You are currently viewing Perbedaan Burnout dan Stres: Cara Mengenali dan Langkah Mengatasinya

Perbedaan Burnout dan Stres: Cara Mengenali dan Langkah Mengatasinya

Dalam ritme kehidupan yang semakin cepat, kita semakin sering mendengar istilah burnout dan stres untuk merujuk pada tekanan mental yang dirasakan. Namun, meski berkaitan erat dengan aspek mental, stres dan burnout sebenarnya memiliki perbedaan. Memahami perbedaan burnout dan stres akan membantu kita menjalani strategi efektif untuk mengatasi masing-masing.

Stres: Respons Fisik dan Emosional terhadap Tekanan

PsychCentral menyebutkan stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan, baik dari lingkungan eksternal maupun internal. Stres bisa muncul dari berbagai situasi pekerjaan yang menumpuk, masalah keuangan, atau konflik interpersonal.

Serupa dengan itu, menurut World Health Organization (WHO), stres adalah respons tubuh terhadap tekanan atau tantangan, yang bisa berasal dari faktor eksternal seperti lingkungan, pekerjaan, hubungan, atau situasi tertentu. Stres dapat memengaruhi seseorang secara fisik, mental, dan emosional.

WHO juga menggarisbawahi bahwa stres tidak selalu bersifat negatif. Dalam dosis kecil atau terkelola dengan baik, stres dapat meningkatkan kewaspadaan dan memacu kita untuk bekerja lebih cepat. Namun, stres yang berlangsung dalam jangka waktu lama tanpa jeda, justru memiliki dampak yang merugikan.

Stres jangka panjang akan berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, depresi, dan kecemasan. Kondisi stres perlu dikelola dengan baik untuk mencegah konsekuensi kesehatan yang lebih serius.

Stres memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda-beda. Gejala umum stres meliputi:

  • Denyut jantung yang meningkat
  • Kecemasan berlebih
  • Otot tegang
  • Sulit tidur
  • Mudah marah atau tersinggung
  • Berkeringat lebih dari biasanya

Seseorang yang sedang mengalami stres masih bisa merasakan keseimbangan dan mampu berfungsi dengan normal setelah mendapatkan istirahat yang cukup. Stres juga seringkali terlokalisasi pada masalah atau situasi tertentu. Artinya, ketika masalah tersebut teratasi, stres pun berkurang.

Baca Juga: Kenali 7 Penyebab Stres di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya dengan Komprehensif

Burnout: Kehilangan Motivasi dan Energi

Burnout, di sisi lain, menurut Psychology Today adalah kondisi yang lebih serius dan bersifat kronis. Kondisi burnout terjadi ketika seseorang merasa benar-benar kehabisan energi secara fisik, mental, dan emosional akibat tekanan yang berkepanjangan.

Kondisi ini sering kali terjadi pada pekerjaan atau situasi yang menuntut banyak tenaga, perhatian, dan emosi. Burnout terjadi jika tidak disertai dengan penghargaan atau pemenuhan diri yang memadai.

Pengertian burnout di atas sejalan dengan definisi burnout dari World Health Organization (WHO). Burnout adalah sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola. WHO memasukkan burnout dalam International Classification of Diseases (ICD-11) sebagai fenomena yang terkait dengan pekerjaan

Burnout adalah akumulasi dari stres yang tidak terkelola. Gejala burnout lebih parah dari stres dan biasanya termasuk:

Kehilangan motivasi untuk bekerja atau melakukan aktivitas yang sebelumnya dinikmati

  • Merasa sinis atau negatif terhadap pekerjaan dan lingkungan
  • Penurunan kualitas kerja
  • Kehilangan rasa percaya diri atau kompetensi
  • Merasa terasing atau jauh dari orang-orang di sekitar

Baca Juga: Mengapa Mindfulness Menjadi Langkah Mudah untuk Mengatasi Stres? Temukan Jawabannya di Sini

Perbedaan Umum Burnout dan Stres

perbedaan burnout dan stres adalah

Dari definisi burnout dan stres di atas, maka perbedaan burnout dan stres meliputi:

1. Durasi:

Stres (S): Biasanya jangka pendek dan terkait dengan situasi tertentu.

Burnout (BO): Jangka panjang dan merupakan hasil dari stres kronis2.

2. Dampak pada motivasi

S: Dapat memotivasi dan membantu Anda mencapai tujuan.

BO: Menyebabkan kurangnya motivasi dan perasaan tidak berdaya.

3. Keadaan emosional:

S: Menyebabkan kecemasan dan mudah tersinggung.

BO: Jadi lepas pada kenyataan, sinis, dan merasa gagal.

4. Gejala fisik

S: Gejala fisik sementara seperti peningkatan denyut jantung dan ketegangan otot.

BO: Gejala fisik kronis seperti kelelahan dan sering sakit.

5. Pemulihan

S: Sering kali dapat dikelola dengan teknik relaksasi dan istirahat pendek.

BO: Memerlukan perubahan yang lebih signifikan. Seperti, perubahan waktu istirahat, terapi, dan penyesuaian gaya hidup.

Memahami perbedaan antara burnout dan stres adalah langkah awal yang penting dalam menjaga kesehatan mental. Stres dapat diatasi dengan manajemen yang tepat, sementara burnout membutuhkan perhatian yang lebih serius untuk pulih sepenuhnya.

Untuk membantu mengatasi kedua kondisi tersebut, Anda dapat mengikuti berbagai sesi holistik di JIVARAGA. Seperti yoga, sound healing, breathwork, mindfulness, meditasi, access bars, dan masih banyak lagi.

Sesi-sesi ini dirancang untuk memberikan pemulihan mendalam baik secara fisik, mental, maupun emosional. Jadwalnya pun bisa Anda atur sesuai kebutuhan pribadi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai sesi dan kelas di JIVARAGA, dapat klik ke:

https://jivaraga.com/private-sessions/

Atau, dapat menghubungi JIVARAGA via WA:

https://wa.me/6281188811338

Juga, di Instagram:

https://www.instagram.com/jivaragaspace

Dengan pendekatan holistik yang tepat, Anda bisa menemukan kembali keseimbangan dan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

(Foto: Freepik)