You are currently viewing Memahami dan Mengatasi Siklus Kebiasaan Menyalahkan Diri Sendiri dengan Terapi Family Constellation

Memahami dan Mengatasi Siklus Kebiasaan Menyalahkan Diri Sendiri dengan Terapi Family Constellation

Sering merasa selalu menyalahkan diri sendiri saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, bahkan ketika bukan sepenuhnya kesalahan Anda? Salah satu penyebab kebiasaan ini adalah pengalaman masa lalu, terutama hubungan kita dengan keluarga. Bagaimana dinamika keluarga berperan dalam kebiasaan menyalahkan diri sendiri ini dan cara untuk mengatasinya? Simak terus artikel ini!

Apa Itu Menyalahkan Diri Sendiri?

Sebelum membahas penyebab dan cara mengatasinya, pahami dulu makna dari menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri adalah suatu pola pikir atau kebiasaan psikologis ketika seseorang merasa bertanggung jawab atas kesalahan, kegagalan, atau situasi negatif yang terjadi, bahkan jika kesalahan tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh dirinya.

Menurut sebuah penelitian dari Journal of Personality and Social Psychology, melansir dari Wikipedia, menyalahkan diri sendiri adalah proses kognitif ketika seseorang mengaitkan terjadinya peristiwa yang menimbulkan stres dengan dirinya sendiri. Kebiasaan tersebut memberikan implikasi yang juga menimbulkan stres karena sering diiringi kritik diri yang keras, perasaan bersalah, dan rasa tidak cukup baik.

Introspeksi memang bermanfaat untuk membantu mengatasi perasaan bersalah. Namun, terlalu sering menyalahkan diri sendiri dapat menghambat perkembangan mental dan emosional, menghambat pertumbuhan pribadi, dan memengaruhi hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu, penting untuk mengatasi kebiasaan tersebut.

Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Pikiran Negatif untuk Produktivitas dan Kesehatan Secara Menyeluruh

Aspek Menyalahkan Diri Sendiri

Dalam prosesnya, menurut Psychology Today, menyalahkan diri sendiri meliputi tiga hal, yaitu:

1. Proses kognitif

Proses ketika seseorang percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas suatu situasi. Ini seringkali terjadi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin juga berkontribusi terhadap keadaan tersebut.

2. Dampak emosional

Kebiasaan ini dapat menyebabkan perasaan bersalah, malu, dan rendah diri. Emosi-emosi ini bisa sangat mengganggu dan berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

3. Konsekuensi perilaku

Kebiasaan ini dapat menyebabkan perilaku menghindar. Seseorang jadi enggan mengambil peluang atau tantangan baru karena takut mengalami kegagalan.

Penyebab Sering Menyalahkan Diri Sendiri

menyalahkan diri sendiri adalah

Ada beberapa penyebab yang dapat memicu seseorang jadi sering menyalahkan dirinya sendiri. Antara lain:

1. Pengalaman masa kecil

Pola asuh yang kritis atau ekspektasi yang tinggi dari orang tua dapat menanamkan rasa tidak cukup baik, membuat individu merasa selalu bertanggung jawab atas kegagalan.

2. Rasa rendah diri (rendah self-esteem)

Seseorang dengan harga diri rendah cenderung merasa tidak berharga dan lebih mungkin melakukan kebiasaan ini ketika menghadapi masalah.

3. Perfeksionis

Standar yang sangat tinggi terhadap diri sendiri dapat menyebabkan perasaan gagal jika tidak dapat memenuhi ekspektasi. Ini akan berujung pada menyalahkan diri sendiri.

4. Lingkungan sosial yang toksik

Dikelilingi oleh orang-orang yang kritis atau menghakimi dapat memperkuat pola pikir negatif ini. Hal ini membuat seseorang merasa selalu salah.

5. Pola pikir negatif

Kecenderungan untuk melihat sisi negatif dari segala hal dan mencari kesalahan pribadi dapat membuat individu terjebak dalam siklus menyalahkan diri sendiri.

Baca Juga: 7 Cara Belajar dari Kesalahan untuk Mengasah Ketahanan Mental

Pengaruh Keluarga terhadap Kebiasaan Menyalahkan Diri Sendiri

Secara khusus, pola-pola pikir yang membuat seseorang sering menyalahkan diri sendiri di atas terbentuk juga oleh lingkungan keluarga. Apalagi, keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan nilai-nilai, keyakinan, dan persepsi tentang diri sendiri.

Beberapa dinamika keluarga yang dapat berkontribusi terhadap kebiasaan ini antara lain:

1. Pengasuhan otoriter

Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kritik atau tuntutan tinggi, mereka mungkin merasa bahwa mereka harus selalu sempurna. Kegagalan untuk memenuhi ekspektasi ini sering memicu rasa bersalah yang berlebihan.

2. Kurangnya dukungan emosional

Keluarga yang tidak memberikan ruang bagi anggotanya untuk mengekspresikan perasaan atau mengakui kegagalan secara sehat bisa menyebabkan individu memendam emosi dan berakhir dengan kebiasaan ini.

3. Ekspektasi yang tinggi

Keluarga yang menetapkan ekspektasi tinggi terhadap prestasi atau perilaku anak dapat menciptakan tekanan yang berlebihan, membuat anak merasa bahwa kegagalan mereka adalah hasil dari kurangnya usaha.

4. Pola komunikasi yang buruk

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam keluarga dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Seseorang jadi merasa bersalah atas situasi yang sebenarnya bukan kesalahan mereka.

5. Transgenerational trauma

Trauma yang dialami oleh generasi sebelumnya di dalam keluarga bisa diturunkan kepada generasi berikutnya. Ini bisa membentuk pola psikologis yang diwariskan, termasuk kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri.

Cara agar Tidak Menyalahkan Diri Sendiri

Rasa bersalah dan penilaian negatif terhadap diri sendiri bisa sangat menguras energi dan memengaruhi kesehatan mental. Untungnya, ada cara-cara sederhana yang bisa membantu Anda melepaskan kebiasaan ini dan belajar untuk lebih menerima diri.

1. Latih self-compassion

Belajar berbelas kasih pada diri sendiri adalah langkah penting dalam mengatasi kebiasaan ini. Sadari bahwa tidak ada yang sempurna dan membuat kesalahan adalah bagian alami dari kehidupan. Dengan berlatih memaafkan diri sendiri, Anda bisa mengurangi tekanan berlebihan yang menyebabkan perasaan bersalah.

2. Kenali pola pikir diri sendiri

Setiap kali Anda merasa mulai menyalahkan diri sendiri, coba hentikan sejenak dan tanyakan pada diri, “Apakah saya benar-benar bertanggung jawab atas hal ini?” Evaluasi fakta dan pertimbangkan apakah ada faktor lain yang berkontribusi pada situasi tersebut.

3. Ubah perspektif tentang kegagalan

Lihatlah kegagalan sebagai peluang untuk belajar, bukan sebagai bukti bahwa Anda tidak mampu. Dengan mengubah cara pandang ini, Anda dapat melepaskan beban dari diri sendiri dan fokus pada perkembangan serta pembelajaran.

4. Lingkungan yang mendukung

Carilah dukungan dari orang-orang yang positif dan dapat memahami Anda. Mereka yang memberikan dorongan dan perspektif yang lebih objektif bisa membantu Anda melihat situasi secara lebih seimbang dan tidak langsung menyalahkan diri sendiri.

5. Lakukan terapi Family Constellation di JIVARAGA

Setiap orang pasti memiliki atau mengalami dinamika keluarga atau trauma masa lalu sekecil apa pun. Terapi Family Constellation akan membantu mengungkap pola-pola tersembunyi dalam hubungan keluarga yang mungkin memengaruhi cara berpikir Anda saat ini.

Baca Juga: 12 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri untuk Keseimbangan Hidup

Solusi untuk Memutus Siklus Negatif Ini

Family Constellation adalah terapi yang mengungkap hubungan emosional dan bagaimana trauma atau pola hubungan yang tidak sehat dalam keluarga bisa diwariskan dari generasi ke generasi.

Silvia Basuki, Certified Family Constellation Therapist JIVARAGA, akan membantu individu mengeksplorasi dinamika keluarga tersebut. Sebab, sering kali, dinamika tersebut tidak disadari, tapi dapat menimbulkan pola pikir negatif.

Dalam praktik terapinya, seseorang akan diajak memahami bahwa perasaan bersalah yang terus-menerus mungkin tidak sepenuhnya berasal dari pengalaman saat ini, melainkan bisa berkaitan dengan pola keluarga yang telah berlangsung lama. Begitu mengetahui asal mula perasaan ini, seseorang bisa mulai melepaskan beban emosional yang tidak seharusnya mereka pikul.

Pada akhirnya, melalui terapi Family Constellation, Anda akan dibantu untuk menata ulang hubungan dengan diri sendiri dan keluarga, serta membangun rasa penerimaan dan kedamaian yang lebih dalam.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai terapi atau booking sesi Family Constellation di JIVARAGA, klik ke

https://jivaraga.com/private-sessions/

Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

Melalui Family Constellation, Anda dapat menemukan penyelesaian emosional, memahami peran keluarga dalam membentuk keyakinan diri, dan memutus siklus menyalahkan diri sendiri yang membelenggu.

(Foto: Freepik)

This Post Has 2 Comments

Comments are closed.