Disadari atau tidak, perkembangan teknologi di era industri 4.0 memiliki beragam pengaruh pada kehidupan manusia. Tidak hanya penggunaan elektronik, hadirnya teknologi informasi, mulai dari penggunaan kecerdasan buatan, otomasi, hingga realitas virtual, seolah mewarnai segala sektor kehidupan. Batasan antara teknologi, fisik, dan dunia digital pun menjadi semakin bias.
Fenomena ini tentu membawa banyak hal baru dalam ekosistem kehidupan manusia. Mulai dari berbagai kemudahan yang dapat dinikmati, seperti kemudahan berkomunikasi dan mendapatkan informasi dalam sekali klik, hingga mencari lokasi yang membantu kita lebih tepat waktu.
Era teknologi digital pun memiliki dampak negatif yang signifikan dan turut memengaruhi kesehatan mental manusia. Tak bisa dipungkiri, sejak pandemi COVID-19 berakhir, fase dan cara kerja manusia memang telah berubah. Peningkatan penggunaan teknologi jarak jauh dan platform digital membuat banyak orang harus beradaptasi secara cepat. Proses adaptasi inilah yang seringkali membawa friksi sehingga menimbulkan rasa ketidakpastian dan cemas karena perubahan sosial, ekonomi, dan industri.
Belum lagi peran sosial media yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Meski dapat menjadi sumber informasi baru, namun media sosial juga turut menjadi sumber stres dan pemicu rasa cemas. Tekanan untuk menampilkan gaya hidup sempurna dan hasil instan, bahkan kecenderungan untuk melakukan polarisasi sosial di media sosial, menciptakan lingkungan yang tidak sehat secara mental.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Family Constellation, bersama Silvia Basuki, Family Constellation Therapist
Hal ini akan berpengaruh ke kehidupan pribadi dan sosial masyarakat terutama generasi masa kini: generasi milenial dan zillenial sebagai pengguna aktif berbagai kanal digital, seperti media sosial, aplikasi pesan instan, dan konten online.
“Sejak Jivaraga hadir di tahun 2023 lalu, sebagian besar pengunjung yang datang dan mengikuti berbagai kelas kami adalah generasi millennial dan zillenial. Mereka mencari ‘me time’ untuk menenangkan diri sambil menyerap jawaban atas segala pertanyaan yang membuat dirinya cemas,” ujar Svida Alisjahbana selaku Publisher Jivaraga.
Beradaptasi dengan Dunia Digital Bersama Jivaraga
Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9%) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5%) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6% yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku. Sedangkan data yang dihimpun oleh Jakpat (Jajak Pendapat) pada 2022 lalu menunjukkan bahwa gen Z memang menjadi generasi yang paling banyak merasa memiliki masalah kesehatan mental dibandingkan generasi X (1965–1980) dan generasi Milenial (1981–1996).
Lebih lanjut, setidaknya terdapat 59,1% Gen Z yang merasa memiliki masalah kesehatan mental, sementara generasi milenial hanya sebanyak 39,8% dan Gen X 24,1%.
“Kondisi kesehatan mental yang buruk tidak boleh dibiarkan dan perlu ditangani sejak dini. Jika dibiarkan, problema tersebut akan memengaruhi kondisi seseorang sehingga mudah mengalami tekanan emosional dan psikologis yang signifikan,” jelas Cindy Gozali selaku Leadership and Mindfulness Coach, Founder dan CEO Jivaraga,
Menurunnya kondisi kesehatan mental dapat diakibatkan oleh teknologi digital yang tidak disaring secara bijak. Akibatnya timbullah tekanan, stres, hingga depresi karena tidak bisa mengikuti “standar” yang ditetapkan oleh orang lain atau komunitas terdekatnya, mulai dari gaya hidup yang sesuai, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga, arti kebahagiaan, hingga keberhasilan seseorang di dunia kerja.
“Banyak orang yang berkonsultasi kepada saya seolah membuat standar ‘kompetisi’ baru akan apa yang mereka lihat di media sosial. Jika kita ingin tenang dan bahagia, kompetisi yang harus kita ciptakan bukanlah kompetisi atas kehidupan orang lain. Melainkan kompetisi terhadap diri kita di masa lalu sesuai dengan Human Design yang dimiliki setiap orang ketika ia dilahirkan. Tujuannya agar bisa menjadi sosok yang lebih baik versi kita sendiri, sekecil apapun langkah yang kita buat.,” ujar Tsamara Farhana selaku Human Design Coach dan Meditation Teacher yang merupakan salah satu praktisi Jivaraga.
Baca Juga: Meningkatkan Keseimbangan Hidup dengan Promo Payday Sale di Jivaraga
Sementara itu Aldini Pratiwi, Cht, seorang Spiritual Life Coach and Quantum Healing Facilitator menyatakan, media digital dan media sosial yang lekat dengan kehidupan manusia saat ini sebenarnya adalah refleksi dari diri kita sendiri. Cara pandang, cara seseorang bersikap, dan konten yang memengaruhi pola pikir kita, bisa dengan mudah ‘dibaca’ dari media digital yang kita ikuti.
“Bijaklah menggunakan teknologi. Jika kita merasa tidak nyaman, segera ambil sikap dan kontrol atas diri kita sendiri. Beri batasan, beri jeda, bukalah hal baru yang memberi aspek positif. Lihat kembali ke dalam diri dan dengarkan apa yang sebenarnya kita butuhkan,” ujar Aldini.
Temukan Kedamaian dan Kebahagiaan, Bersama Jivaraga
Bagaimana menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati? Kuncinya, temukan berbagai hal yang mampu membuat kita merasa utuh. Dengan demikian, kita akan terhindar dari isu-isu kesehatan mental.
Dikatakan oleh Dra Laurina Pane, seorang Psikolog serta praktisi Access Bars di Jivaraga, salah satu solusi komprehensif untuk mendapatkan kesehatan mental yang sejahtera adalah dengan menemukan komunitas yang tepat. Jadilah diri sendiri, temukan potensi diri, dan terbukalah terhadap berbagai pengalaman baru.
“Hadirnya Jivaraga di pusat Jakarta merupakan solusi komprehensif untuk membantu meraih kehidupan yang seimbang. Ada empat pilar utama yang diangkat Jivaraga untuk mewujudkan hal itu yaitu pikiran, jiwa, tubuh, dan komunitas. Keempat pilar ini harus berkesinambungan dan saling melengkapi untuk mewujudkan kesejahteraan mental, “ jelas Silvia Basuki, selaku Founder & Chief Operation Officer sekaligus Family Constelation Therapist, Jivaraga.
Itulah sebabnya ada banyak kelas di Jivaraga yang bisa menjadi preferensi bagi setiap orang untuk berkomunikasi ke dalam dirinya. Mulai dari Qi Gong, Sound Therapy, Yoga, Meditasi, Access Bars, Family Constellation, Human Design, Quantum Healing, Energetic Facelift, Sound Therapy, Reiki, hingga Holistic Therapy yang bisa dilakukan dengan sistem 1-1 Private, ataupun Private Group.
Setidaknya, tersedia lebih dari 70 kelas dalam sebulan yang bisa dicoba dengan harga kelas mulai dari Rp 200.000,- per sesi. Agar setiap orang dapat memiliki akses merawat kesehatan mentalnya, Jivaraga juga menyediakan program Unlimited Membership Class seharga Rp 1500.000 per bulan atau setara dengan Rp 50.000 per kelas.
Lebih lanjut, temukan rumah yang aman di Jivaraga.com dan Jivaraga Space di Plaza Setiabudi, Jakarta Selatan: ketenangan, kebahagiaan, dan kesembuhan di jantung kota Jakarta, lengkap dengan dua aula, tiga ruang konsultasi, area lounge, dan tempat belanja.