You are currently viewing Inner Child adalah Salah Satu Kunci Atasi Pola Hubungan Toxic
Sumber: Freepik

Inner Child adalah Salah Satu Kunci Atasi Pola Hubungan Toxic

Sudah berulang kali orang-orang sekitar Anda memperingatkan bahwa Anda sering terlibat dalam hubungan yang toxic. Anda tahu, menyadari, tapi tetap merasa ‘lebih suka’ menjalin hubungan dengan pola yang sama. Ketika Anda berjuang untuk keluar dari pola tersebut, satu hal yang perlu Anda ungkap atau lihat adalah inner child diri sendiri yang mungkin terluka tanpa kita sadari.

Sesuai namanya, inner child adalah bagian dari diri kita yang menyimpan pengalaman, perasaan, dan harapan dari masa kecil. Secara tidak disadari, inner child banyak berperan dalam membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita saat dewasa. Inner child ada yang positif, tapi tidak sedikit yang terluka dan membawa beban trauma pada pribadi dewasa seseorang. Dengan memahami inner child, diharapkan dapat membantu menjalani hidup lebih bahagia dan sehat.

Inner Child adalah yang Tersimpan dari Masa Kecil

PLAYING
Sumber: Freepik

Inner child adalah konsep yang mengacu pada aspek kepribadian kita yang menyimpan kenangan, emosi, dan pengalaman dari masa kecil—positif maupun negatif. Bahkan, saat kita beranjak dewasa, inner child tetap tidak berubah.

Ia ikut dalam perjalanan hidup kita, mensistesis setiap tahap perkembangan, membentuk bagian integral dari keseluruhan diri kita. Inner child setiap orang, melansir dari PositivePsychology.com adalah unik, dibentuk oleh pola asuh, lingkungan, dan pengalaman hidup masing-masing.

Inner child dapat memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian kita dan memengaruhi cara kita merespons situasi dalam hidup. Secara positif, inner child akan berpengaruh pada kreativitas, keberanian, rasa ingin tahu, dan spontanitas.

Namun, ketika inner child kita terluka, hal itu akan membuat kita menghadapi berbagai masalah emosional kala dewasa. Seperti, rasa tidak aman yang tinggi, kecemasan, pengambilan keputusan, hingga kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Baca Juga: Manifestasi adalah Kekuatan Menyelaraskan Impian dan Realitas

Penyebab Inner Child Terluka adalah Trauma yang Terabaikan

INNER CHILD ADALAH DIA
Sumber: Freepik

Lalu, apa yang menyebabkan inner child terluka? Cindy Gozali, Leadership and Mindfulness Coach dari Jivaraga menyebutkan bahwa inner child yang terluka terjadi ketika jiwa anak-anak dalam diri kita terluka, diabaikan, atau mengalami trauma. Dan, trauma tersebut tidak sempat terobati sepenuhnya sehingga menjadi suatu energi yang beku (frozen energy) dan terperangkap dalam diri kita. Energi beku tersebut menyimpan jejak luka yang tersembunyi dan membawa cerita rahasia yang belum terungkap sepenuhnya.

“Energi beku ini terkunci dalam diri kita, terlupakan. Terkuncinya energi ini berpotensi mengacaukan hidup kita dan menjadikan kita terperangkap dalam pola berulang sepanjang hidup. Ini dapat diatasi jika kita melakukan sesuatu untuk mengubahnya untuk menyembuhkan energi yang terluka dalam diri,” jelas Cindy.

Istilah inner child adalah pertama kali dipopulerkan oleh psikolog Carl Jung, yang mengenalkan konsep “anak abadi” atau “puer aeternus” dalam teori Arketip yang dikembangkannya. Konsep inner child berkembang lebih lanjut dalam teori psikologi humanistisk seperti yang dikemukakan oleh psikolog John Bradshaw dan Alice Miller.

Inner child yang terluka biasanya karena pengalaman masa kecil yang penuh stres, trauma, atau kurangnya dukungan emosional. Beberapa penyebab umumnya, termasuk kekerasan fisik atau emosional, penolakan atau kritik berlebihan dari orang tua atau orang terdekat, kehilangan atau perpisahan yang menyakitkan, serta kurangnya kasih sayang atau perhatian.

Baca Juga: Cara Menulis Jurnal Syukur untuk Keseimbangan Jiwa dan Raga

Tanda-Tanda Inner Child yang Terluka

TRAUMA
Sumber: Freepik

Tanda-tanda inner child yang terluka dapat muncul dalam berbagai aspek kehidupan. Terutama, terlihat dalam cara seseorang berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain. Berikut beberapa tanda—melansir Happierhuman.com, cpstdfoundation.org, dan Verywellmind.com—yang menunjukkan inner child yang terluka:

1. Takut dengan penolakan atau kritik

Trauma di masa lalu akibat penolakan atau kritikan yang berlebihan dapat membuat seseorang takut untuk berbicara atau bertindak karena khawatir akan merasa sakit ketika ditolak atau dihakimi. Orang yang mengalami ketakutan ini mungkin menghindari situasi yang berisiko menimbulkan kritik, berusaha memuaskan orang lain, dan ingin selalu sempurna.

2. Kesulitan mengelola emosi

Inner child yang terluka dapat membawa beban emosi yang belum terselesaikan dari masa kecil karena trauma atau pengalaman negatif lainnya. Seseorang jadi sering menghadapi ledakan emosi yang tidak terkendali, seperti marah berlebihan atau menangis tanpa alasan yang helas. Mereka juga dapat sering merasa cemas atau tertekan ketika menghadapi situasi yang mengingatkan mereka pada luka masa lalu.

3. Kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain

Hal ini terjadi ketika seseorang merasa terdorong untuk selalu memenuhi harapan dan kebutuhan orang lain, sekalipun harus mengirbankan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Inner child yang terluka ini berasal dari pengalaman masa kecil ketika seseorang merasa harus selalu menyenangkan orang tua, orang-orang di sekitar, atau pengasuhnya untuk mendapatkan kasih sayang atau persetujuan.

Akibatnya, ketika dewasa, ia terus mencari persetujuan eksternal dengan menjadi penurut, menghindari konflik, atau selalu setuju dengan pendapat orang lain.

4. Berulang kali terlibat hubungan yang toxic

Berulang kali menjalin hubungan dengan orang yang ‘red flag’ atau sering mengalami konflik relationship yang sama? Hal tersebut adalah salah satu tanda inner child Anda terluka. Penyebabnya berasal dari pengalaman masa kecil yang penuh konflik atau trauma, seperti kekerasan atau ketidakstabilan yang sering dialami dalam lingkungan keluarga.

Kemudian, di masa dewasa, Anda merasa “terbiasa” menemukan hal tersebut. Namun, akibatnya, Anda cenderung memilih pasangan yang ‘red flag’ yang pernah Anda lihat di masa kecil, terjebak dalam konflik berulang, atau sulit menetapkan batasan yang tepat. Anda terus-menerus berada dalam hubungan yang merugikan atau berbahaya.

5. Merasa tak berharga

Selain tidak berharga, bisa juga merasa tidak layak menerima cinta dan perhatian. Hal ini berasal dari pengalaman masa kecil yang penuh kritik, penolakan, atau kurangnya kasih sayang dari orang tua atau pengasuh. Dampaknya, seseorang merasa tidak aman dan cenderung meremehkan kemampuan mereka sendiri.

Merasa harga diri rendah juga membuat seseorang sulit menerima pujian atau merasa bangga atas prestasinya sendiri. Selain itu, harga diri yang rendah dapat menghambat kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan. Ada ketakutan kehilangan persetujuan atau kasih sayang orang lain.

Baca Juga: Jaga Keharmonisan: Kenali 7 Ciri Perusak Hubungan pada Diri Sendiri

Cara Mengatasi Inner Child yang Terluka

inner child therapy
Sumber: Freepik

Langkah awal untuk menyembuhkan inner child adalah dengan mencari bantuan profesional untuk terapi atau konseling. Terapi atau konseling dapat menjadi alat yang efektif untuk menyembuhkan inner child yang terluka. Praktisi dapat membantu Anda menjelajahi pengalaman masa kecil kecil Anda. Memahami dampaknya pada kehidupan saat ini, dan memberikan dukungan untuk memproses perasaan dan trauma.

Jivaraga sendiri memiliki kelas “Inner Child Healing” yang berlangsung setiap hari Sabtu, mulai pukul 11.00 – 12.00 WIB di Jivaraga Space, Setiabudi, Jakarta. Sesi ini akan membantu pemulihan inner child Anda yang terluka. Dipandu oleh Cindy Gozali dan Silvia Basuki, Family & Couple Counselor, Certified Family Constellation Therapist dari Jivaraga, peserta diberikan kesempatan untuk menjelajahi emosi terdalam dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Dalam sesi ini, peserta diajak mengenali dan menerima keberadaan bagian dari diri Anda yang membawa luka masa kecil.

Langkah dalam memulihkan inner child yang terluka ini terdiri dari beberapa tahap secara berurutan:

  • Diawali dengan menyadari dan mengakui perasaan atau pola perilaku yang mungkin terkait dengan pengalaman masa kecil Anda.
  • Menerima bahwa situasi tersebut memang terjadi.
  • Memahami pelajaran dan hikmah yang diperoleh dari situasi tersebut.
  • Melepaskan diri dari ‘luka’ itu dan memaafkan.
  • Menerima dan mencintai diri Anda seutuhnya.

Pada akhir sesi, Anda akan dipandu mengikuti meditasi Inner Child Healing Meditation yang dirancang khusus untuk terkoneksi dan memulihkan inner child Anda. Meditasi ini akan membantu Anda mengakses emosi yang terpendam dan mendorong penyembuhan.

Untuk mengikuti sesi Inner Child Healing ini tersebut, Anda dapat mendaftarkan diri di Jivaraga.com atau WhatsApp ke +62-811-8881-1338. dengan beberapa pilihan paket registrasi, antara lain:

  • Per kelas: Rp200.000
  • First Timer: Rp290.000 (untuk tiga kelas, valid untuk satu minggu awal)
  • Unlimited Package: mulai dari Rp1.080.000/bulan

Mengenali dan merangkul inner child dapat membantu kita menyembuhkan luka masa lalu, mengatasi emosi yang terpendam, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara menyeluruh.