You are currently viewing Kolaborasi dan Inspirasi: Melihat Bali Spirit Festival 2024 Melalui Mata JIVARAGA
(Cindy Gozali, Aldini Pratiwi , dan Aga Salim di Bali Spirit Festival 2024) Sumber: Dok. JIVARAGA

Kolaborasi dan Inspirasi: Melihat Bali Spirit Festival 2024 Melalui Mata JIVARAGA

“Ini Cindy, Aga, dan Aldini dari JIVARAGA SPACE. Kami sangat bahagia sekaligus tidak percaya ketika mengetahui bahwa impian kami menjadi kenyataan. Ketika saya mempelajari program dan berjalan-jalan di lokasi festival, saya melihat Bali Spirit Festival sebagai mikrokosmos dunia, tempat semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, kepercayaan, kebangsaan, agama, dan latar belakang berada bersama dalam satu kesatuan.”

Itulah tulis Cindy Gozali, CEO dan Founder, Leadership & Mindfulness Coach JIVARAGA, dalam kesan-kesannya kepada pihak Bali Spirit Festival (BSF) mengenai keikutsertaan JIVARAGA pada BSF 2024 ini. Bali Spirit Festival adalah salah satu acara wellness terbesar dan bergengsi di dunia. Festival yang mengetengahkan yoga, dance, healing, dan world music ini menarik minat ribuan orang dari seluruh dunia setiap tahunnya. Tahun ini, mengetengahkan tema “Come Together: Unity in Diversity”.

Oleh karena itu, tidak hanya kebahagiaan yang dirasakan JIVARAGA ketika mendapat kesempatan berpartisipasi dalam festival yang telah berlangsung lebih dari satu dekade ini. JIVARAGA, menurut Cindy, juga melihat acara ini sebagai tempat berbagi dan berkolaborasi memberikan healing secara menyeluruh sekaligus menginspirasi dan mendukung masyarakat untuk menemukan keseimbangan dalam tubuh, pikiran, dan jiwa.

Pada acara yang berlangsung dari tanggal 1-5 Mei 2024 di Ubud, Bali ini, Jivaraga beraprtisipasi dalam beberapa sesi. Cindy Gozali menghadirkan kelas “Be the Creator of Your Life: Transforming Pain to Newfound Purpose” pada tanggal 3 Mei. Kemudian, pada tanggal 3 Mei juga, Aga Salim, Sound Healing Practitioner JIVARAGA membawa workshopInner Journey: Shamanic Mystical Sound Healing” serta Aldini Pratiwi (Tiwi), CHt, Spiritual Life Coach and Quantum Healing Facilitator JIVARAGA dengan workshop Opening Third Eye di tanggal 5 Mei 2024.

Bali Spirit Festival 2024: Pengalaman Tak Terlukiskan

FOTO BERSAMA BALI SPIRIT FESTIVAL
(JIVARAGA bersama 150 presenter Bali Spirit Festival 2024)
Sumber: Dok. JIVARAGA

Perjalanan JIVARAGA ke BSF telah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Pada bulan Februari 2024, Meghan Pappenheim, founder Bali Spirit Festival, memberikan kesempatan pada JIVARAGA untuk mengirimkan beberapa Experts-nya ke BSF. Cindy menyambut dengan baik peluang tersebut karena ingin para Experts JIVARAGA memperoleh pengalaman lebih banyak dan penuh kesan dengan berpartisipasi pada event wellness berskala global.

Setelah JIVARAGA mengajukan Experts-nya yang akan berpartisipasi, pihak BSF (Meghan) masih akan melakukan kurasi untuk tema dan schedule yang sesuai. Setelah melalui diskusi dan kurasi yang mendalam, JIVARAGA mendapat kesempatan berbagi di tiga sesi untuk peserta dan dua sesi untuk media-media yang hadir meliput acara tersebut.

“Saya merasa terhormat sekali bisa jadi bagian dari BSF. Apalagi, Meghan sendiri yang memilih JIVARAGA dan ketiga sesinya. Semua seperti mimpi. Dan, di BSF, kita go with the flow and be your authentic self,” kesan Tiwi mengenai keikutsertaannya di BSF.

Senada dengan Tiwi, Aga juga mengungkapkan rasa bahagianya dapat menjadi bagian dari BSF tahun ini. “It’s very humbling. Wonderful. Very amazing. Rasanya, kata-kata saja tidak bisa menjelaskan betapa menyenangkan menjadi salah satu dari 150 presenters BSF dari seluruh dunia,” terangnya.

Memang, Experts JIVARAGA sempat panik begitu diberitahu bahwa mereka akan mengisi sesi di BSF. Pasalnya, BSF adalah sebuah event global yang takan dihadiri beragam bangsa di dunia dan, tentunya, JIVARAGA ingin memberikan yang terbaik kepada mereka. Namun, rasa senang mengalahkan kepanikan tersebut. “Semua rasa itu bercampur jadi satu. That’s a wonderful feeling,” tambah Aga.

Atmosfer BSF pun terasa unik untuk para Experts. Apabila persiapan untuk mengisi acara atau event sering kali penuh “tekanan”, justru di BSF semua yang hadir terlihat mengikuti arus alias go with the flow. Tanpa stres dan emosi berlebihan, saling tersenyum dan support, semua mengikuti bagaimana BSF berjalan sesuai “arusnya”.

“Ketika masuk ke tempat ini (BSF), seperti berada di dunia yang berbeda. Sebuah tempat tanpa memandang suku, ras, agama. Semua berkumpul melakukan hal yang disukai serta saling berbahagia satu sama lain. Meski saling tidak kenal, ke mana pun melangkah, selalu dipenuhi sapaan dan senyuman. Balance body, mind, soul, and wellbeing as a whole!” jelas Tiwi.

Baca Juga: Healing Artinya Lebih dari Sekadar Piknik atau Traveling

Membawa Jakarta ke Bali Spirit Festival

SESI JIVARAGA DI BALI SPIRIT FESTIVAL
(Sesi Aga Salim-JIVARAGA di Bali Spirit Festival 2024)
Sumber: Dok. JIVARAGA

Dari ratusan presenter global yang mengisi acara Bali Spirit Festival, JIVARAGA ingin menghadirkan semangat dan kehidupan urban dari ibukota Jakarta ke Bali di BSF. “Dalam konteks ini, Jakarta sering diasosiasikan dengan kesibukan karier dan bisnis, sedangkan Bali terkait dengan healing dan liburan,” kata Cindy.

Perbedaan energi Jakarta dan Bali tersebut yang juga menjadi bahan pertimbangan Cindy untuk memilih topik yang dihadirkan JIVARAGA di BSF. Ia ingin topik-topik sesi JIVARAGA dapat selaras untuk seluruh peserta BSF dari mana pun mereka berada.

Partisipasi JIVARAGA diharapkan akan menjadi titik temu antara dua dunia yang berbeda. Yaitu, menggabungkan esensi kehidupan urban dengan kebijaksanaan dan ketenangan yang sering kali dihubungkan dengan Bali.

Dengan menjadi bagian dari BSF, JIVARAGA melihat pentingnya kolaborasi, membangun komunitas yang kuat, dan menjadi jembatan antara Jakarta, Bali, dan dunia pada umumnya. Partisipasi di BSF juga diharapkan menghadirkan nilai-nilai kerja sama lintas budaya yang memperkuat keterhubungan antarmanusia di tengah keberagaman yang kaya akan pengalaman dan perspektif.

Wujud Nyata Keragaman

PRESCON JIVARAGA DI BALI SPIRIT FESTIVAL
(Sesi Konferensi pers JIVARAGA)
Sumber: Dok. JIVARAGA

Keberagaman nilai dan budaya di BSF bukan kata-kata semata. Tiwi mengungkapkan meskipun pengisi acara dari Indonesia jumlahnya dapat dihitung dengan jari, ternyata mereka tidak dibeda-bedakan. Bahkan, menariknya, BSF tahun menyiapkan sebuah tempat yang dinamakan “World Peace Garden” sebagai sebuah tempat ibadah berbagai agama di dunia—termasuk untuk Muslim.

“Sepanjang hari, semua agama bergantian beribadah di sana sesuai agamanya masing-masing. Contohnya, untuk agama Islam, karena begantian, banyak pserta yang non-muslim mencoba ‘ikut’ salat karena mereka ingin belajar,” cerita Tiwi.

“Tempatnya berupa tenda lebar, dilengkapi karpet dan meja yang di atasnya disimpan kitab suci dari lima agama di dunia. Di tempat itu, masing-masing beribadah sesuai agama. Misalnya, ada yang salat, yang tidak salat atau non-muslim duduk di sekitar dengan tenang dan bermeditasi. Semua yang hadirkan memastikan ibadah setiap orang berjalan lancar,” tambah Aga.

Hal tersebut menjadi salah satu keunikan BSF, yaitu tidak membeda-bedakan sesama manusia, apa pun latar belakang dan keyakinannya. Semua berkumpul saling support dan respect, untuk kedamaian di dunia.

“Dari BSF pula saya pikiran saya makin terbuka dan melihat bahwa muslim itu beragam. Dan, agama itu beragam, tidak ada yang saklek, serta kembali kepada makna dan hakikat ibadah masing-masing. Semua damai dan selaras,” kenang Tiwi.

Baca Juga: Mindfulness adalah Seni Menikmati Setiap Momen di Tengah Kesibukan

Harapan dan Mimpi Besar

CINDI & MEGHAN DI BALI SPIRIT FESTIVAL
(Cindy Gozali bersama Meghan Pappenheim, founder Bali Spirit Festival)
Sumber: Instagram @ciindy.gozali

Dari pengalamannya membawa JIVARAGA ke Bali Spirit Festival, Cindy melihat dari BSF dapat belajar untuk percaya, menikmati proses, dan, selanjutnya, surrender menyerahkan segalanya jika ada hal-hal yang membuat kita tertekan atau di luar rencana.

“Dalam welcome speech-nya, Meghan mengajarkan agar kita sebagai praktisi siap mengajar di semua situasi dan fleksibel jika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Ini saya alami ketika di sesi Aga Salim, sempat ada masalah teknis pada sound­-nya sehingga kita mengubah rencana sesi saat itu juga,” terang Cindy.  

Cindy sendiri sangat bersyukur bertemu Meghan yang memberikan panggung kepada JIVARAGA untuk berbagi kepada para peserta dan media yang hadir di BSF 2024. Serta,  kepada para healers Indonesia di Bali yang banyak memberikan dukungan kepada JIVARAGA.

“Selain bisa berpartisipasi lagi, semoga juga makin banyak orang yang hadir di BSF tahun depan. Acara ini bukan hanya sebagai festival tempat kita ‘having fun’, lebih dari itu BSF mengajarkan kita banyak hal dan bertemu banyak orang. It’s an amazing feeling,” harapan Aga mengenai BSF ini.

Sedangkan, Tiwi berharap dapat membawa spirit BSF ke Jakarta untuk membantu membangun sisi spiritual, kemanusiaan, dan environmental consciousness pada setiap orang. Membantu orang menentukan pilihannya karena panggilan pribadi.

“Semoga JIVARAGA dapat bekerja sama lebih erat dan dalam lagi dengan Bali Spirit Festival dan lebih banyak Experts JIVARAGA yang ikut di BSF. Secara pribadi, dari BSF, saya belajar untuk bermimpi besar untuk berada di BSF dan semesta membantu,” tutup Cindy.

This Post Has One Comment

Comments are closed.