurai rasa tanpa dihakimi, JIVARAGA hadir untuk menemani proses pemulihanmu. Melalui berbagai sesi healing seperti mindfulness, sound healing, hingga emotional healing, kamu bisa lebih mengenal kondisi emosionalmu. 

Selanjutnya, dapat menemukan akar permasalahan, dan belajar teknik-teknik penyembuhan yang sesuai. Karena, kesehatan mentalmu berharga dan layak dirawat dengan cara yang lembut dan penuh kesadaran.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai sesi healing di JIVARAGA klik:

https://jivaraga.com/

Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

(Foto: Freepik, Pexels)

Leave a Reply