You are currently viewing Tantangan Komunikasi Sandwich Generation: Menyeimbangkan Antara Pasangan dan Orang Tua
Sumber: Freepik

Tantangan Komunikasi Sandwich Generation: Menyeimbangkan Antara Pasangan dan Orang Tua

Tantangan sandwich generation atau generasi sandwich tidak hanya pada aspek ekonomi atau finansial. Sebagai bagian dari sandwich generation, di mana seseorang merasa bertanggung jawab terhadap kedua generasi—mereka sendiri dan orang tua mereka—menyeimbangkan komunikasi antara pasangan dan orang tua juga dapat menjadi tantangan kompleks.  

Apa yang dapat dilakukan seorang sandwich generation ketika berada dalam situasi tersebut? Ada beberapa strategi komunikasi yang dapat dijalani untuk menjaga harmoni dalam hubungan semua pihak.

Tantangan Komunikasi yang Dihadapi Sandwich Generation

SANDWICH GENERATION KELUARGA
Sumber: Freepik

Sebelum mencari strategi komunikasi untuk sandwich generation, kenali dulu beberapa tantangan yang mungkin mereka hadapi:

1. Perasaan bersalah

Kerap kali, seseorang merasa bersalah ketika harus memilih antara memenuhi kebutuhan pasangan atau orang tua. Perasaan ini bisa menjadi beban yang berat dan memengaruhi kesejahteraan emosional seseorang.

2. Konflik nilai dan prioritas

Pasangan mungkin memiliki nilai dan prioritas yang berbeda-beda dengan orang tua. Seorang sandwich generation mungkin akan sulit jika mencoba memuaskan semua pihak. Ini dapat menghasilkan konflik internal dan eksternal yang memengaruhi hubungan.

3. Tekanan finansial dan waktu

Menyeimbangkan tanggung jawab terhadap pasangan dan orang tua juga dapat menjadi tantangan finansial dan membutuhkan banyak waktu. Hal ini dapat memengaruhi kestabilan finansial dan kualitas hidup seseorang.

Baca Juga: Apa Itu Komunikasi Heart Core? Pahami Agar Hubungan Antar Personal Jadi Lebih Bermakna Bersama Cindy Gozali

Strategi Komunikasi Sandwich Generation

SANDWICH GENERATION PASANGAN
Sumber: Freepik

Dalam talk show  “Love Across Generations: Bridging Communication Gaps And Creating Happy Connections” dalam acara Beautyfeast Asia 2024 di Jakarta tanggal 4 Mei 2024 lalu, Silvia Basuki melihat fenomena komunikasi sandwich generation ini memang sering ditemukan di masyarakat. “Berada di antara pasangan (suami atau istri) dan orang tua membuat kita sering merasa terjepit antara keluarga baru atau orang tua yang telah membesarkan kita,” tutur Silvia.

Ketika hal tersebut terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Tetapakan batasan yang jelas

Berikan batasan yang jelas tentang apa yang dapat kita berikan dan apa yang kita perlukan dari kedua pihak. Menetapkan batasan ini memungkinkan kita untuk menjaga keseimbangan dalam hidup dan menghindari kelelahan atau penyalahgunaan dari salah satu pihak.

Seperti ketika harus memilih antara orang tua atau pasangan, Silvia menyarankan untuk memprioritaskan dulu pasangan. “Benar, kita lahir dari orang tua. Tapi, karena kita sudah masuk ke keluarga baru (dengan suami atau istri), inilah ‘keluarga’ yang perlu kita prioritaskan saat ini,” kata Silvia.

Silvia memahami bahwa kita bisa merasa bersalah jika tidak mendahulukan orang tua. Kita merasa harus terus mendengarkan dan mendukung orang tua yang sudah membesarkan kita. Namun, sebenarnya, adalah tanggung jawab orang tua sendiri untuk support diri mereka sendiri. Itu adalah keluarga mereka (keluarga orang tua).

“Kalau kita yang sudah menikah saat ini, prioritaskan mendengarkan pasangan dahulu karena ini adalah keluarga baru kita,” saran Silvia.

2. Buka dialog yang jujur

Penting untuk membuka dialog yang jujur dan terbuka dengan pasangan dan orang tua tentang tantangan yang dihadapi. Ungkapkan tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan kita dengan penuh hormat dan empati.

“Kita harus belajar untuk berkata kepada orang tua dan pasangan apa saja batas-batas kemampuan kita. Memang, mengungkapkan itu susah, tapi kita harus punya keberaniaan untuk mengomunikasikan hal tersebut. Kalau kita tidak berbicara, orang lain tidak akan tahu kesusahan kita,” tutur Silvia yang menyebutkan bahwa saling komunikasi dapat memberikan solusi juga dari permasalahan yang ada.

Silvia menyarankan untuk menghindari gengsi saat berkomunikasi, termasuk kepada orang tua. “Gengsi itu overrated. Mau gengsi sampai kapan? Everyday kita hidup dan itu sebenarnya tergantung dari kita sendiri. Kita mau full live in our life atau tidak. Dengan membuka diri terhadap orang tua, walau harus ada friksi dan diskusi, kita hadapi saja. Setelah itu, biasanya (masalahnya) selesai,” jelas Silvia.

3. Kompromi komunikasi sandwich generation

Belajarlah untuk melakukan kompromi dengan pasangan dan orang tua. Temukan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan semua pihak dengan cara yang adil dan seimbang.

“Ketika kita menikah, memang perlu memprioritaskan keluarga baru kita ini. Tapi, bukan berarti kita nggak sayang lagi dengan orang tua. Kita tetap sayang sama orang tua kita sehingga jika bisa membantu, mungkin kita akan membantu. Namun, kembali lagi ke prioritas. Karena ini adalah keluarga baru kita, inilah prioritas kita,” jelas Silvia.

Ketika berada dalam situasi konflik, Silvia menyarankan untuk mengakui (acknowledge) kesalahan kita (jika ada) atau kesusahan (sufferings) orang tua (jika ada). Pengakuan itu bukan berarti kita lemah, sebaliknya adalah keberanian dan kekuatan kita. Segala hal dapat diselesaikan dengan kemauan untuk menemukan solusi dan pada akhirnya berdamai dengan segala sesuatunya.

Baca Juga: Strategi Gaya Komunikasi Lintas Generasi untuk Hubungan Keluarga yang Harmonis

4. Cari dukungan dari luar

Jika perlu, cari support tambahan dari teman, keluarga, atau profesional, seperti konselor atau terapis. Mereka dapat memberikan perspektif yang berbeda dan membantu kita mengatasi tantangan yang dihadapi,

Para sandwich generation tidak sendiri dalam menghadapi tantangan dalam keluarga. JIVARAGA menawarkan sesi konsultasi pribadi yang dirancang khusus untuk membantu kita mengatasi masalah yang mungkin sedang dialami. Dengan bantuan Experts JIVARAGA yang berpengalaman, kita dapat menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi pribadi.

Untuk informasi lebih lanjut dan untuk memesan sesi konsultasi, silakan hubungi JIVARAGA melalu WhatsApp di https://wa.me/6281188811338 atau ikuti akun Instagram JIVARAGA di https://www.instagram.com/jivaragaspace.

SANDWICH GENERATION ORANG TUA
Sumber: Freepik

Pada akhirnya, dalam berkomunikasi, Silvia menyarankan untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. “Tidak pernah terlambat untuk mencoba cara yang berbeda. Kenapa kita selalu berpikir bahwa kita terjebak atau hidup kita sudah mandek? Mengapa tidak mencoba melihat dari sisi yang berbeda? Kita selalu punya kesempatan memulai hari dengan cara yang berbeda, selama kita bersedia melakukannya. Jika kita mau, perubahan apa pun bisa terjadi. So, try to change your perspektif and it’s never too late.”

Menyeimbangkan antara pasangan dan orang tua dalam sandwich generation bisa menjadi tantangan yang nyata. Namun, dengan komunikasi yang terbuka, kerja keras, komitmen, dan cinta, kita dapat membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan semua pihak yang terlibat.

This Post Has One Comment

Comments are closed.