Di era yang serba digital saat ini, cara kita berkomunikasi juga ikut berubah. Sekarang, obrolan dapat dilakukan tanpa perlu tatap muka langsung, melalui pesan instan atau media sosial. Ini memudahkan kita untuk terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Hanya saja, hal ini menimbulkan hambatan dan tantangan dalam membangun komunikasi yang efektif.
Terkadang, pesan-pesan disampaikan secara tidak langsung melalui ungkapan anonim untuk menyindir orang lain. Atau, dengan tindakan membatasi akses melalui blokir nomor telepon atau akun media sosial. Bagaimana kita dapat mengatasi hambatan dan membangun komunikasi yang baik di era digital ini menjadi pertanyaan yang semakin relevan.
Strategi untuk Mengatasi Hambatan dan Membangun Komunikasi yang Baik
Pertanyaan mengenai cara mengatasi hambatan dan membangun komunikasi yang baik ini mengemuka dalam talk show “Love Across Generations: Bridging Communication Gaps And Creating Happy Connections” di Beautyfeast Asia 2024 tanggal 4 Mei 2024 lalu. Cindy Gozali, CEO & Founder JIVARAGA, juga Leadership & Mindfulness Coach, sebagai salah satu narasumber mengungkapkan beberapa strategi yang dapat membantu kita mengatasi hambatan dan membangun komunikasi.
1. Budayakan empati
Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan pahami perasaan serta perspektif mereka. Ini akan membantu Anda menghindari konflik yang tidak perlu dan membangun komunikasi yang lebih baik.
Menurut Cindy, misalnya seseorang membuat status anonim di media sosial, tidak perlu asumsi berlebihan. Kita dapat langsung bertanya bagaimana kondisinya saat itu. “Perspektif kita saat bertanya adalah kita care sama orang tersebut. Jadi, sebaiknya, dengarkan saja apa yang dia ungkapkan,” kata Cindy.
Cindy mengingatkan bahwa mungkin jawaban yang kita terima tidak sesuai yang kita harapkan karena kita sering menginginkan respons positif. Hal ini karena suasana hati dan pikiran dapat memengaruhi komunikasi seseorang. “Orang yang sedang kesal, jawabannya memang bisa membuat kita kesal juga. Nah, kita jangan ikut kesal juga. Biarkan dan dengarkan dulu saja,” sambung Cindy.
2. Komunikasi terbuka dan jujur untuk mengatasi hambatan komunikasi
Lain waktu, bisa saja kita merasa orang lain sedang membicarakan atau menyindiri kita melalui ketikan anonimnya di media sosial. Menurut Cindy, hal tersebut biasanya karena asumsi pribadi. “Kata-kata itu kadang hanya tulisan, tapi karena kita terbawa emosinya, akhirnya kita merasa orang tersebut sedang membicarakan kita. Padahal, belum tentu juga,” jelas Cindy.
Cindy menyarankan untuk memberi toleransi pada sikap orang tersebut karena ada saatnya orang merasa emosi dan tanpa pikir panjang. “Jika terjadi berulang-ulang dan membuat kita merasa emosi juga, mungkin bisa langsung diajak berbicara satu sama lain dan saling terbuka. Dengan demikian, bisa dicari penyelesaiannya,” tambah Cindy.
Penting untuk menjadi jujur dan terbuka dalam komunikasi digital. Jika ada konflik atau ketidaksepahaman, jangan takut untuk membicarakannya secara langsung dan mencari solusi bersama.
3. Perhatikan kesadaran diri
Sebaliknya, jika kita sendiri yang sering mengungkapkan perasaan (menulis status) di media sosial secara anonim atau bahkan membatasi komunikasi, Cindy tetap menyarankan untuk menghindari asumsi. Jika ada kekesalan pribadi, sebaiknya langsung dikomunikasikan dengan orang bersangkutan.
Komunikasi tersebut juga hindari menggunakan asumsi. Langsung bertanya, misal diawali dengan kata, “Saya penasaran, nih!” Kata-kata tersebut terasa lebih netral dan dapat menginiasiasi komunikasi dua arah.
Dalam hal ini, jika kita hendak menulis ungkapan emosi yang anonim, bahkan membatasi komunikasi orang lain, secepatnya menyadari perlu atau tidaknya hal tersebut. Sadari bahwa komunikasi digital memiliki keterbatasan dalam menyampaikan nuansa emosi. Sebelum menanggapi pesan dengan cepat atau merespons secara emosional, luangkan waktu sejenak untuk memikirkan bagaimana pesan kita akan ditafsirkan oleh penerima.
Baca Juga: Strategi Gaya Komunikasi Lintas Generasi untuk Hubungan Keluarga yang Harmonis
Samakan Tujuan Atasi Hambatan Komunikasi
Itulah beberapa cara praktis mengatasi hambatan dan membangun komunikasi yang baik, terutama di era digital saat ini. Memang, salah satu hambatan komunikasi di masa digital saat ini adalah kurangnya nuansa. Tanpa elemen suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh dapat tercipta kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.
Dengan kesadaran diri dan empati, kita dapat membangun komunikasi yang baik meski dalam dunia yang makin terhubung secara digital. Yang penting diingat adalah bahwa di balik layar komputer atau ponsel, kita tetap berinteraksi dengan manusia yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang sama seperti kita.
“Komunikasi adalah jembatan untuk mencapai posisi kita saat ini. Saya percaya bahwa ketika kita memiliki orang-orang yang kita sayangi di sekitar kita, mereka juga akan berbagi tujuan yang sama dengan kita. Yang perlu kita lakukan adalah mengajak mereka untuk menyamakan tujuan. Dengan berkomunikasi secara jelas tentang arah yang akan diambil, kita akan merasa lebih bahagia, tenang, dan terhindar dari asumsi yang tidak perlu. Semuanya akan jadi lebih ringan dan lancar,” tutup Cindy.