Puasa Ramadan memang tidak wajib dilakukan oleh anak-anak sampai mereka mencapai balig (pubertas). Bukan berarti mereka dilarang untuk berpuasa. Ada baiknya Anda sebagai orang tua untuk menerapkan cara mengajarkan anak puasa sejak dini agar mereka terbiasa berpuasa sebulan penuh pada saatnya.
Mengapa Perlu Cara Mengajarkan Anak Puasa?
Puasa adalah salah satu pilar dalam ajaran Islam yang melatih kesabaran, mengajarkan kejujuran, melatih kedisiplinan, meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial, serta memperkokoh keimanan dan keimanan. Oleh karena itu, mengutip dari NU Online, melatih anak berpuasa merupakan langkah terbaik guna membangun karakter dan kepribadiannya. Berbagai hikmah dari ibadah puasa akan membentuk karakter seorang anak menjadi lebih positif, matang, dan mulia.
Lalu, kapan waktu ideal mulai menjalankan cara mengajarkan anak puasa? Umumnya, anak mulai memahami konsep berpuasa ketika mereka berusia 3 – 5 tahun. Menurut Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep, dr. H. Slamet Riadi, sebagian orang tua pun menganggap rentang usia 3 – 5 tahun sebagai waktu yang ideal untuk mulai cara mengajarkan anak puasa.
Beberapa ahli medis merekomendasi anak mulai puasa pada usia 7 tahun. Pasalnya, cadangan glikogen anak dianggap sudah mencukupi untuk berpuasa pada usia tersebut. Semakin muda usia seseorang, semakin sedikit cadangan glikogennya. Cadangan glikogen berperan menjaga kadar gula dalam darah. Ketika glikogen habis, timbul risiko hipoglikemia atau kadar gula darah rendah di bawah normal.
Rata-rata, fisik anak sudah bisa berpuasa penuh terjadi pada usia 10 tahun. Jadi, diharapkan pada usia tersebut (dan sudah balig), anak sudah menjalani puasa Ramadan sebulan penuh. Meski demikian, tetap perhatikan kesiapan fisik mereka untuk berpuasa Ramadan, ya.
Baca Juga: 12 Tradisi Unik Menyambut Puasa di Berbagai Daerah Nusantara
Cara Mengajarkan Anak Puasa
Masih dari NU Online, menurut Ketua Yayasan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien, H. Muhammad Hasin, jika sejak dini, anak-anak sudah mencintai Ramadhan, ia akan selalu merasa rindu datangnya Ramadhan. Ketika sudah merasa rindu, anak dapat berpuasa tanpa disuruh lagi. Oleh karena itu, lebih dari menahan lapar dan haus, menerapkan beberapa cara mengajarkan anak puasa berikut dapat menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap bulan Ramadan.
1. Beri pemahaman tentang puasa
Cara mengajarkan anak puasa yang sebaiknya tidak dilewatkan adalah memberikan pemahaman mengenai Rukun Islam dan puasa termasuk di dalamnya. Rukun Islam sendiri adalah lima pilar dasar dalam ajaran Islam sebagai landasan utama dalam praktik ibadah dan kehidupan seorang Muslim.
Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW, yaitu:
“Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu dua kalimat syahadat, menegakkan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitullah”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beritahukan juga pada anak tentang keutamaan puasa lainnya, seperti mendekatkan diri kepada Allah, menggunakan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan cara ini, diharapkan memotivasi anak untuk menjalankan ibadah puasa.
2. Cara mengajarkan anak puasa dengan keterlibatkan aktif
Libatkan anak dalam persiapan sahur dan berbuka. Kalau bisa, siapkan makanan favorit atau yang sesuai permintaannya. Dengan demikian, anak-anak merasakan kebersamaan yang menyenangkan ketika menjalani ibadah puasa Ramadan. Selain itu, anak-anak juga belajar menghargai nikmat makanan yang mereka konsumsi. Serta, semakin memahami bahwa puasa tidak hanya tentang menahan diri dari makanan, tapi juga memastikan bahwa makanan yang merak konsumsi memenuhi kebutuhan tubuh mereka.
Baca Juga: Apa Itu Munggahan sebagai Tradisi Jelang Puasa Ramadan?
3. Latih anak berpuasa bertahap
Tidak perlu memaksa anak langsung berpuasa selama sehari penuh. Lakukan puasa secara bertahap karena kondisi dan kemampuan anak berbeda dengan orang dewasa. Cara mengajarkan anak puasa ini penting karena memudahkan anak untuk menyesuaikan diri secara perlahan dengan tuntutan dan kewajiban puasa.
Menyesuaikan kemampuan anak untuk berpuasa bisa dimulai dengan hanya puasa setengah hari. Kemudian, tambah jam masa puasanya secara perlahan atau bertahap. Langkah ini memberikan kesempatan orang tua untuk memberikan dukungan, pemahaman, dan panduan yang lebih intensif terhadap anak-anak tentang mengatasi tantangan dan hambatan ketika menjalani puasa .
4. Ajari anak cara mengatasi rasa lapar dan haus
Beritahukan kepada anak cara mengatasi asa lapar dan haus saat puasa, seperti mengonsumsi makanan yang cukup mengandung serat dan air saat berbuka. Hal ini juga berguna untuk memenuhi kebutuhan asupan penting bagi tubuhnya.
Dengan memberikan pengetahuan tentang makanan bernutrisi dan menjaga kecukupan minum saat berbuka, anak-anak dapat belajar cara menjaga kesehatan dan kenyamanan tubuh selama bulan Ramadan. Hal ini membantu mereka menjalan ibadah puasa dengan lebih mudah sekaligus mengajarkan nilai-nilai, seperti kesabaran dan disiplin.
5. Bersama-sama beribadah
Ajari anak-anak untuk berpartisipasi dalam ibadah bersama selama Ramadan. Misalnya, shalat Subuh berjamaah, shalat tarawih, atau membaca Al-Qur’an bersama-sama. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya mengamati, tapi juga dapat merasakan langsung atmosfer spiritual dan kebersamaan yang ada dalam ibadah Ramadan.
Anak pun akan merasakan bahwa ibadah puasa Ramadan adalah hal yang menyenangkan untuk dijalani. Orang tua juga mendapat kesempatan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman lebih lanjut tentang makna puasa dan keutamaannya.
6. Menciptakan kegiatan-kegiatan produktif
Ciptakan suasan berpuasa yang menyenangkan dengan membuat aktivitas-aktivitas kreatif dan produktif. Misalnya, membuat kalender Ramadan, mewarnai gambar-gambar Islami, atau berbagi cerita tentang kebaikan dan kesabaran dalam Islam. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya memberikan pengalaman positif tentang puasa, tapi juga membantu anak memperdalaman pemahaman tentang makna puasa.
Baca Juga: 5 Dampak Bullying dan Upaya Pemulihan dengan Prinsip Holistik
7. Berikan apresiasi atas pencapaian anak
Ketika anak berhasil menjalankan ibadah puasa, berikan pujian, ucapan terima kasih, dan penghargaan lainnya atas usaha dan prestasi mereka tersebut. Apreasi tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan memberikan kebahagiaan atas pencapaian mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasinya untuk terus berpuasa dengan baik.
Dengan menggabungkan berbagai cara mengajarkan anak puasa di atas, orang tua dapat menciptakan berbagai pengalaman berpuasa yang bermakna dan mendalam untuk anak-anak. Pada akhirnya, memberikan fondasi spiritual yang kokoh untuk masa depan mereka.
Pingback: Peran Puasa Ramadan untuk Meningkatkan Mindfulness - Jivaraga
Pingback: 10 Menu Takjil Tradisional Indonesia untuk Buka Puasa Ramadan - Jivaraga
Pingback: 6 Tips Ramadhan Produktif untuk Hasil yang Efisien dan Efektif - Jivaraga