Sebagai anak, kita selalu mencoba memahami ketika ibu sibuk bekerja atau “sibuk” memberikan kritik terhadap cara menjalani hidup. “Yah, namanya juga orang tua.” Mungkin itu yang ada dipikiran Anda. Padahal, perilaku ibu tersebut bisa dapat menimbulkan dampak emosional atau mother wound yang memengaruhi cara kita menjalani hidup. Oleh karena ini, memahami mother wound penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kepercayaan diri sendiri.
Apa Itu Mother Wound?
Mother wound, menurut Healthline, bukanlah diagnosis khusus, melainkan istilah untuk menggambarkan trauma emosional yang ditimbulkan dari hubungan ibu dan anak yang tidak berfungsi baik. “Luka” (wound) ini muncul ketika seorang ibu tidak dapat memberikan dukungan emosional, cinta, dan pengasuhan yang memadai.
Konsep ini berakar pada gagasan bahwa ikatan ibu-anak merupakan fundamental atau hal mendasar bagi perkembangan dan rasa percaya diri seorang anak. Ketika ikatan ini terganggu atau tidak sehat, dapat menyebabkan dampak emosional dan psikologis yang berlangsung lama.
Meski terdengar negatif, mother wound tidak selalu berarti hubungan yang buruk dengan ibu. Bisa saja seorang ibu merasa telah memberikan yang terbaik. Namun, dampak emosional dari hubungan tersebut ternyata memengaruhi kehidupan seseorang hingga dewasa.
Pola-Pola Pengasuhan yang Jadi Sumber Mother Wound
Healthline juga menyebutkan bahwa mother wound dapat terwujud dari beberapa hal. Anak—perempuan maupun laki-laki—akan mengalami mother wound jika ibu mereka:
1. Kurangnya kehadiran emosional
Ibu hanya memenuhi kebutuhan fisik, tapi tidak memberikan cinta, perhatian, atau rasa aman.
2. Kurangnya empati dalam pengasuhan
Tidak mencerminkan emosi anak dan tidak membantu anak mengelola emosinya.
3. Penindasan ekspresi emosi anak
Melarang anak mengekspresikan emosi negatifnya sehingga anak tumbuh tanpa kemampuan mengelola perasaan mereka sendiri.
4. Pengasuhan yang sangat kritis
Bersikap sangat kritis terhadap anak sehingga merusak kepercayaan diri dan harga diri anak.
5. Parentification
Mengharapkan anak memenuhi kebutuhan fisik atau emosional sang ibu. Parentification sebuah pola di mana anak mengambil peran sebagai “orang tua” untuk ibunya.
6. Ketidakhadiran karena sibuk atau fokus pada diri sendiri
Tidak hadir untuk anak karena pekerjaan atau urusan pribadi. Ini menciptakan rasa terabaikan pada anak.
7. Masalah kesehatan mental yang tidak ditangani
Dampak emosional dari masalah kesehatan mental ibu yang tidak diobati dan dapat membebani anak.
8. Terganggu oleh kecanduan
Ibu yang berjuang dengan kecanduan—alkohol atau narkoba—sering kali tidak mampu memberikan pengasuhan yang stabil dan aman bagi anak.
Dampak Mother Wound terhadap Anak
Seseorang yang memiliki hubungan tidak sehat atau kurang dukungan ibu dan menimbulkan luka emosional sering terlihat pada beberapa hal berikut.
1. Kesulitan menjalin hubungan yang dekat
Orang dengan mother wound sering merasa sulit percaya pada orang lain. Atau, membangun hubungan yang intim karena takut ditolak, dikritik, bahkan disakiti.
2. Perfeksionisme atau rasa tidak pernah cukup baik
Luka emosional ini sering memicu kebutuhan untuk membuktikan diri melalui prestasi. Ini karena seolah-olah cinta dan penerimaan hanya dapat diperoleh jika memenuhi standar tertentu.
3. Ketidakmampuan mengelola emosi
Mereka yang tumbuh tanpa dukungan emosional dari ibu sering merasa bingung atau kewalahan oleh emosi. Mereka tidak tahu cara mengelola kemarahan, kesedihan, atau kecemasan karena tidak belajar (diajari) caranya mengatur itu semua.
4. Rasa bersalah atau beban tanggung jawab berlebihan
Banyak yang merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan atau kesejahteraan ibu mereka. Bahkan, ketika hal tersebut di luar kendali mereka. Ini akibat pola parentification yang dialami sejak kecil.
5. Kesulitan menerima cinta atau perhatian
Luka ini dapat membuat seseorang merasa tidak layak dicintai atau canggung ketika menerima cinta dari orang lain. Mereka merasa cinta hadir karena ada syarat atau ekspektasi tertentu yang berat untuk mereka.
5 Penyebab Mother Wound
Mencari penyebab mother wound perlu melihat konteks yang lebih besar. Dalam hal ini, dari sisi Family Constellation yang berarti pemahaman mendalam tentang dinamika keluarga dan pengaruhnya terhadap hubungan ibu dan anak.
Sering kali, mother wound bukan sekadar dari tindakan ibu semata, tapi merupakan hasil trauma dan pola-pola yang diwariskan. Berikut beberapa penyebab timbulnya mother wound.
1. Trauma lintas generasi yang tidak terselesaikan
Luka emosional atau trauma dari leluhur (seperti perang, kehilangan, atau kekerasan) yang tidak diproses (dikelola) dapat diwariskan kepada anak melalui pola pengasuhan ibu.
2. Kehilangan ikatan dengan figur ibu
Ketika ibu kehilangan hubungan yang sehat dengan ibunya sendiri, ia mungkin kesulitan memberikan cinta dan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh anaknya.
3. Ibu yang mengalami trauma pribadi
Pengalaman pribadi, seperti kekerasan, penolakan, atau kesulitan hidup, yang dialami ibu dapat membatasi kemampuannya untuk hadir secara emosional bagi anak.
4. Ketidakseimbangan dalam sistem keluarga
Ketika ibu terlalu sibuk memikul tanggung jawab keluarga yang seharusnya tidak menjadi beban utamanya—misalnya, menjadi “orang tua” untuk suaminya atau anaknya—ini dapat menciptakan jarak emosional antara ibu dan anak.
5. Dinamika relasi yang tidak sehat dengan pasangan
Konflik atau ketidakstabilan dalam hubungan ibu dengan pasangannya dapat mengalihkan perhatian dan energi ibu. Anak pun merasa diabaikan atau tidak diprioritaskan.
Memahami penyebab-penyebab mother wound di atas akan membantu juga mengurangi tindakan saling menyalahkan dan membuka jalan untuk penyembuhan. Seseorang dapat mengetahui akar masalah, menerima peran ibu apa adanya, dan memutus siklus trauma agar tidak diteruskan ke generasi berikutnya.
Baca Juga: Mencari Akar Trauma Masa Lalu dalam Keluarga dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Mother Wound
Setelah mengidentifikasi penyebabnya seperti yang disebutkan di atas, pendekatan Family Constellation membantu individu memahami tempatnya dalam sistem keluarga. Selanjutnya, dapat memperbaiki hubungan dengan ibu yang berujung “sembuhnya” mother wound.
Beberapa langkah untuk mengatasi mother wound adalah:
1. Mengakui dan menerima peran ibu
Proses penyembuhan dimulai dengan menerima ibu sebagaimana adanya. Termasuk, kekurangan dan luka yang ia bawa. Penerimaan ini membuka ruang untuk rekonsiliasi emosional.
2. Menyadari pola lintas generasi
Dalam Family Constellation, seseorang diajak melihat bagaimana trauma atau pola tertentu diwariskan dalam keluarga. Kesadaran ini membantu memutus siklus negatif dan menciptakan pola baru yang lebih sehat.
3. Mengembalikan tanggung jawab kepada ibu
Jika anak merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan atau kesejahteraan ibunya (parentification), proses konstelasi membantu mengembalikan beban tersebut kepada ibu. Dengan demikian, anak dapat menjalani hidupnya sendiri.
4. Memperkuat koneksi dengan figur ibu
Dalam sesi Family Constellation, peserta sering diminta untuk membayangkan atau merasakan kehadiran ibu secara simbolis. Langkah ini dapat memperbaiki hubungan energetik dan emosional yang mungkin terputus.
5. Memberi tempat untuk emosi yang tertahan
Penyembuhan mother wound melibatkan pengakuan terhadap rasa sakit, marah, atau sedih yang selama ini terpendam. Dalam konstelasi, emosi ini diekspresikan secara simbolis sehingga individu dapat bebas melepaskan beban tersebut.
Baca Juga: Ketika Rasa Tidak Nyaman dengan Keluarga Sendiri Hadir: Penyebab, Dampak, dan Solusi
Menyembuhkan Mother Wound di JIVARAGA
Perlu diingat bahwa pemulihan mother wound, terutama melalui Family Constellation, bukanlah tentang menyalahkan ibu atau berfokus pada hubungan dengan ibu saja. Justru, dengan Family Constellation, kita dapat memahami dinamika keluarga yang memengaruhi kehidupan seseorang secara keseluruhan. Pada akhirnya, seseorang dapat menemukan keseimbangan dalam hidup, menerima dirinya sendiri, dan membangun hubungan yang lebih sehat di masa depan.
Jika Anda ingin mendalami atau merasakan sendiri pendekatan Family Constellation dalam mengatasi mother wound, JIVARAGA adalah ruang yang tepat untuk perjalanan tersebut. Dipandu Silvia Basuki, Family Constellation Facilitator, Anda dapat mengeksplorasi dinamika keluarga lebih mendalam dan menyadari pola-pola tersembunyi yang dapat jadi akar masalah. Pada akhirnya, dapat membuka jalan menuju rekonsiliasi serta keseimbangan.
Anda dapat mengatur jadwal untuk sesi konsultasi privat sesuai kebutuhan. Namun, jika ingin mencoba terlebih dahulu, Anda bisa mengikuti workshop Family Constellation yang akan diadakan pada tanggal 30 November 2024, pukul 14.00–17.00 WIB, di JIVARAGA Space, Jakarta.
Untuk informasi lebih lanjut tentang sesi-sesi Family Constellation di JIVARAGA tersebut, klik ke:
https://jivaraga.com/jivaraga-space/
Atau, menghubungi JIVARAGA via WA:
Juga, di Instagram:
https://www.instagram.com/jivaragaspace
(Foto: Freepik)