Ciri-ciri korban bullying sering kali tersembunyi di balik lapisan ketakutan dan rasa malu. Padahal, bullying merupakan masalah serius yang dapat mengakibatkan dampak psikologis dan emosional yang signifikan pada korban.
Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri korban bullying menjadi kunci utama dalam upaya untuk menghentikan siklus intimidasi dan memberikan support kepada korban. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
Mengapa Ciri-Ciri Korban Bullying Perlu Diperhatikan?
Bullying adalah masalah yang serius dan berulang kali terjadi. Seperti beberapa hari belakangan, ramai pemberitaan mengenai bullying yang dilakukan pelajar kepada sesama pelajar, dari kasus sekolah di Tangerang, pondok pesantren di Kediri, hingga yang terjadi di Batam.
Studi Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) pada tahun 2018 menemukan bahwa 41% pelajar usia 15 tahun di Indonesia pernah mengalami bullying setidaknya beberapa kali dalam satu bulan. Dan, jajak pendapat U-Report tahun 2019 terhadap 2.777 anak muda Indonesia berusia 14-24 tahun menemukan bahwa 45% dari mereka pernah mengalami cyberbullying. Proporsi cyberbullying tersebut adalah anak laki-laki 49% dibandingkan anak perempuan 41%.
Oleh karena itu, penting orang tua dan guru memegang peranan dalam mengatasi dan mencegah bullying—yang memengaruhi anak pada setiap tahap perkembangannya. Mereka adalah pendukung terdepan untuk pertumbuhan dan kesehatan mental anak. Dampak orang tua dan guru yang besar menjadikan mereka perlu memahami ciri-ciri korban bullying sebagai upaya mengatasi dan mencegah bullying.
Identifikasi dini terhadap ciri-ciri korban bullying menjadi landasan penting untuk membantu mengatasi dampak psikologis dan emosional yang timbul akibat bullying. Dengan mengetahui ciri-ciri korban bullying, para pemangku kepentingan dapat membentuk lingkungan di sekolah dan di rumah yang membentuk pengembangan anak-anak secara holistik.
Seperti yang disebutkan UNICEF.org bahwa anak-anak memiliki hak atas lingkungan yang aman dan asri, yang menghargai harkat martabat mereka. Konvensi Hak-Hak Anak menyatakan bahwa semua anak memiliki hal atas pendidikan dan perlindungan dari semua bentuk kekerasan fisik, mental, kerusakan, atau perlakuan salah.
Baca Juga: Bullying adalah Isu yang Terus Membayangi Masyarakat dan Upaya Mengatasinya
Ciri-Ciri Korban Bullying yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Seperti yang telah disebutkan di atas, bullying dapat mengakibatkan dampak psikologis mendalam pada korban. Mengenali dan memahami ciri-ciri korban bullying menjadi langkah awal dalam melindungi anak-anak dari tekanan sosial ini. Berikut ciri-ciri korban bullying yang perlu diperhatikan orang tua melansir dari Bullyingnoway.gov.au:
1. Tidak mau pergi sekolah atau mengikuti kegiatan sekolah
Rasa enggan atau ketidaknyamanan unyuk menghadi sekolah beserta kegiatannya bisa timbul akibat pengalaman intimidasi yang mereka hadapi. Ada rasa tidak aman atau terancam di lingkungan sekolah karena selalu mendapat intimidasi. Untuk melindungi diri mereka dari tekanan tersebut, mereka menghindari berada di lingkungan sekolah.
2. Mengubah metode atau rute pergi ke sekolah
Ini dapat menjadi tanda bahwa seorang anak sedang menghadapi masalah di ligkungan sekolahnya. Selain mengubah rute, juga menunjukkan ketakutan saat melakukan perjalanan tersebut.
Hal ini menandakan bahwa mereka merasa tidak aman atau terancama di sekitar area tersebut. Kecemasan ini dipicu oleh pengalaman intimidasi yang dialami anak di sepanjang perjalanan menujuk-sekolahnya.
3. Penurunan prestasi akademik
Bullying memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap prestasi belajar anak. Korban bullying mengalami kesulirat konsentrasi, merasa cemas, atau depresi dapat menganggi kemampuan mereka untuk fokus dan belajar di lingkungan sekolah. Bullying yang berulang dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk perkembangan akademis yang optimal.
4. Perubahan pola tidur
Gangguan tidur seperti kesulitan tidur, insomnia, atau tidur berlebihan akan muncul sebagai sespons terhadapan stres dan kecemasan yang dialami korban bullying. Perubahan ini dapat merugikan kesehatan fisik dan menatal korban, mengakibatkan penurunan kinerja akademik, penurunan energi, dan perasaan kesepiaan atau tidak aman.
5. Perubahan pola makan adalah ciri-ciri korban bullying
Perhatikan pola makan anak Anda! Pola makan yang berubah mencerminkan dampak psikologis yang serius pada korban bullying. Perubahan dalam kebiasaan mereka tampak drastis, bisa kehilangan selera makan atau, sebaliknya, menunjukkan perilaku makan berlebihan. Hubungan korban dengan makanan menjadi terganggu karena stres dan kecemasan akibat bullying.
6. Sering mengalami perubahan suasana hati, seperti menangis atau marah
Dampak psikologis dari pelecehan yang berulang dapat menyebabkan korban merasakan beban emosional yang berat. Akibatnya, tercipta ketidakstabilan emosional yang termanifestasi dalam tangisan, kemarahan yang sulit dikendalikan, dan fluktuasi suasana hari yang cepat. Hal ini mencerminkan kesulitan dalam mengelola stres dan kecemasan karena situasi bullying.
7. Tampak luka memar atau goresan di tubuhnya tanpa diketahui penyebabnya
Munculnya cedera fisik tanpa penjelasan yang jelas dapat menunjukkan korban telah menjadi target pelecehan fisik. Pelaku bullying mungkin menggunakan kekerasan secara langsung. Korban juga cenderung merahasiakan pengalaman mereka karena rasa malu atau takut akan pembalasan lebih lanjut.
8. Kehilangan barang atau membawa pulang barang atau pakaian yang rusak
Ciri-ciri bullying ini menunjukkan indikasi bahwa mereka telah menjadi sasaran pelecehan fisik atau verbal. Hal ini bisa menjadi dampak langsung dari tindakan pelaku bullying yang mencoba mengintimidasi atau merendahkan korban.
Baca Juga: Pahami Bentuk-Bentuk Bullying dan Cara Menghindarinya
Ciri-Ciri Korban Bullying yang Perlu Diperhatikan oleh Para Guru
Tidak kalah pentingnya agar para guru turut berperan dalam menangani kasus bullying pada murid-muridnya. Dengan pengenalan dan pemahaman mendalam tentang ciri-ciri korban bullying seperti berikut, guru dapat mengidentifikasi dan memberikan dukungan yang tepat kepada siswanya yang mungkin mengalami bullying.
1. Tampak kesal, tidak bahagia, atau marah secara berlebihan
Perubahan tiba-tiba dalam suasana hati dapat mencerminkan dampak emosional yang serius akibat pelecehan yang mereka alami. Siswa yang terus-menerus terlihat terganggu atau marah mungkin menghadapi tekanan dan stres yang berasal dari situasi bullying di sekolah.
2. Beberapa kali mengalami konflik dengan teman sebayanya adalah ciri-ciri korban bullying
Konflik antara siswa dan teman sejawat dapat muncul sebagai hasil dari pelecehan verbal, fisik, atau sosial yang dialami oleh korban. Pelaku bullying sering kali mencoba menciptakan konflik interpersonal untuk merendahkan dan mengisolasi korban.
3. Sering duduk sendirian selama di kelas atau jam makan siang
Pilihan untuk menyendiri mungkin mencerminkan isolasi sosial yang disebabkan oleh pelecehan atau intimidasi dari teman sejawat. Siswa yang merasa tidak nyaman atau terisolasi seringkali mencari tempat sendirian sebagai cara dia bertahan di lingkungan yang (menurutnya) selalu melecehkan.
4. Enggan mengungkapkan kegelisahan atau menjadi tertutup
Penolakan untuk berbicara tentang apa yang salah bisa mencerminkan rasa malu, ketakutan akan pembalasan dari pelaku bullying, atau kebingungan emosional yang mungkin timbul dari pengalaman di-bully.
5. Menarik diri dari aktivitas atau pertemanan yang sebelumnya ia sukai
Penarikan diri bisa jadi cermin dampak emosional dan psikologis yang serius akibat bullying. Pada kondisi ini, siswa kehilangan minat pada kegiatan sosial dan hobi yang sebelumnya memberikan kegembiraan.
6. Penurunan prestasi akademik adalah ciri-ciri korban bullying
Korban bullying seringkali mengalami kesulitan konsentrasi dan fokus akademis karena stres, kecemasan, atau gangguan emosional yang disebabkan oleh pelecehan. Jika seorang siswa tiba-tiba menunjukkan penurunan dalam hasil belajar mereka, ini dapat mengindikasikan adanya masalah yang perlu diatasi, termasuk bullying.
Membantu Korban Bullying dengan Terapi Holistik
Dengan memahami dan memperhatikan ciri-ciri korban bullying, orang tua dan guru dapat merespons lebih cepat dan efektif mencegah dampak negatif dari bullying. Komunikasi terbuka dan kehadiran yang aktif dapat menjadi cara untuk membantu anak mengatasi dampak bullying.
Selain menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tersebut, Anda juga dapat mendorong korban bullying untuk menjalani beberapa terapi holistik berikut untuk membantu pulih lebih cepat dari pengalaman tidak menyenangkan yang mereka alami.
1. Meditasi
Melakukan meditasi dapat meningkatkan kesadaran diri dan menciptakan ketenangan pikiran. Korban bullying akan terbantu untuk mengelola stres, kecemasan, dan trauma. Meditasi juga membantu membangun ketahanan mental, meningkatkan rasa percaya diri, dan membuka jalur menuju pemulihan psikologis.
2. Sound Therapy
Mendengatkan musik dapat meredakan stres dan membantu korban bullying menemukan cara ekspresi emosional yang positif. Melalui penggunaan suara yang dirancang khusus, sound therapy dapat membantu korban mengatasi tingkat stres dan kecemasan yang tinggi akibat bullying.
Suara musik relaksasi atau bunyi alam yang lembut dan menenangkan dapat meredakan ketegangan emosional, memfasilitasi relaksasi, dan meningkatkan kualitas tidur. Dengan cara ini, dapat membantu membangun kembali keseimbangan emosional dan meningkatkan well-being psikologis anak.
3. Mindfulness
Terapi mindfulness dapat menjadi alat untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, memahami reaksi emosional, dan meresapi momen tanpa pikiran negatif. Dengan berfokus pada keberadaan saat ini, praktik mindfulness membantu korban bullying menguatkan ketahanan mental, mengurangi perasaan terisolasi, dan meningkatkan kemampuan menghadapi tantangan secara positif.
4. Yoga
Aktivitas fisik seperti yoga membantu korban bullying mengurangi tingkat stres, meningkatkan keseimbangan emosional, dan membangun kekuatan fisik. Kombinasi tubuh, pernapasan, dan meditasi pada yoga berdampak pada peningkatan kesehatan mental dan memulai perjalanan menuju pemulihan yang holistik dan positif.
5. Aromaterapi
Penggunaan aromaterapi memberikan manfaat positif bagi korban bullying dengan meredakan stres dan anxiety melalui penggunaan minyak aromatik. Aroma yang menenangkan seperti lavender atau chamomile dapat menciptakan lingkungan yang menenangkan, menjernihkan pikiran, membantu meredakan ketegangan emosional, serta meningkatkan kualitas tidur.
6. Access Bar
Terapi Access Bar membantu korban bullying dengan merangsang titik-titik di kepala untuk mengurangi blok emosional dan pikiran negatif. Teknik ini membantu melepaskan stres dan trauma akibat bullying. Korban bullying dapat mengalami peningkatan relaksasi, penurunan kecemasan, dan perubahan positif dalam persepsi diri mereka.
7. Konseling
Melakukan konseling dapat membantu korban bullying dengan memberikan ruang untuk berbicara, mengelola dampak emosional, dan membangung strategi coping yang sehat. Salah satunya melalui terapi Family Constellation yang akan mengungkap dan memahami dinamika keluarga yang memengaruhi pengalaman trauma korban bullying. Melalui representasi simbolis anggota keluarga, sesi terapi ini memungkinkan korban mengeksplorasi hubungan keluarga yang mungkin memainkan peran dalam timbulnya bullying.
Family Constellation membuka ruang untuk pemahaman diri yang lebih dalam, membantu mengidentifikasi, dan mengatasi sumber-sumber konflik yang mungkin berdampak negatif pada psikologis korban. Dengan cara ini, membuka jalan menuju pemulihan mental korban bullying.
Baca Juga: 13 Penyebab Masalah Kesehatan Mental, Perlu Waspada!
Tidak usah bingung mencari tempat terapi holistik di atas. Semuanya dapat Anda temukan di Jivaraga yang menciptakan ruang yang aman dan penuh dukungan bagi korban bullying untuk menjalani pemulihan menyeluruh. Anda akan dipandu para ahli dan profesional berpengalaman di bidangnya, dalam program-program wellness yang dirancang khusus untuk mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan mempromosikan keseimbangan emosional secara holistik.
Cek Jivaraga.com untuk jadwal kelas, konseling, atau workshop di Jivaraga Space serta informasi menarik mengenai berbagai aktivitas yang bisa jadi mood booster. Simak dan follow juga Instagram @jivaragaspace dan WhatsApp untuk informasi terbaru tentang Jivaraga. Serta kunjungi Jivaraga di Tokopedia untuk membeli berbagai produk wellness terbaik dari Jivaraga.