You are currently viewing Slow Living adalah Jawaban atas Kompleksitas Dunia Modern yang Semakin Cepat

Slow Living adalah Jawaban atas Kompleksitas Dunia Modern yang Semakin Cepat

Di dunia yang serba cepat, kita terus-menerus dijejali oleh informasi dan berbagai tuntutan hidup yang semakin kompleks. Oleh karena itu, banyak orang yang merasa kewalahan, stres, dan terputus dari hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Hal tersebut adalah yang menyebabkan meningkatnya minat terhadap konsep gaya hidup slow living.

Slow Living adalah Filosofi Hidup

Slow living adalah gaya hidup yang menekankan untuk hidup lebih lambat dan penuh perhatian (mindful) dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Dengan konsep ini, Anda mencoba memfokuskan terjadap apa yang Anda hargai dalam hidup dan menyesuaikan waktu atau aktivitas Anda pada hal tersebut.

Menurut Slow Living LDN, slow living adalah pola pikir ketika kita melakukan kurasi terhadap gaya hidup yang dianggap lebih bermakna dan penuh kesadaran yang sejalan dengan apa yang kita hargai dalam hidup.

Perlu digaris bawahi bahwa memperlambat ritme hidup, dalam konteks ini, bukan berarti bermalas-malasan, melainkan melakukan segala sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih melakukan sesuatu secara cepat-cepat atau terburu-buru, gerakan lambat berfokus pada melakukan sesuatu secara lebih baik.

Slow living adalah menikmati momen-momen kecil dan menjalani hidup dengan lebih sadar dan bermakna. Dengan cara tersebut, Anda memprioritaskan menghabiskan jumlah waktu yang tepat untuk hal-hal yang paling penting untuk Anda. Konsep ini bukan berarti hidup tanpa tujuan atau menjadi pasif. Melainkan, menekankan kualitas daripada kuantitas dalam segala aspek kehidupan.

Baca Juga: 5 Cara Menemukan Kebahagiaan pada Kesempatan yang Tidak Terduga

Asal Usul Slow Living

Konsep slow living adalah berasal dari gerakan pembela kuliner lokal yang dimulai di Italia pada akhir 1980-an. Kala itu, Carlo Petrini dan sejumlah aktivis lainnya prihatin terhadap pembukaan restoran cepat saji di jantung kota Roma. Ia menganggap restoran cepat saji merusak budaya makan tradisional dan kesehatan.

Slow Food mengajak masyarakat untuk menghargai makanan, memilih bahan-bahan lokal yang segar, dan menikmati proses memasak serta makan. Dari sini, ide slow living mulai berkembang ke berbagai aspek kehidupan lainnya. Seperti, bekerja, berpakaian, bersosialisasi, hingga berpikir.

Pada tahun 2004, Carl Honoré, melalui bukunya yang berjudul In Praise of Slowness, membantu semakin memomulerkan konsep slow living. Menurut Carl Honoré, Slow Food telah memicu gerakan slow living ke berbagai bidang kehidupan lain yang semakin bergerak cepat, seperti pekerjaan, pengasuhan anak, hingga leisure.

Manfaat Slow Living

SLOW LIVING ADALAH

Slow living adalah lebih dari sekadar memperlambat langkah. Ada beberapa manfaat slow living yang dapat kita peroleh ketika menerapkannya secara konsisten.

1. Mengurangi stres dan kecemasan

Dengan memperlambat ritme kehidupan dan fokus pada momen saat ini, slow living membantu mengurangi tekanan yang sering kali muncul dari kehidupan yang serba cepat. Kita jadi lebih mampu mengelola stres, menikmati hidup, dan menjalani hari dengan lebih tenang.

2. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Gaya hidup yang lebih lambat memungkinkan lebih banyak waktu untuk merawat diri sendiri. Antara lain, melalui tidur yang cukup, makan makanan yang lebih sehat, atau meluangkan waktu untuk aktivitas fisik. Ini berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik secara menyeluruh.

3. Membangun hubungan yang lebih mendalam dan bermakna

Dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar, slow living memungkinkan kita membangun dan memelihara hubungan yang lebih erat dan bermakna. Kita dapat lebih hadir saat ini dan terlibat dalam percakapan dan kegiatan bersama.

4. Meningkatkan produktivitas

Meski terdengar kontradiktif, slow living sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas. Konsep tersebut membantu kita fokus pada hal penting dan mengurangi distraksi. Kita dapat bekerja dengan lebih penuh perhatian dan kualitas. Tidak terburu-buru dan asal selesai.

5. Mengurangi dampak lingkungan dan mendukung hidup yang berkelanjutan

Dengan memperlambat konsumsi dan lebih sadar akan pilihan hidup, slow living dapat sejalan dengan praktik-praktik ramah lingkungan. Misalnya, memilih produk lokal, mengurangi limbah, dan hidup dengan lebih sederhana dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca Juga: Jaga Keharmonisan: Kenali 7 Ciri Perusak Hubungan pada Diri Sendiri

Cara Menerapkan Slow Living

Dalam menerapkan slow living, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mendukung tujuan gaya hidup tersebut. Prinsip-prinsip slow living tersebut adalah:

  • Mindfulness dan hadir saat ini
  • Keseimbangan dan harmoni
  • Kualitas di atas kuantitas
  • Hidup berkelanjutan (sustainable living)
  • Minimalisme

Slow living bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dalam semalam. Ini adalah proses berkelanjutan yang memerlukan perubahan sikap dan kebiasaan. Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk memulai slow living:

1. Kurangi gangguan digital

Coba luangkan waktu setiap hari untuk menjauh dari layar, baik itu ponsel, komputer, atau TV. Nikmati momen-momen offline yang tenang.

2. Ciptakan rutinitas yang menenangkan

Mulailah hari dengan sesuatu yang menenangkan. Seperti membaca buku, meditasi, atau sekadar menikmati secangkir kopi dengan perlahan.

3. Pilih prioritas

Tentukan apa yang benar-benar penting dalam hidup Anda dan fokuslah pada hal tersebut. Jangan biarkan diri Anda terbebani oleh hal-hal yang kurang bermakna.

4. Tetapkan batasan dan belajar untuk menolak

Salah satu kunci slow living adalah menyadari pentingnya menetapkan batasan dan belajar untuk mengatakan tidak pada komitmen dan gangguan yang tidak perlu. Prioritaskan nilai-nilai dan kesehatan kita. Bijaksana dalam menghabiskan waktu dan energi.

5. Terhubung dengan alam

Menghabiskan waktu di alam membantu kita terhubung kembali dengan ritme alami kehidupan dan menemukan keseimbangan dan harmoni. Gabungkan aktivitas luar ruangan seperti hiking, berkebun, atau sekadar berjalan-jalan dalam praktik slow living.

6. Sederhanakan sekitar kita

Menata dan menyederhanakan ruang fisik dapat berdampak besar pada kesejahteraan mental dan emosional. Dengan menyingkirkan barang-barang dan gangguan yang tidak perlu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih fokus dan menenangkan.

7. Latih mindfulness

Salah satu cara paling efektif untuk menjalani slow living adalah dengan menerapkan praktik slow living ke dalam rutinitas harian Anda. Ini dapat mencakup meditasi, latihan pernapasan dalam, dan latihan fisik secara mindful seperti. Aktivitas ini dapat membantu menumbuhkan kehadiran, kesadaran, dan relaksasi.

Baca Juga: Mindfulness adalah Seni Menikmati Setiap Momen di Tengah Kesibukan

Melatih Slow Living di JIVARAGA

Seperti yang telah disebutkan, berlatih mindful adalah salah satu cara untuk mendukung gaya hidup slow living. JIVARAGA memiliki berbagai sesi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan mindful Anda. Anda jadi bisa lebih hadir dalam setiap momen dan membantu memperlambat ritme kehidupan.

Para praktisi berpengalaman akan membantu Anda menjalani meditasi yang menenangkan pikiran, yoga yang memperkuat tubuh dan menyeimbangkan energi, hingga mengikuti mindfulness workshop yang mendalam.

Untuk informasi dan booking tempat untuk mengikuti sesi yoga, meditasi, dan workshop-workshop tersebut, klik ke:

https://jivaraga.com/classes-2/

Atau, dapat menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

JIVARAGA menawarkan beragam pilihan untuk memperkaya praktik mindful dan mendukung perjalanan menuju slow living yang lebih tenang dan bermakna.

(Foto: Freepik)