Emotion Coaching adalah proses yang sangat penting untuk membantu mengelola emosi manusia. Emosi adalah aspek yang fundamental dalam diri manusia. Emosi berperan besar dalam menentukan hasil (outcomes) yang Anda peroleh dari setiap aktivitas yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh banyak ahli membuktikan bahwa emosi manusia sangatlah kuat. Hal ini karena emosi memiliki jalinan erat dengan pikiran, perkataan, perbuatan, karakter, hingga menentukan kualitas kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Itulah sebabnya, kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi kita sangatlah penting. Manusia memiliki setidaknya 27 hingga 48 jenis emosi, atau bahkan lebih banyak.
Robert Plutchik (1980) menggolongkan emosi dalam 8 jenis emosi dasar, yakni: joy, sadness, anger, fear, trust, disgust, surprise, dan anticipation. Kedelapan emosi tersebut digambarkan dalam diagram, yang kemudian populer dengan nama Wheel of Emotions dan banyak digunakan banyak orang sebagai panduan.
Sayang, tidak semua orang bisa mengenali dan menggunakan emosi mereka dengan efektif. Inilah peran penting Emotion Coaching sebagai strategi mengolah emosi agar kekuatan emosi yang tercipta mampu membantu memberikan kualitas hidup lebih baik.
Mengenal Emotion Coaching Lebih Dalam
Emotion Coaching adalah proses yang tak disadari oleh sebagian orang, tetapi sebenarnya sangat penting untuk membantu mengelola emosi manusia. Dengan mempraktikan emotion coaching, hubungan dengan pasangan, anak maupun orang tua akan membaik.
Bayangkan ketika Anda melihat sesuatu yang Anda sukai. Apa perasaan yang ditimbulkan? Bandingkan saat Anda melihat sesuatu yang tidak disukai. Anda pasti akan merasakan sensasi hal berbeda. Inilah yang dikenal sebagai emosi, sebagai inti terdalam pengalaman hidup manusia.
Melalui pengalaman hidup, Anda akan mengenali emosi dan membentuk persepsi. Dari persepsi, Anda akan melekatkan emosi tertentu terhadap pengalaman tersebut. Satu hal yang sama, bisa memunculkan emosi berbeda. Tergantung dari apa yang kita pelajari dari pengalaman hidup sebelumnya.
Itulah sebabnya, seseorang mungkin merasa takut ketika melihat ular, karena ia pernah dipatuk. Namun orang lain bisa saja sebaliknya. Mereka mungkin merasakan emosi gembira, cemas, atau panik ketika melihat ular.
Ingat, apa yang Anda percaya dan pikirkan adalah pemicu munculnya emosi tertentu. Contoh, ketika Anda percaya bahwa Anda mampu menyelesaikan sebuah tantangan. Maka, saat masalah tertentu muncul, pikiran Anda meyakini bahwa Anda bisa mengatasinya. Anda pun menjadi lebih excited dan percaya diri.
Sebaliknya, jika Anda percaya bahwa Anda tidak mampu. Pikiran Anda akan menegaskan hal itu. Saat sebuah masalah muncul, Anda akan merasa stres, depresi, dan akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.
Manfaat Emotion Coaching
Apapun yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari, akan menuntun Anda pada sebuah konsekuensi hidup. Ada konsekuensi yang positif dan ada juga konsekuensi yang negatif.
Menurut Amrit, banyak orang sukses dalam karier dan finansial, namun kesehatannya dan hubungan dengan keluarga menjadi sangat buruk. Itulah sebabnya, kesuksesan finansial tidak selalu seiring dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Ada sesuatu yang kembali menjadi pilihan Anda. Ketika kualitas finansial meningkat, belum tentu manusia tersebut menjadi lebih bahagia. Apalagi ketika pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi tidak selaras. Akibatnya, hubungan antar manusia menjadi terputus, totally disconnected.
“Permasalahan hidup akan muncul saat seseorang tidak mampu mengelola emosi. Padahal, emosi bagaikan magnet yang mampu memancarkan vibrasi tertentu ke sekelilingnya. Bagaikan aroma tubuh, orang di sekitar Anda akan mudah ‘mencium dan merasakan’ aroma Anda sebenarnya,” jelas Amrit.
Alur emosi selalu memiliki pola yang sama yaitu:
Pikiran dan kepercayaan menciptakan emosi tertentu 🡪 Emosi mempengaruhi ucapan dan tindakan 🡪 Ucapan dan tindakan menjadi kebiasaan 🡪 Kebiasaan menjadi karakter 🡪 Karakter menentukan Sukses dan Keberuntungan.
Itulah yang membedakan kualitas hidup seseorang. Kesuksesan dan keberuntungan, tergantung dari bagaimana seseorang mengelola pikiran, kepercayaan, dan emosinya.
Memahami emosi adalah bagian dari memahami diri sendiri. Semakin kita mengerti tentang emosi dan hal-hal yang berada di baliknya, semakin mudah bagi kita untuk mengelola dan menggunakannya dengan efektif.
Secara ringkas, Amrit membeberkan manfaat emosi yang perlu Anda ketahui sebagai berikut:
1. Hubungan Lebih Harmonis
Setiap hari, kita mengalami fluktuasi emosi. Tidak selamanya kita berada dalam level emosi yang positif. Apakah Anda setuju?
Aliran emosi yang selaras dengan pemahaman Anda terhadapnya akan membantu Anda melewati aktivitas keseharian menjadi lebih baik. Hubungan yang harmonis antara aliran emosi dan pemahaman menyeluruh akan membantu menciptakan hubungan berkualitas antar pasangan, anak, orangtua, kesehatan fisik dan mental, yang tercermin pada kesehatan finansial.
2. Lebih Nyaman Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia selalu dihadapkan pada pilihan hidup. Dengan memahami emosi, Anda akan lebih memahami diri Anda sendiri. Anda menjadi lebih memahami pilihan tepat dalam hidup.
Dengan demikian kualitas hubungan interpersonal meningkat. Anda lebih mampu berinteraksi dan merespon orang lain dengan cara yang lebih baik. Jangan heran, Anda akan memperoleh pengalaman hidup yang lebih menyenangkan, memuaskan, dan membahagiakan.
3. Lebih Mudah Mencapai Kesuksesan Hidup
Sukses tidak semata-mata dinilai dengan jumlah uang atau jabatan. Sukses yang sebenarnya adalah ketika kita bisa menjalani hidup yang cocok dengan diri kita, bukan cocok menurut standar orang lain.
Panduan Mengolah Emosi
Ketika Anda dihadapkan pada sebuah peristiwa, otak akan memproses kejadian yang sedang berlangsung. Secara sadar (atau tidak sadar) otak memprogram dan mengendalikan hormon yang mempengaruhi emosi.
Pada proses inilah Anda perlu mengenali jenis modes/mood yang Anda rasakan saat mengalami emosi tertentu.
“Anda akan secara sadar, mengubah level emosi Anda ke arah yang lebih positif. Contoh ketika Anda marah karena merasa diperlakukan tidak adil (victim mood). Dibandingkan langsung bersuara dan ‘meledak’, Anda malah memilih mencari akar penyebabnya. Setelah itu, dengan sadar Anda akan memilih emosi lain seperti memaafkan untuk mencapai tujuan akhir yang lebih baik,” ujar Amrit.
Proses memilih ini bukan untuk mengabaikan emosi sebelumnya, melainkan dengan sadar mengenali dan mengelola emosi demi mencapai kebahagiaan dan keharmonisan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Agar Anda mampu mengelola emosi yang efektif, mari mengenali tiga moods/modes/ suasana hati yang terbentuk dari emosi. Modes ini bukan sesuatu yang statis, sehingga kita bisa memilih atau mengubahnya sesuai dengan tujuan yang hendak kita capai:
a. Victim Mode
Di mode ini, Anda merasa menjadi korban dan sangat dirugikan. Akibatnya, Anda mengalami emosi negatif, seperti marah, tidak berdaya, putus asa, kelelahan, dan sejenisnya.
b. Ego Mode
Anda akan melihat hidup sebagai kompetisi. Hidup merupakan kesuksesan dan kepuasan semata.
Setiap orang adalah saingan Anda dan setiap situasi adalah tantangan yang harus ditaklukkan. Akibatnya, Anda akan merasa tegang, tidak bisa relaks, tidak bisa menikmati proses, dan sangat melelahkan.
c. Hero Mode
Ini adalah kondisi yang ideal, di mana kita tidak hanya berpikir untuk diri sendiri melainkan juga untuk orang lain.
Baca juga: Tips Atasi Insomnia
Dalam mode ini, kita akan mencari harmoni atau keseimbangan, sehingga setiap tindakan atau keputusan yang kita ambil bisa selaras dengan diri sendiri dan memberi efek positif terhadap sesama.
Kelola Emosi Anda dengan Emotion Coaching
Memang tak mudah mengubah kebiasaan atau karakter yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Meski demikian hal ini bisa dikendalikan dan dilakukan asalkan Anda mau berproses.
Mengenal emosi Anda sendiri bisa membantu Anda memprediksi tindakan apa yang akan Anda lakukan ketika menghadapi situasi tertentu. Anda pun jadi bisa mengendalikan diri dan mencegah perbuatan-perbuatan yang akan Anda sesali di kemudian hari.
Contoh sederhana adalah saat Anda menghadapi anak yang sedang tantrum. Jika Anda meresponnya dengan amarah, maka anak justru semakin rewel dan sulit dikendalikan. Namun jika kita meresponnya dengan menunjukkan perhatian serta pengertian, maka anak pun akan merasa tenang dan berkurang tantrumnya.
Ingin melakukan perubahan? Saatnya mengelola emosi Anda dalam kelas yang dipandu oleh Amrit Gurbani. Sebagai gambaran, inilah tahapan yang akan Anda alami saat mengikuti kelasnya:
1.Tahap Awareness
Dalam tahap awal Emotion Coaching, Anda akan didampingi oleh Amrit untuk mengenali setiap emosi yang Anda rasakan dan apa pemicunya.
Pada tahap ini setiap individu belajar untuk menyadari bahwa ada alasan tertentu di balik setiap emosi yang mereka tampilkan, secara sadar maupun tidak sadar.
2.Tahapan Mengubah Skrip
Pada tahap kedua Emotion Coaching, Anda akan diajak untuk mengubah script. Yakni, dengan memperhatikan setiap pikiran yang muncul sehubungan dengan emosi tertentu, kemudian menggantinya dengan pikiran yang lebih berdaya.
3. Manajemen Emosi
Tahap ketiga Emotion Coaching adalah manajemen emosi seperti meditasi dan afirmasi.
Baca juga: 5 Dampak Bullying dan Upaya Pemulihan dengan Prinsip Holistik
Amrit akan memberi gambaran untuk memperhatikan niat meditasi atau afirmasi yang Anda lakukan, sekaligus efeknya terhadap keharmonisan pikiran, tubuh, dan jiwa.
“Inilah yang sering dilupakan banyak orang ketika menjalani meditasi atau afirmasi. Keduanya adalah alat, bukan tujuan,” ujar Amrit.
Meditasi dapat membantu Anda agar lebih aware terhadap emosi yang tercipta. Sedangkan afirmasi membantu Anda untuk memperkuat efek dari niat (intention) saat hendak mencapai sebuah goal. Baik buruknya hasil yang didapat, tergantung dari manajemen emosi Anda.
4. Ciptakan Lingkungan yang Kondusif
Lebih lanjut, Amrit pun menyatakan bahwa selain manajemen emosi, ada cara lain yang tak kalah penting yaitu selektif memilih atau menciptakan lingkungan yang kondusif.
Sebut saja ketika ada seseorang yang sering mengalami konflik dengan orangtua-nya ketika tinggal serumah. Maka salah satu solusinya adalah dengan memiliki tempat tinggal sendiri, sehingga frekuensi konflik bisa dikurangi. Dengan catatan, seseorang itu sudah cukup umur untuk bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri.
Contoh lainnya adalah tentang orang yang mengalami burnout (kelelahan mental yang menyebabkan produktivitas kerja berkurang). Jika burnout itu disebabkan karena terlalu banyak stimuli visual dari gadget dan medsos, maka jalan keluarnya adalah dengan menjadwalkan waktu khusus, misalnya maksimal satu jam sehari untuk mengecek email atau medsos.
Dengan demikian, frekuensi browsing berkurang, dan syaraf-syaraf mata serta otak punya kesempatan untuk beristirahat dari aneka gempuran stimuli visual tersebut.
Our emotions shape our lives. Ikut kelas Amrit Gurbani dan kelas menarik lainnya di Jivaraga mulai dari hari Senin hingga Minggu. Book your slot here!